Enjoy ~
.
.
.
__•••🐣•••__
Oliv sedang duduk di gazebo dengan Mia yang menemaninya.
"Mama aaa~" membuka mulutnya lebar-lebar agar sang mama segera menyuapinya kembali.
Mia menurut, menyuapi Oliv dengan telaten. Sekarang Oliv makan dengan nasi, ayam dan wortel yang dia sembunyikan di dalam nasi agar Oliv mau memakannya. Awalnya dirinya merasa tidak yakin, namun ternyata itu berhasil, jika dilihat dari Oliv yang sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sedang memakan sayur.
Oliv makan dengan begitu lahap, andai saja dirinya tau kalau sekarang Mia menyuapinya dengan sayur, sudah pasti Oliv akan memuntahkannya. Oliv itu tidak suka sayur, anti dengan yang namanya sayur entah kenapa.
"Mama tinggal disini?" Tanya Oliv penasaran.
Mia terdiam sebentar "iya nona, saya tinggal disini. Saya tinggal sendiri di rumah, itu sebabnya saya menetap disini" jawab Mia dengan sedikit bingung.
Oliv mengangguk mengerti "mama jangan belsedih.. Oliv selalu belsama mama~" memeluk sang mama berharap bisa menenangkan hati mamanya yang sedang bersedih.
Mia membalas pelukan Oliv, mencium pipi Oliv sekilas. Dirinya begitu menyayangi nona kecilnya ini, dia berharap agar keluarga nona kecilnya sadar akan kesalahan mereka.
"Mama Oliv mau makan lagi, belum kenyang Oliv ini" ujarnya dengan mendongak, dia masih dipeluk oleh Mia.
Mia tersadar dan melanjutkan menyuapi Oliv. Sesekali dirinya akan membersihkan remahan remahan nasi dan ayam pada pipi dan mulut Oliv. Lihatlah, walaupun Oliv disuapi saja masih berantakan, bagaimana jadinya jika Oliv makan sendiri, bisa-bisa nasinya akan jatuh semua daripada masuk ke dalam perut.
Tapi tak ayal dirinya merasa begitu gemas dengan nona kecilnya yang masih saja terlihat seperti bayi. Tingkah laku dan cara berfikir nona kecilnya masih sangat polos, persis seperti bayi.
"Sudah kenyang sekalang Oliv mama" mendorong sendok yang disodorkan Mia tanda dirinya tidak menginginkan suapan lagi.
"Ini tinggal dua suap lagi padahal nona" Membuat wajah sesedih mungkin agar nona kecilnya percaya.
"Mau mau mau... Oliv mau habisin nasinya.. jangan sedih mama" mengambil alih piring dan sendok yang dipegang Mia, lalu mencoba menyuapi dirinya sendiri makan.
Pluk
Oliv diam dengan menatap kearah Mia yang juga sedang menatapnya. Melirik ke bawah, disana sendok beserta nasi yang Oliv ingin masukkan ke dalam mulutnya malah terjatuh.
"Yah~ jatuh mama" lesunya.
"Hahah anda sungguh lucu nona, tidak papa.." sudah dirinya duga, pasti ini akan terjadi jika Oliv akan makan dengan tangan sendiri tanpa bantuan.
"Kenapa teltawa mama" pekik Oliv karena merasa kesal di tertawakan. Ini itu tidak di sengaja, jadi tidak boleh di tertawakan.
Mia langsung saja menghentikan tawanya. Wajah Oliv sekarang terlihat begitu menggemaskan. Alisnya menukik tajam pertanda dirinya sedang marah, matanya yang melotot yang masih terkesan polos dan bibirnya yang mencebik lucu. Sungguh, Oliv begitu menggemaskan. Mia dengan tanpa ampun mencium wajah Oliv bertubi-tubi.
Oliv kesal, dirinya sekarang sedang marah, kenapa mamanya ini tidak peka.
Plak
Oliv memukul pelan bibir Mia berharap pukulannya itu tidak kuat tapi bisa membuat Mia kesakitan. Bagaimana konsepnya sih:)
Mia langsung berhenti mencium Oliv, sekarang dirinya lagi-lagi dibuat gemas dengan tatapan tajam yang dikeluarkan Oliv. Bukannya seram tapi itu terlihat seperti bayi kucing yang sedang merajuk karena tak di beri makan.
Tapi demi nona kecilnya, Mia sengaja membuat raut wajah ketakutan agar Oliv merasa senang.
"Kenapa cium cium Oliv. Oliv lagi malah tidak boleh cium cium.. sudah tadi teltawakan Oliv, sekalang cium cium Oliv banyak banyak" marahnya.
"Maafkan saya nona.. tolong jangan marah, saya merasa takut" menunduk untuk mendalami perannya. Padahal dalam hati, Mia sedang tertawa lucu dengan apa yang dirinya lakukan.
Oliv mengangguk, rencananya berhasil untuk menakuti sang mama. Nanti dirinya akan melakukan ini ketika ada orang yang berani mengganggu nya.
"Tidak pellu takut mama~ Oliv sudah belhenti malah ini.." Mia mengangguk dan kembali mengangkat pandangannya.
"Baiklah sekarang waktunya nona tidur siang" mengangkat Oliv kedalam gendongan nya dan berjalan masuk.
"Tapi Oliv belum ngantuk mama, belum mau tidul sekalang" mengapit pipi Mia agar menatap balik dirinya.
"Tidak bisa, anda harus tetap tidur"
"Tidak mau Oliv mama"
"Tidak, harus tetap tidur"
"Tidak mau.. tidak mau.. pokoknya" keras kepala sekali Oliv.
Mia diam tak merespon, dirinya sedang membuatkan susu untuk Oliv agar cepat tertidur. Memasukkan dot tersebut kedalam mulut Oliv. Oliv diam tak mau menyesap dot tersebut.
"Kenapa?" Heran Mia.
Melepas dotnya "mau lasa stlobeli bukan coklat mama" ujarnya dengan memberikan kembali dot tersebut pada Mia. Mia mengangguk mengerti sekarang.
Membuat ulang susu untuk nona kecilnya yang mungil semungil anak kucing nakal. Ternyata ada saja yang membuatnya gemas sekaligus kesal dengan Oliv.
Memberikan botol dot yang sekarang diterima baik oleh Oliv. Oliv diam menyedot susunya dengan rakus. Lama kelamaan matanya menjadi sayu, Oliv mengantuk, dirinya ingin tidur sekarang. Memejamkan matanya dan terlelap.
Mia hanya menghela nafas panjang, akhirnya batin Mia saat melihat Oliv yang sudah tertidur.
__•••🐣•••__
Hay aku kembali ~
Gimana suka gak? Ini aku lelah bet dah mikir.. tiba-tiba aja otak aku kosong gak tau mau bikin alurnya pegimana😫
Awas aja vote sama komennya makin dikit, nanti aku gak up lagi😡
Jangan lupa vote nya sama komennya dibanyakin dong~(*ᴗ͈ˬᴗ͈)ꕤ*.゚
Ini udah lumayan banyak atau terlalu sedikit part nya? Kasih tau aja, nanti kalo terlalu banyak aku kurangin, kalo dikit aku banyakin🤗
ദ്ദി(˵ •̀ ᴗ - ˵ ) ✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Short Story"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...