Guru Tutor

43 21 14
                                    

***

Meysha keluar dari lapangan indoor bersama teman-temannya. Begitu juga dengan Areza yang baru saja selesai dengan rapatnya dengan para anggota OSIS lainnya.

Ting!!

Meysha merogoh kantongnya untuk mengambil ponsel. Gadis itu membuka room chatnya dan melihat chat masuk dari Areza.

Benar, Meysha sudah mendapatkan nomor cowok itu dari Fara, sahabatnya...

Kulkas : parkiran!

Meysha : iya sabar elah, baru juga keluar gue!

Read...

Meysha : lo sendiri kan?

Meysha : jangan sampai ada yang liat!

Kulkas : bawel

Meysha : heh, ini tuh biar ga ada gosip aneh-aneh! Jadi gue harus mastiin!

Read...

Sialan emang si kulkas ini!

Meysha berjalan menyusuri lobby sekolah menuju parkiran. Meysha tetap was-was, karena takutnya ada yang memata-matainya.

"Semoga aja ga ada yang liat." katanya sambil celingukan melihat sekitar.

"Ayo!"

"Eh kodok!" latahnya kaget mendengar suara Areza.

"Ngapain sih?" tanyanya datar sambil membenarkan helm di kepalanya.

"Kepo lo!" sinisnya membuat Areza mendelik kecil.

"Udah ayo, keburu rame!" katanya yang masih was-was. Areza menggeleng-geleng kecil, pusing sendiri melihat tingkah Meysha yang sudah seperti mata-mata yang mengawasi targetnya.

Areza menyerahkan helm kepada Meysha,"Nih pake."

Meysha segera meraih helm itu dari tangan Areza.

"Minimal pakein, lah" sindir nya pelan sambil melirik Areza. Cowok itu melirik nya dan mengangkat sebelah alisnya.

"Mau?" tanyanya datar.

"Hah? Mau apa?" tanya Meysha dengan mata yang sudah membulat sempurna. Dia tak menyangka cowok itu mendengar ucapannya.

Areza mengerling dan meraih kembali helm dari tangan Meysha dan memakaikan helm itu padanya. Meysha tertegun dan jantungnya seakan berhenti berdetak.

Meysha hanya bercanda, tapi Areza benar-benar melakukannya. Gadis itu mencoba untuk tenang dan mengendalikan perasaannya yang terasa aneh.

Tanpa mereka ketahui, ada yang menyaksikan hal itu dari kejauhan. Tangannya mengepal dengan rahangnya yang mengeras. Perasaan marah dan benci membuat matanya memerah.

"Udah, ayo naik!" Areza menaiki motornya terlebih dahulu.

"Y_ya?"

"Naik" sahutnya datar.

Lo Punya GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang