Vito 2

508 44 0
                                    

๋࣭ ⭑

Setelah semalam bertemu dengan Bimo, Naru masih tak bisa percaya bahwa mereka bertemu dengan cara seperti itu.

Hari ini Naru datang bekerja sedikit terlambat. Perasaan tak enak seolah menghantui sepanjang pagi, membuatnya merasa ada sesuatu yang akan terjadi.

"Halo, mau pesan apa, Kak?" tanya Naru dengan senyum tipis pada pelanggannya.

"Saya pesan matcha latte satu, Mas," jawab pelanggan dengan cepat.

"Baik, ada lagi?"

"Hm... sama cheese cake dua, ya. Itu aja."

"Baik, mohon ditunggu ya, Kak."

Namun, 20 menit kemudian, saat Naru menyajikan pesanan, ia tak sadar telah membuat kesalahan.

"Ini, Kak, pesanannya," ujar Naru sambil menyodorkan minuman dan kue.

"Mas, saya pesan matcha latte, bukan ice americano. Dan cake-nya juga salah, saya minta cheese cake, bukan matcha cake," keluh pelanggan dengan nada tak sabar.

"Oh, maaf, Kak. Maaf banget, saya salah. Saya ganti sekarang ya," jawab Naru dengan gugup.

"Mas, fokus dong! 20 menit saya nunggu, dan malah salah semua. Saya juga ditunggu teman saya. Yang sibuk bukan cuma Mas, tapi saya juga. Jadi udah nggak mood tau gak," kata pelanggan sambil melirik arlojinya dengan kesal.

"Eh, ada apa ini?" tanya Mbak Diah, rekan kerjanya, yang datang dari belakang dan menyadari situasi tidak menyenangkan itu.

"Mbak, tolong bilangin temennya ya, kalau lagi kerja itu fokus. Banyak pelanggan lain yang juga nunggu," ucap pelanggan dengan nada merendahkan.

Naru bungkukkan kepalanya sedikit sebagai tanda minta maaf. "Sekali lagi, saya minta maaf, Kak. Saya akan buatkan ulang sekarang."

Setelah membuat ulang pesanan, Naru merasa marah pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia melakukan kesalahan sepele seperti ini?

"Ini, Kak, pesanannya. Sekali lagi, mohon maaf ya," kata Naru saat menyerahkan pesanan yang sudah benar.

"Oke," jawab pelanggan sambil memeriksa pesanannya.

"Totalnya semua jadi 90 ribu ya, Kak," ujar Naru dengan tenang.

"Loh? Kok saya bayar?" tanya pelanggan, membuat Naru kaget.

"Maaf, Kak?" Naru tertegun, merasa ada yang tak beres.

"Kan tadi Mas yang salah buat pesanan saya, dan saya juga harus nunggu lagi. Jadi, ya Mas yang ganti rugi dong semuanya," ujar pelanggan dengan nada menuntut.

Mbak Diah yang menyaksikan kelakuan aneh perempuan itu mulai merasa curiga dan tak ambil diam. Ia tarik Naru ke belakang dan maju untuk menghadapi pelanggan itu.

"Heh! Lo di sini beli, jadi jelas harus bayar. Kalo anak gua salah, kita udah ganti pesanannya sesuai permintaan lo, bukan berarti dia harus ganti duitnya juga. Itu nggak masuk akal," ujar Mbak Diah dengan tegas.

Pelanggan itu terkejut, merasa malu karena dihadapkan dengan fakta dan ditatap oleh pengunjung lain. Cepat-cepat ia mengeluarkan uang dan membayar sebelum pergi dengan wajah merah.

Naru terkejut dengan bagaimana Mbak Diah membela dirinya, dan perasaan bersalahnya sedikit berkurang. Namun, insiden itu membuatnya semakin merasa bahwa hari ini memang penuh dengan hal-hal yang tak menyenangkan.

Setelah perempuan itu pergi, Naru masih terpaku, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dia merasa campuran antara malu, marah, dan terima kasih kepada Mba Diah yang telah membelanya.

marry a rich man | minwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang