𑁍ࠬܓ DESTINY⌗

299 43 22
                                    

Ini cerita Taennie yang alurnya bener bener mendadak muncul diotak. Tapi langsung ku buat, karna takut lupa.

Baca semua ya, kerena ini mengandung 3666 kata!

*
*
*
*

Pukul 06.30 pagi, aku terbangun dari tidur panjang, siap untuk memulai rutinitas olahraga pagiku di sekitar apartemen. Setelah mandi dan mengenakan pakaian olahraga yang nyaman, aku meraih botol air minum dan melangkah keluar. Udara pagi yang segar menyambutku dengan lembut, memberikan energi dan semangat untuk memulai hari baru.

Langkah-langkahku perlahan memulai perjalanan, melewati trek yang sudah sangat aku kenal. Jalan setapak ini telah menjadi bagian dari rutinitas yang setiap belokan dan tikungannya seolah menyimpan kenangan dari lari pagi yang tak terhitung jumlahnya. Dengan langkah yang berirama, aku melewati pepohonan yang rindang dan jalan setapak yang meliuk di antara taman kota. Suara burung-burung berkicau menjadi musik pengiring, membuatku semangat untuk terus berlari.

Setelah beberapa kilometer berlari, aku memutuskan untuk mengambil istirahat sejenak di bangku taman yang sudah menjadi tempat favoritku. Aku duduk di sana, menikmati sebotol minuman dingin, sembari mengatur napas. Udara pagi yang segar memberikan sensasi menenangkan, mengusir lelah setelah berlari beberapa kali tikungan.

Namun, ada sesuatu yang terasa kurang disini. Minggu-minggu sebelumnya, selalu ada seorang anak laki-laki yang duduk di sini, bahkan sebelum aku datang. Dia akan duduk diam dibangku ini dengan matanya terpaku ke arah trek tempatku berlari, seolah menunggu kedatanganku. Setiap kali aku tiba, dia akan menatapku senang. Lalu melontar pertanyaan-pertanyaan basic kepadaku.

Aku memperhatikan sekeliling taman, mencoba mencari keberadaannya. Hingga di kejauhan, aku melihat seorang anak laki-laki yang sering kulihat di sini. Dengan wajahnya yang selalu terlihat sedikit kumal, dengan pakaian yang agak lusuh, namun senyumnya selalu manis dan menyambut.

Sudah sekitar enam minggu berturut-turut aku bertemu dengannya di tempat ini. Awalnya, aku merasa kasihan melihatnya sendirian, namun sekarang keberadaannya justru terasa menyenangkan. Lantaran anak itu seorang pengobrol yang ceria dan penuh energi.

"Hallo, kita bertemu lagi," ucapku menyapanya. Ku perhatikan dia mendudukkan dirinya di bangku yang sama denganku, tetapi dengan jarak yang cukup renggang. Itu hal yang biasa dia lakukan.

Namun, bukannya menjawab sapaanku, anak itu malah mengajukan pertanyaan yang membuatku terkejut. "Noona, seperti apa pria idamanmu?" tanyanya

Aku terkekeh, merasa lucu melihat seorang anak yang tampaknya baru berusia sepuluh tahun mengajukan pertanyaan seperti itu. Dengan tangan bertumpu di pipi, aku berpura-pura berpikir sejenak. "Hmm.. Aku suka pria yang tampan dan kaya," jawabku dengan niat bercanda.

Kulihat ekspresi anak itu berubah cemberut, dan rasanya sangat lucu—seperti ekspresi menggemaskan adikku di rumah. Aku sedikit menggeser dudukku mendekatinya dan mencubit pipi kanannya dengan pelan. "Kau menggemaskan sekali, seperti adikku," ucapku sambil tersenyum gemas. Namun, anak itu justru terdiam tidak bergerak saat tanganku mencubit pipinya, membuatku merasa sedikit tidak enak karena sudah sembarangan memegang wajahnya tanpa izin.

"Siapa namamu? Kau tidak ingin memberitahu namamu? Siapa tahu kita bisa berteman" tanyaku, mencoba mencari topik baru. Selama ini, hanya anak itulah yang mencari topik percakapan, dan aku belum pernah mengetahui namanya sama sekali.

"Taehyung, Kim Taehyung" jawabnya. Ekspresinya berubah kembali, dengan senyuman manis ia berkata, "Noona kau cantik, apa kau menyukaiku? Apa kita bisa menikah setelah aku dewasa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Taennie OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang