Tunangan

171 101 17
                                    

***

    Pagi itu masih cukup gelap karena jam masih menunjuk pukul 05.03 subuh. Meysha terlihat mondar-mandir di dalam kamarnya sambil menggigit jari. Rasa gugup dan khawatir terus mengusik dirinya.

      Aduhh, gimana ini! Kalau dia tau gimana?

   Meysha masih tidak bisa berdamai dengan pikirannya. Rasa takut jika Arsen mengetahuinya membuat gadis itu merasa gelisah.

  Tokkk tokk tokkk...

   "Sayang, boleh mama masuk?" seru Viona dari luar kamar membuyarkan lamunan Meysha.

  "Iyaa, mah. Masuk aja" sahutnya. Viona pun meraih gagang pintu dan membukanya perlahan.

  "Kenapa sayang? Kok belum siap?" tanya Viona melihat putrinya dengan raut wajah bingung.

  "Kenapa mukanya gitu?" tanyanya kembali melihat wajah putrinya yang tampak gelisah.

  "Aku khawatir mah!" katanya membuat Viona mendekat dan meraih pundak putrinya lalu dibawa duduk di tempat tidur.

   "Khawatir mau tunangan sama Areza?" Viona menatap lekat putrinya.

   "Bukan itu, Gimana kalo Arsen tau? Dia pasti kecewa sama Mey!" katanya dengan wajah sendu.

    Viona menyandarkan kepala Meysha dipundaknya. "Mey, terkadang kita harus membuat pilihan dalam hidup kita. Memang sakit rasanya harus berpisah dengan orang yang sangat kita cintai. Tapi ingat, hidup ga boleh stuck disitu-situ saja. Semuanya udah diatur sama yang diatas, mengganti yang baik dengan yang lebih baik!" Viona mengusap kepala putrinya dengan lembut. Dia tau betul bahwa putrinya sangat mencintai Arsen, tapi ini adalah jalan yang terbaik untuk putrinya.

   "Udah ya, kamu mandi gih! Habis itu make up. Mua nya sudah nunggu tuh di ruang tengah" ujar Viona. Meysha mengangguk lalu berdiri dan melangkah masuk ke kamar mandi.

   "Maafin mama, Mey. Tapi ini yang terbaik buat kamu" Viona mengusap bulir air mata yang menetes dipipinya.

   Viona beranjak dan keluar dari kamar putrinya. Rasa iba pada putrinya membuat dadanya terasa sesak. Tapi bagaimana pun pertunangan Meysha dengan Areza, putra sahabatnya Fafa harus tetap dilakukan.

***

   Acara pertunangan Areza dengan Meysha diselenggarakan disalah satu gedung di Jakarta. Tentu saja gedung ini bersifat private. Dan yang menghadiri acara ini hanyalah keluarga besar dari kedua belah pihak. Ada juga beberapa orang dari teman Farel dan Gilang.

   Acara ini memang dilakukan secara private, karena mereka merahasiakan ini dari pihak sekolah dan juga teman-teman mereka. Bahkan para tamu dilarang keras untuk meliput dan memotret acara itu.

   Areza kini sudah berada disana bersama dengan papanya dan juga pamannya. Daren Bramasta, Ayah dari sepupunya Raydensa Maheswara.
Benar, Rayden juga menghadiri acara itu.

   Mengenakan jas berbahan satin berwarna biru dan celana bahan berwarna hitam membuatnya terlihat begitu tampan.

   "Ekhem, calon lo mana?" tanya Rayden kemudian berdiri di sebelah sepupunya.

   "Ga tau!" balasnya dingin.

   "Yaelah, Rez. Senyum dikit ngapa, udah mau tunangan juga!" katanya tak habis pikir dengan ekspresi datar yang terus menempel di wajah sepupunya itu.

Lo Punya GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang