Pertemuan

489 36 0
                                    

๋࣭ ⭑

Setelah selesai bekerja, Naru melangkah keluar dari toko dan melihat Bimo sudah menunggunya di depan. Ternyata, Bimo datang lebih awal, satu jam sebelum Naru selesai. Naru memerhatikan Bimo yang mengenakan pakaian kerjanya yang biasa, tapi hari ini terlihat lebih rapi dan... lebih tampan dari biasanya?

Naru mendekat dan menyapanya dengan senyum. "Sore, Pak."

"Sore, Naru. Sudah selesai kerja?" Bimo membalas dengan nada ramah.

"Sudah, Pak. Tapi, maaf, saya mau tanya sesuatu," Naru ragu-ragu sejenak sebelum melanjutkan, "Kenapa hari ini Bapak terlihat lebih rapi, ya? Lebih dari biasanya?"

Bimo tersenyum tipis, seolah sudah menduga pertanyaan itu akan muncul. "Saya sudah duga kamu akan menyadari perubahan saya. Nanti kamu akan paham. Sekarang masuk dulu ke mobil."

Naru mengernyit, penasaran. "Kita mau kemana, Pak?"

"Ikut saja, nanti kamu akan tahu," jawab Bimo singkat, tapi meyakinkan.

Naru akhirnya mengikuti Bimo masuk ke mobil tanpa banyak bertanya lagi. Entah apa yang direncanakan Bimo, tapi Naru merasa ada sesuatu yang istimewa hari ini.

Mobil berhenti di depan salah satu mall besar di kota. Naru menoleh ke arah Bimo, bingung. "Loh, kenapa ke mall, Pak? Bapak mau ngapain?"

Bimo hanya tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Ikut saya saja, Naru. Nanti kamu akan mengerti."

Naru ingin protes, tapi ia tahu Bimo bukan tipe orang yang gampang menjelaskan segalanya. Jadi, ia hanya bisa menghela napas dan mengikuti, berharap segera tahu apa yang sedang terjadi.

Mereka berdua memasuki mall dan langsung menuju salah satu toko pakaian. Bimo dengan tegas memberi instruksi kepada staf di sana untuk memberikan perhatian khusus pada Naru, meminta mereka membantu Naru mencoba berbagai pakaian.

Naru tertegun, jelas terkejut dengan apa yang dilakukan Bimo. Ia tidak pernah menyangka Bimo akan melakukan sesuatu seperti ini untuknya. Dengan kebingungan yang belum hilang, Naru mulai mencoba satu demi satu pakaian yang diberikan staf. Setiap kali ia keluar dari ruang ganti, Bimo memerhatikan dengan seksama, namun belum ada satu pun yang tampak memuaskannya.

"Pak, saya capek..." keluh Naru setelah mencoba entah berapa pakaian, rasa lelahnya mulai terasa jelas. Namun, Bimo tetap tenang.

"Tinggal satu set lagi, saya janji ini yang terakhir," jawab Bimo sambil tersenyum tipis, mencoba meyakinkan Naru agar bertahan sedikit lebih lama.

"Pak, sebenarnya Bapak mau ngapain sih?" tanyanya, suara lelah bercampur penasaran.

"Ikuti saja, Naru," jawab Bimo dengan suara yang sedikit lebih lembut dari biasanya. "Tolong pakai yang ini, tapi celananya ganti dengan yang coklat, ya."

Naru menghela napas, memutuskan untuk menurut meskipun rasa penasarannya semakin menggebu-gebu. Dengan langkah pelan, ia kembali ke ruang ganti, berharap kali ini benar-benar yang terakhir.

Naru membuka pintu ruang ganti dan melangkah keluar, berharap ini benar-benar akan menjadi pakaian terakhir yang harus dicobanya. Namun, yang membuatnya bingung adalah Bimo tidak segera memberikan respon seperti biasanya. Ia hanya menatap Naru dari atas hingga ke bawah, matanya meneliti setiap detail pakaian yang dikenakan Naru.

marry a rich man | minwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang