2

40.3K 116 0
                                    


Pov Malik rahardian

Aku dengan pelan melepaskan pelukan putriku setelah lia tidur, aku sangat senang dia kembali menjadi putri yang selalu manja padaku, dua tahun belakangan lia selalu dingin dan cuek, dia tidak membantah tapi juga tidak menyahut hanya diam dan menyendiri. aku melihat wajah cantiknya, kesayanganku, kuciumi seluruh wajahnya. Gila..tapi aku merasakan perasaan yang salah ini sejak setahun lalu, saat lia sakit dia tidak sadar dan memelukku dari belakang mengucapkan kata "aku mencintaimu"

Aku tak tau itu diucapkan untuk siapa, tapi saat itu aku merasa marah jika kata itu diucapkan bukan untukku, aku benar benar sudah gila karena ingin dia mengucapkan itu untukku.

Keluar dari kamar lia aku masuk kekamar ku, "sudah tidur kakak pa?"tanya linda istriku.

"Sudah ma, tadi dia minta papa temani"

"Aneh sekali anak kita ya pah hari ini,tiba tiba dia berubah"ucap istriku yang kini sedang tiduran diranjang.

"Yahh namanya anak muda, jiwanya labil yang penting kita harus selalu beri perhatian, jangan sampai kakak merasa sendiri"kataku, kami memanggil nya kakak karena berharap dia punya adik tapi istriku akhirnya memutuskan tidak ingin punya anak lagi.

"Papa kekamar mandi dulu", keluar dari kamar mandi aku ingin bermain dengan linda tapi kulihat dia sudah tertidur, "Ah..padahal rudalku sudah tegang gara gara lia tadi terus gelendotan ditubuhku, gimana ini?"

"Mahh..mama"kugoyang badannya agar bangun, tapi tetap linda tidur nyenyak, terpaksa main solo.

Paginya aku bangun bersiap bekerja hari ini, kulihat linda sudah memakai seragamnya.

"Pa..mama duluan ya, hari ini ada apel, mama udah suruh si mbok buat sarapan, papa bangunin juga kakak, siapa tau dia ada kelas hari ini, bye paa", istriku berlalu pergi.

Sebelum mandi aku kekamar lia untuk membangunkannya, kulihat baju tidur lia sudah naik keatas memperlihatkan perut mulusnya, kutarik kebawah bajunya agar perutnya tertutup.

"Kakak..bangun honey.."ku elus wajahnya, "kakak..honey.."kugoyang tangannya, putriku ini memang sangat susah dibangunkan.

"KAKAK..bangunn" akhirnya aku berteriak karena sudah tidak tahan lagi kalau melihat dia tidur, aku ingin berbuat yang tidak tidak.

"Nghh..kakak mau tidur pahh"
"Kamu ada kelas hari ini?kalau ada kelas pagi cepat bangun biar berangkat sama papa"
"Kakak ada kelas jam sembilan pa, ini udah jam berapa?"
"Jam tujuh..buruan mandi"aku bangkit dari ranjang tapi lia menahanku, "gendong paa..kekamar mandi", tak kujawab langsung aku mengangkatnya, lia menyelusupkan kepalanya keleherku, kurasakan kecupan dileherku namun tidak

"Mandi sana..papa tunggu dibawah" lalu aku keluar dari kamar lia.

Kami berangkat bersama, aku mengantarnya kekampus.
Walaupun tujuan kami sama tapi selama lia masuk kuliah kami tidak pernah berangkat bersama, lia selalu menolak ikut denganku.

Didalam mobil lia menceritakan tentang sahabatnya yang menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya, bahkan sudah punya anak, sambil bercerita lia memegang tanganku yang ada di pangkuannya, lia terus memainkan jari jari ku sambil bercerita.

Aku berusaha keras mengontrol diriku agar tidak mengelus pahanya. Akhirnya sampai dipelataran kampus aku menhembuskan nafas lega.

"Kakak nanti siap jam berapa?"
"Jam tiga pa"
"Kalau gitu tunggu papa ya..papa siap jam empat hari ini, kita pulang sama sama"ucapku
"Ok papa.."lia bersiap membuka pintu mobil tapi tiba tiba dia berbalik, aku menatap lia,

"kenapa kak?"
Muuachh..lia mencium sangat dekat dengan bibirku. Aku tertegun namun kubalas mencium keningnya, lia tersenyum sangat manis.

"Bye papa" Sepanjang hari aku memikirkan sikap lia padaku, tidak mungkin lia..

Sorenya aku melihat lia duduk dibawah pohon sambil bermain hp. "Kakak, ayo pulang", lia bangun dan masuk kemobil.

"Kita langsung pulang kak?"
"Kakak mau beli buku pa, bisa kita mampir ketoko buku dulu?"
"Boleh", aku menjalankan mobil, sampai ditoko buku aku menemaninya mencari buku, setiap melihat buku lia menyandarkan badannya kebadanku yang berdiri dibelakangnya.

Aku menikmati setiap sentuhan kami, sengaja aku menunduk melihat buku yang dia tunjukkan sekalian menciumi tengkuknya, tapi sebelum terlena aku menjauhkan diriku darinya.

Setelah siap kami langsung pulang, dirumah linda istriku juga sudah pulang.
"Kalian sudah pulang, sana mandi, mama sudah siapkan makanan kesukaan kakak, ikan bakar" linda memang istri yang baik, aku tidak mungkin menghancurkan semua ini.

Hubunganku dengan putriku membaik kami jadi lebih dekat, pagi kami lalui bersama, pulang kuliah kami terkadang menonton dibioskop, dan malamnya aku menidurkan lia sampai tertidur, skinship diantara kamipun sudah tidak canggung, kadang aku mengecup singkat bibirnya saat lia mau tidur pun sudah jadi hal yang biasa.

Malam ini pun seperti biasa aku menemaninya tidur.

"Paa..sini" lia menepuk nepuk tempat disisinya.
"Malam ini papa semalam disini ya..jangan pergi, kan mama nggak pulang malam ini"
"Nggak lah, papa tetap tidur dikamar papa sendiri"
"Nggak lia gak ijinin"lia lalu memelukku dengan kuat.

"Kakak..papa mau tidur disini sama kamu tapi itu nggak boleh"
"Malam ini aja pa..boleh ya, mama nggak bakalan tau"akhirnya aku mengiyakan keinginan lia.

Lia tidur diatas lenganku, aku mengelus elus rambutnya. "Pa.."
"Hmm..kenapa kak?"
"Papa tau kalau papa itu cinta pertama kakak" kami saling berpandangan, lia lebih dulu mendekatkan bibirnya kebibirku, menempelkan bibir kami.

Aku hanya diam tak tau harus berbuat apa.
"Pa..lia cinta papa" ucap lia saat dia melepaskan ciumannya.
"Maksud kakak apa? Tolong lia jangan aneh aneh"
"Lia cuma mau papa tau, lia mencintai papa" lia mencium bibirku kembali, aku merasakan lembut bibirnya langsung membalas ciumannya aku senang ternyata kami punya perasaan yang sama, tapi sesaat logika menghampiri.

"Ummmhh..nggak kak, kita nggak boleh seperti ini, ini salah besar" aku mengakhiri ciuman kami.

"Tapi kenapa,diluar sana orang bilang cinta tidak pernah salah, kakak tulus pa, kakak juga tau papa punya perasaan yang sama kan?"
"Gilaa..segila apapun kita ingat mama kamu lia, kita nggak berhak buat menhancurkan perasaan mama kamu"
"IYA lia GILA..tapi tolong paa..terima perasaan lia"

"Kakak.hei..dengarkan papa, ini sangat salah, kamu itu masih muda hanya belum tau apa sebenarnya cinta", lia sudah menangis terisak.

"Nggak gitu pa, hikss..cium lia pa nggak salah sama perasaan ini".

Aku menghapus airmatanya dengan tanganku, kuangkat dagunya, kuciumi lembut bibir lia, kulumat bibirnya, bibir manis ini terasa berpadu demgan rasa asin airmata lia. Aku melepaskan ciumanku.

"Papa akan selau bersama kamu honey, tapi kewajiban papa tetap terhadap mama lebih dulu, lupakan yang terjadi malam ini. Besok pagi akan seperti biasa kita menunggu mama pulang. Maafkan papa, malam ini papa nggak bisa menemani kakak"

Aku lalu meninggalkan lia yang masih menangis, tidak lagi kulihat kebelakang karena kalau akau melihat lia, pastinya aku tidak akan bisa keluar dari kamar ini.

I Love You, PaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang