chapter 1

384 26 1
                                    


SMA Materikatama, tulisan besar itu terpampang jelas pada plang yang berdiri kokoh di dekat pagar SMA itu.
SMA yang menaungi anak-anak dari kalangan elit tentu saja tak akan lepas dari adanya pembuly dan juga korban bully. Seperti halnya Ilona Katia yang menjadi korban bully dari Katalio Abitama, cowok dengan tampang bagai malaikat tapi dengan kelakuan serupa iblis.

Dan sekarang Kalea yang berada di dalam raga Samika berdiri di depan gerbang SMA Materikatama dalam diam. Gadis itu tidak di izinkan masuk karna datang terlambat, dan semua ini adalah ulah Katalio, laki-laki yang menjabat sebagai suami brengseknya.

Pagi ini dengan teganya cowok itu menghilangkan ban motornya di bagian depan, entah bagaimana Katalio melakukannya, entahlah Samika tak tau, gadis itu sudah cukup pusing sekarang karna terlalu lama berdiri di depan gerbang.

"Pak ayolah, buka ya gerbangnya?"

Samika dengan malas menoleh ke arah siswa laki-laki di sampingnya, sedari tadi cowok itu sudah memohon tapi tak juga di indahkan oleh satpat penjaga gerbang.

Tatapan Samika jatuh pada name tage yang berada di seragam siswa itu, Rioka Bumantara, Samika sempat berpikir bahwa nama cowok itu cukup bagus, setelahnya ia beralih ke arah simbol yang di jahit di atas saku seragam cowok itu, kata ketua osis terpampang di sana. wah, Samika tak menyangka akan menemui ketua osis dengan tampang berandalan begini, ia berdecak kagum kala menatap penampilan cowok itu, rambutnya sedikit memanjang dengan seragam yang dikeluarkan, dan apa ini dia memakai sepatu berwarna hijau? Ketua osis SMA Materikatama sungguh luar biasa bukan?

Laki-laki itu terus merengek agar di izinkan masuk hingga dua puluh menit kemudian guru dengan tampang yang cukup garang datang dan berkacak pinggang di depan keduanya.

"Rioka!! Sudah berapa kali ibu bilang hah, kamu itu jangan telat, kamu itu ketua osis Rioka!" Guru itu berkata dengan marah.

"Ampun buk, gak lagi deh lain kali, kan?"

Samika menyerngit saat cowok itu menoleh ke arahnya, ia tak menjawab hingga Rioka menyenggol lengannya pelan.

"Iya buk" ucap Samika cepat.

"Kamu juga, kenapa bisa telat hah!!"

Samika sedikit kalang kabut saat guru itu bertanya padanya "saya kejebak macet" sial, kenapa Samika juga kena damprat.

"Udahlah, sekarang kalian masuk dan sebagai hukumannya bersihin taman belakang"

Samika dan Rioka hanya mengangguk mengiyakan, helaan nafas keduanya keluarkan secara bersamaan.

"Jangan coba-coba buat kabur kalian!"

_____

Samika menaruh asal tasnya di atas meja, ia duduk di kursi dan menelungkupkan kepalanya di antara lipatan tangan. Gadis itu begitu kelelahan sehabis membersihkan taman belakang, Samika serasa ingin mandi sekarang akibat rasa gerah yang membuat tubuhnya memanas.

Masih dalam keadaan telungkup samika berdecak pelan, ia mengingat tatapan sinis dari siswa dan siswi di sepanjang koridor yang tadi dilewatinya saat menuju ke dalam kelas, itu mungkin akibat dari ia yang menikah dengan Katalio akibat hampir dilecehkan telah tersebar.

BRAKK

Pukulan keras di mejanya membuat Samika tersentak dan reflek mengangkat kepalanya, Katalio Abitama, cowok itu berdiri di sisi mejanya dengan sebelah tangan di masukkan ke dalam saku celana sekolahnya.

"Gimana?"

"Apa?" Samika menaikkan salah satu alisnya pertanda ia tak mengerti maksud dari suaminya itu.

"Gimana hukumannya enak?" Ucap Katalio dengan nada penuh ejekan.

"Lo cobain sendiri gih, biar lo tau rasanya gimana"

"Gak ah, cukup lo aja yang nyobain gue mah ogah"

"Ohh"

Samika kembali menelungkupkan kepalanya tanpa menghiraukan Katalio yang masih berada di sana. Tidak di sekolah, tidak di rumah keduanya memang sering adu cek-cok setelah Kalea memasuki raga Samika.

Awalnya Katalio sedikit terkejut kala gadis yang dikenalnya cukup pendiam secara tiba-tiba bisa dengan begitu angkuh melawannya. Tentu saja dari perubahan gadis itu membuat harga diri katalio terluka, ia ingin gadis itu hormat dan patuh padanya bukan melawan dan bersikap acuh begini.

"Bangun"

Samika tak mengindahkan perintah Katalio dan dengan cepat membuat laki-laki itu murka, tangannya dengan cepat menjambak rambut samika yang membuat gadis itu menatap tajam ke arahnya.

"Lo waktu gue suruh bangun, ya bangun sialan!!" Teriak Katalio keras.

Samika tak mengatakan apapun, tapi tatapan gadis itu berubah mengerikan hingga akhirnya Samika melepas paksa rambutnya dari tangan Katalio, beberapa helai rambut gadis itu rontok tapi tak sedikit pun ia pedulikan.

Ia mengangkat bangku yang tadi di dudukinya dan dihantamkan ke dada katalio hingga cowok itu terjatuh dan memegang dadanya lantaran sesak.

Para penghuni kelas tak ada yang mencoba melerai, mereka dia melihat Samika si gadis pendiam bisa berbuat seperti ini.

"Gue gak bakalan bisa lo tindas Katalio"

Setelah berucap demikian, Samika keluar dari kelasnya tanpa memperdulikan Katalio yang terduduk kesakitan akibat terkena hantaman bangku darinya.

Ia dengan santai berjalan menuju kantin menghiraukan tatapan-tatapan yang mengarah padanya.

Kalea itu tak bisa berkelahi, ia juga bukan seorang pembalap motor seperti gadis kuat lainnya, Kalea hanya gadis biasa saja yang mengerinya saat marah akan mengambil benda apapun di sekitarnya untuk dipukulkan pada orang yang membuatnya marah tanpa pikir panjang.

Dan sekarang ia memperagakannya dari raga Samika Artara.

wrong target Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang