1

65.1K 144 0
                                    

Pov Malia Rosa

Kopi, aku sangat menyukai minuman ini, americano, coffee latte, capuccino, semua yang ada kopinya aku suka, mungkin ini karena kebiasaan papa dirumah yang sering menawarkan padaku kopi yang sedang papa minum.

"Lia .mau peaan apa?"tanya temanku, nana.
"Latte aja"
"Ok, nana pesan dulu yaa..", nana gadis cantik blasteran yang sangat polos, temanku baruku dikampus ini.

Kami berkenalan saat awal masuk kuliah dan baru baru ini aku terkejut setelah tau dia sudah menikah dengan pria yang sangat tampan tapi usianya jauuh lebih tua.

"Hei..melamun aja, ini lattenya" nana memberikan minuman itu kedepanku.
"Makasih yaa..nanti pulang sama siapa?aku antar ya?"
"Nggak usah, nana dijemput sama paksu?"
"Iya iya..yang udah punya suami, kalau gitu kamu kirim pesan jemput disini, aku tungguin sampai paksu kamu datang"

"Ok",setelah lewat setengah jam menunggu akhirnya nana dijemput oleh suaminya.

"Terimakasih sudah jaga nana"kata pak abian suami nana.

"Biasa aja pak..bye nana",
"Bye lia" setelah mereka pulang akupun menaiki mobilku pulang kerumah, ini sudah hampir malam,  pasti papa dan mama sudah dirumah, aku jadi malas pulang kerumah.

Sampai dirumah, aku melihat pemandangan yang buat aku tidak betah dirumah, mama dan papa yang sedang duduk bermesraan. Muak aku melihatnya, alasannya karena aku mencintai papa..entahlah mungkin aku sudah gila, mencintai papaku sendiri.

"Ekhem..papa..mama.."
"Kakak..kenapa pulang telat?"tanya mama, ahh mama kalau saja mama tau alasannya.
"Tadi ke cafe sama nana", aku lihat papa diam saja melihatku dengan tajam, aku tau papa marah karena aku pulang telat tapi dia menahan memarahiku.

"Lain kali kasih kabar kalau kakak mau pulang telat"ucap papa datar, aku tak menjawab papa hanya memandangnya, papa yang terlihat masih tampan diusianya empat puluh dua tahun tapi terlihat diusia tiga puluhan seperti aktor korea, mata sipitnya yang tajam, badannya yang walaupun tidak kotak kotak tapi masih terlihat fit dan berotot.

"Lia masuk kamar dulu", aku berjalan menuju kamar. Aku duduk diujung ranjang, memikirkan apa yang harus kulakukan dengan perasaan ini.

Aku sadar mencintai papa lebih dari orang tua saat umurku delapan belas tahun, pagi saat ulang tahunku papa masuk kekamarku memberikanku bunga dan mengecup keningku lama.

Kecupan itu entah kenapa membuat hatiku berdesir berbeda, jantungku serasa berdebar dengan kencang.

Setelah itu saat aku berdekatan dengan papa, aku akan salah tingkah sendiri, dan saat aku melihat papa dan mama entah kenapa aku tidak suka, aku cemburu, aku kesal melihatnya, akhirnya aku menyadari kalau aku mencintai papa sebagai seorang lelaki gila..aku memang gila, seharusnya aku sudah ada dirumah sakit jiwa sekarang.

Saat itu aku menjauh dari mereka dan bersikap keras menutupi perasaanku.
Tapi saat ini aku ingin berubah, aku ingin menggapai hati papa..entah nanti papa akan membuangku atau bahkan membunuhku kalau aku mendekatinya biarkanlah..aku ingin ada disampingnya bukan mama.

Tok..tok..tok..

"Lia..ini papa, boleh papa masuk?"suara papa diluar mengagetkanku.
"Sebentar papa" aku membuka baju kemeja yang kupakai dan menyisakan tanktopku lalu membuka pintu.

Papa melihatku terkejut tapi berusaha menetralkan ekspresi wajahnya.
"Ekhem..papa boleh masuk?"
"Masuk aja papa"saat papa masuk aku menutup pintu kamarku.
"Ada apa pa?"
"Kakak..papa dan mama ada salah sama kakak, sudah lama sekali kakak bersikap dingin sama kami, kalau kakak ada masalah atau kami ada salah kakak bicarakan  jangna dipendam sendiri, papa bukan nggak sadar perubahan sikap kakak"
"Kakak nggak ada masalah papa"
"Kakak bilangnya nggak ada masalah tapi ini sudah dua tahun kakak nggak perduli dengan papa dan mama".

Aku sudah menangis, papa tidak pernah memarahiku seperti ini.
"Maafin lia pa, lia janji nggak akan seperti ini lagi, lia akan berubah. Selama ini lia cuma stres aja sama masalah kuliah"ucapku beralasan.
"Kakak jangan nangis..papa nggak bisa lihat kamu nangis", papa memegang kepalaku dikedua sisi, jari jarinya menghapus air mataku.

"Lihat papa sayang, papa nggak marah sama kakak, papa hanya rindu dengan kakak yanh selalu manja sama papa, pap rindu kamu yang melihat papa dengan mata indah kakak" kata papa, mendekatkan kening kami, aku dapat merasakan deru nafas papa diwajahku, bibirnya sangat dekat dengan bibirku.

"Maafin lia paa"jawabku, ingin aku menyatukan bibir kami,tapi aku belum berani, papa mengecup keningku, jantungku berdebar kencang..papa i love youu.

Aku memeluk papa erat, sengaja kutempelkan dadaku pada papa, berharap papa dapat merasakannya.
"Kesayangan papa akhirnya kembali"papa memelukku sambil menggoyangkan badan kami kekanan dan kiri.
"Kakak sayang papa..mmuaachh...muacch..muach"kuciumi seluruh wajahnya dari kening, pipi dan terakhir dibawah rahangnya.

"Papa sayang kakak..mmuacch"papa mencium pipiku.
"Sekarang kakak mandi, terus kita makan bersama,sudah lama kakak nggak makan sama papa dan mama"
"Ok..papa gendong kakak sampai depan kamar mandi" papa menggendongku kekamar mandi yang tak jauh dari tempat tidurku, "papa senang kamu manja seperti ini sama papa, honey"

"Kakak juga pa"aku memeluknya erat.

Saat aku turun kebawah aku melihat papa dan mama sudah duduk dimeja makan.
"Sini kak, duduk dekat papa, mau papa suapin?"ucap papa.
"Sama mama aja kak..sini duduk dekat mama", aku melihat mama lalu memeluk mama dari belakang dan mengecup pipinya, "kakak sayang mama tapi malam ini kakak mau sama papa"
"Iya..iya..mama senang kita sudah kembali seperti dulu, semoga keluarga kita bahagia terus seperti ini", aku dan papa hanya mengangguk.

Aku mendekatkan kursi dan duduk disamping papa, paha kami saling menempel, malam ini aku sengaja memakai baju kaos kebesaran dan hotpants, karena papa juga memakai celana pendek bisa kurasakan sentuhan kulit kami.

"Kakak mau udang asam manisnya?"
"Mau pa..sekalian sama capcaynya", papa mengambil makanan yang aku minta, lalu kami makan sepiring berdua, papa menyuapiku.

Setelah makan mama mengajak untuk duduk di gazebo dibelakang rumah, mama memotong buah untuk dimakan.

Aku..aku menggunakan kesempatan ini untuk merayu papa, aku duduk dipangkuannya.
"Mah..kakak boleh kan duduk dipangkuan papa?"tanyaku pada mama.
"Ya nggak boleh dong, anak gadis udah besar nggak boleh gitu"
"Please sekali ini aja ya ma..paa..kakak rasanya kangen banget sama papa", mama melihat papa lalu membuang nafas kecil.

"Ok..tapi besok besok nggak boleh lagi"
"Yeahh..makasih mama"aku langsung duduk di atas kaki papa yang duduk bersila.
"Aww..kalau gini kaki papa yang sakit kak..coba bangun dulu duduknya didepan papa", papa lalu melebarkan kakinya dan aku duduk didepan papa, papa dibelakang memelukku, kepalanya ditarih diatas kepalaku.

"Jadi gimana kuliah kakak?"tanya mama.
"Lancar ma, ini kan udah masuk semester empat jadi kakak nggak ngambil banyak matkul" kataku sambil makan buah mangga yang dipotong mama.

"Mama gimana, jadi pindah ke rs lain?"tanyaku, aku memegang tangan papa dan memindahkannya keperutku.
"Menurut papa nggak usah ma, jauh itu rs nya"usul papa, mamaku bekerja sebagai perawat dan papaku seorang dosen dikampusku.

Aku merasakan papa mengelus perutku, jantungku berasa tidak karuan, seakan kupu kupu bertebangan diperutku.

"Mama liat dulu kondisinya nanti". Tak terasa kami sudah menghabiskan buah yang mama potong dan papa mengajak masuk kedalam.
"Mama bawa piring ini kedapur dulu, papa duluan aja", aku dan papa jalan bergandengan tangan menuju kamarku.

"Pahh..temani kakak tidur ya, papa jangan pergi dulu sebelum kakak tidur", papa melihatku aneh tapi tetap mengganguk. "Kakak sikat gigi dulu pah..jangan kemana mana", aku dengan cepat menyelesaikan urusanku dikamar mandi.

"Papah.."aku memeluk papa, papa yang tidak siap jatuh tertidur diranjang, aku naik keatas papa dan memeluknya. "Kakak sayang papa..muachh"kucium rahangnya.
"Papa juga sayang kakak" kami saling berpandangan, "Sekarang kakak turun dulu biar bisa tidur"ucap papa tapi papa tidak melepaskan pelukannya dipinggangku.

"Hmm..pahh.."
"Apa honey?"
"Kakak mau tidur papa peluk malam ini"
"Hmm..sini pindah dulu"papa melepaskan pinggangku agar aku bisa tidur disamping papa diatas lengan papa, papa mencium keningku "selamat malam honey"

Kupeluk papa lebih erat, kuletakkan kakiku diatas badan papa, "selamat malam papa"

Malam ini aku tidur dengan perasaan bahagia luar biasa.

I Love You, PaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang