16

5.7K 35 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelahnya aku dengan cepat menyuruh papa keluar lalu aku mandi dan memakai baju lalu keluar dari kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelahnya aku dengan cepat menyuruh papa keluar lalu aku mandi dan memakai baju lalu keluar dari kamar.

Kulihat papa dan mama Kembali bertengkar. Papa melihatku lalu menghampiriku, “ingat hanya sepuluh hari, kalau dia mulai main fisik langsung hubungi papa”

“Iya..iya..iya…Cuma sepuluh hari sayang..papa kaya kakak mau perang aja”kataku mencoba membuat papa lebih tenang.

“Jangan bercanda kakak”. Cuppp..papa mencium pipi dan keningku.

“Apa..kamu harus terbiasa dengan hubungan kami”ucap papa yang melihat mama melototi kami.

“Sampai matipun nggak akan aku biarkan kalian bersama”jawab mama lalu keluar dengan diikuti aku dan papa.

Sebenarnya aku takut untuk ikut dengan mama, tak tau apa yang mama pikirkan saat ini karena saat datang kesini mama seperti sangat ingin membunuhku tapi sekarang malah mama ingin aku ikut dengannya.

Sekarang sudah tiga hari aku dirumah dengan mama, sampai saat ini mama masih mendiamkan aku,bahkan kami jarang bertemu.

Entah apa yang mama inginkan membawaku kesini, seseorang yang tidak ingin dia lihat.
Saat ini aku sudah mulai mengalami morning sickness, badanku selalu lemas, kerinduanku pada papa membuatku selalu tidak bisa tidur yang membuatku keadaanku makin lemah.

Aku sangat menginginkan papa memelukku sekarang.
“Ngapain duduk disitu??”tanya mama yang sepertinya baru dari luar. “Duduk aja ma”
“Kamu mau ketemu si setan itu, makanya kamu duduk diluar sini?”ucap mama saat melihatku duduk diteras.

“Nggak ma…lia Cuma”
“Halaahh…masuk kamu”. Aku menuruti mama masuk kedalam.

“Akhh…ma” aku terkejut saat mama menarik rambutku dari belakang.

“Kamu tau kenapa mama bawa kamu kesini karena aku nggak ingin kalian bersama, kamu itu anak aku, nggak akan bisa kamu lepas dari sini. Kamu udah hancurin rumah tangga aku,nggak akan pernah aku maafin kamu”

Plaaakk..

mama menamparku lalu pergi berlalu meninggalkanku. “maaf ma..tapi lia mencintai papa”batinku.

Sejak saat mama selalu memukulku atau sekedar menghina ku dan papa.

Sekarang hari kelima aku disini, papa hampir setiap detik menghubungiku tapi tidak ku angkat hanya mengirim pesan bahwa aku baik baik saja karena aku tak akan tahan kalau mendengar suara papa.

Lima hari lagi, lima hari lagi aku akan bertemu papa. Aku juga sempat mendengar mama bicara di telpon dengan seseorang tentang perceraian, sepertinya papa sudah melayangkan gugatan cerai.

Mama menangis setelah mendapatkan kabar itu lalu melampiaskan dengan menghinaku seharian.

Hueekkk…Huuek..hueeekk…hari ini sudah kesekian kalinya aku memuntahkan isi perutku rasanya lemas seklali.

Huekk…Brakkk..bunyi pintu kamarku terbuka dengan keras. Aku keluar dari kamar mandi dan melihat mama masuk kedalam kamarku.

“Kenapa kamu??jangan bilang…”mama melihat kearah perutku. “Gila kamu ya, berani beraninya kamu ha mil anak malik”.

Mama mulai menyerangku dan memukuliku, menamparku beberapa kali. “Dimana otak kamu lia..malik itu suami aku, papa kamu sen diri. Sampai kapanpun kalian nggak pernah bisa bersama”aku yang sudah lemas karena muntah muntah terjatuh dilantai namun mama tidak berhenti memukulku dan menendangku sambil menangis.

“Pleasee maa.. jangan anak aku..tolong..mama boleh pukul aku tapi jangan anak aku..please..please..”aku memohon pada mama sambil melindingi perutku saat mama yang terus memukulku.

Mama berhenti memukulku dan terduduk disampingku menangis, kami menangis bersama dengan alasan tersendiri.

Saat ini aku merasa aku tak berhak lagi meminta maaf sama mama karena aku pikir aku tak layak mendapatkan maafnya mama.

Lama kami duduk berdua terdiam,sebelum aku menjelaskan semua pada mama. “ma..lia awalnya mengagumi papa tapi semakin lia dewasa rasa itu berubah menjadi cinta,lia juga merasa takut dan jijik dengan perasaan lia makanya dulu lia sempat menjauh dari kalian tapi semakin lia menjauh semakin lia merindukan papa, lia juga nggak tau kenapa perasaan ini bisa hadir..lia minta maaf ma..maafin kesalahan lia mencintai papa”jelasku pada mama.
“bagaimana bisa kamu..”mama tidak lagi meneruskan ucapannya.

Lengkapnya ada di karyakarsa dan trakteer yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lengkapnya ada di karyakarsa dan trakteer yaa

I Love You, PaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang