Makan Malam

479 40 4
                                    

๋࣭ ⭑

Kehidupan Naru semakin berjalan dengan normal, tanpa gangguan lagi dari ayahnya atau Sofia. Kadang-kadang, Naru bertanya-tanya ke mana ayahnya pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Ia sempat berpikir, mungkinkah ini semua karena Bimo?

Meskipun hutang pada Sofia sudah lunas, Naru tetap bekerja sebagai guru les, meski hanya saat libur atau di waktu senggang. Tanpa juga disadari, pernikahannya dengan Bimo sudah hampir berjalan empat bulan. Semua tampak normal, dan Bimo benar-benar mengikuti semua kesepakatan dalam kontrak mereka.

Siang itu, shift Naru hampir selesai. Saat sedang bersih-bersih untuk bertukar shift, ia tak sengaja melihat Bimo duduk di kafe, dekat jendela. Menyadari kehadiran Bimo, Naru mendekat.

"Pak Bimo? Maaf, bapak ke sini, ada yang bisa saya bantu?" tanya Naru.

"Oh, Naru, pas sekali. Duduk sini," ujar Bimo sambil menepuk kursi di depannya. Bimo tersenyum. "Tapi sebelumnya, maaf kalau saya mengganggu waktu kerja kamu ya."

Naru menggelengkan kepalanya. "Enggak kok, enggak ganggu. Saya udah selesai, tinggal pulang aja. Ngomong-ngomong, ada yang bisa saya bantu?"

"Naru, maaf, malam ini kamu ada waktu senggang?"

Naru terdiam sejenak. "Maaf, Pak, kebetulan saya ada jadwal ngajar hari ini."

Bimo tampak berpikir sejenak sebelum menjelaskan. "Bunda tadi siang mengabari saya. Dia ingin mengundang kita makan malam dan bertemu teman-temannya."

"Hah?! Malam ini, Pak?" Naru terkejut.

"Maaf, saya tahu ini mendadak, tapi saya bingung bagaimana menolaknya. Jadi, saya terima ajakannya. Kamu bisa?"

Naru terdiam lagi, berpikir. Jika ia membatalkan kelasnya hari ini, apakah orang tua Zidan akan mengizinkan?

"Karena ini dadakan banget, saya belum bisa kasih jawaban sekarang, Pak. Saya harus minta izin dulu ke orang tua murid saya."

Bimo mengangguk. "Tentu, silakan."

Naru mengambil handphonenya dan mencari kontak orang tua Zidan. Setelah menemukannya, ia langsung menghubungi mereka untuk meminta izin.

"Ah, iya, Tante, maaf Naru izin tidak mengajar Zidan dulu hari ini, ya."

"Baik, terima kasih, Tante. Salam untuk Zidan."

Bimo memperhatikan Naru dengan saksama saat ia berbicara di telepon. Ketika Naru selesai, ia menatap Bimo.

"Saya bisa, Pak. Tapi, Vito ikut, kan?"

"Tentu, kunci makan malam ini adalah kamu dan Vito," jawab Bimo sambil tersenyum.

Naru tersipu malu mendengar jawaban Bimo.

"Kalau sudah selesai, mau pulang bareng?" tawar Bimo.

"Bapak nggak ke kantor lagi?"

"Tidak, saya sudah selesai."

"Hm... Boleh deh. Saya ambil tas dulu, ya, Pak."

•••

Sore itu, semuanya sudah siap. Naru, Vito, dan Bimo tampak benar seperti keluarga bahagia, mengenakan pakaian yang serasi dan terlihat sangat lucu bersama.

"Sudah siap?" tanya Bimo.

"Sudah, Vito juga siap?" Naru menoleh ke Vito.

"Siap!" Vito menjawab dengan semangat, membuat Naru tersenyum.

Naru mengikuti Bimo dari belakang sambil menggendong Vito. Mereka bertiga masuk ke mobil dan bersiap untuk berangkat.

"Pak, kita sempat gak kalau mampir ke toko kue sebentar?" tanya Naru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

marry a rich man | minwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang