Kejadian beberapa jam yang lalu masih terngiang-ngiang di benaknya. Katalio berbaring di kasur rumah sakit setelah kejadian memalukan yang menimpanya tadi, bisa-bisanya laki-laki yang terkenal sangar sepertinya kalah dengan Samika yang memiliki tubuh mungil. Sial, mau di taruh di mana muka Katalio setelah kejadian tadi pagi.
"Yang sabar ya lio" ucap gilang, ia setengah prihatin dengan keadaan teman baiknya itu.
"Apanya yang sabar! Liat aja bakal gue bales itu cewek biadab"
"Udahlah, biadap-biadap gitu juga udah jadi istri lo kali" Gilang memutar matanya malas melihat tingkah temannya ini, dalam keadaan begini saja cowok itu masih sempat-sempatnya memikirkan dendam. Hilang sudah rasa prihatin Gilang yang tadi sempat hinggap sejenak.
"Gak bisa gitu lang, mau ditaruh di mana muka gue nati hah! Bisa-bisanya gue di kalahin sama cewek"
"Serah lo aja lah"
______
Samika masuk kedalam rumah yang ditempatinya dengan Katalio selama hampir dua Minggu ini, kakinya dihentak-hentakkan lantaran kesal karna di ceramahi oleh guru bk, penyebabnya tak lain karna ia yang memukul Katalio hingga cowok itu harus dilarikan ke rumah sakit akibat perbuatannya, untung saja orang tua keduanya tak diberi tau akan kejadian ini, kalau tidak Samika pasti akan mendengar ceramahan panjang lebar dari ibu dan ayahnya.
"Dia yang cari gara-gara duluan kenapa jadi gue yang kena?" Gerutu gadis itu sebal, tas yang tadinya berada di kedua pundaknya di lepas dan di lempar keatas kasur.
"Gak adil seharusnya dia juga harus kena damprat dari itu guru bk" desis Samika pelan.
Ia berjalan ke arah cermin meja rias dan menglihat pantulan yang terpancar dari sana.
"Muka dari raga ini sebenarnya cantik, cuma kenapa harus nikah sama itu iblis sih. Sial banget nasibnya, dan sekarang karna gue yang nempatin tubuh ini, guenya juga ikutan kena sial"
Setelah puas menggerutu akan nasibnya, Samika berjalan ke arah ruang tamu untuk mengambil charge ponselnya yang tadi pagi ia letakkan di sana.
"Senang banget lo kayaknya habis masukin gue ke rumah sakit"
Samika menatap sinis katalio yang berada di sofa, sejak kapan cowok itu pulang?
"Gue gak mau nyari ribut sama lo" ucap Samika tegas.
"Tapi guenya mau ribut, gimana dong?"
"Yaudah sana lo cari ribut sama orang lain!"
"Gak ah, gue maunya sama lo" Katalio menyeringai, ia bangkit dari sofa dan berjalan ke tempat Samika berada.
"Dada gue sakit tau"
Katalio mengangkat tangannya merapikan anak rambut samika yang jatuh ke pipi gadis itu.
"Gue pengen banget ngebalas perbuatan lo ini_" Katalio mendekatkan wajahnya ke telinga Samika " eum, lo mau gue bales gak?"sambungnya dengan nada rendah.
Samika menepis tangan Katalio yang masih bertengger di pipinya kesal, dan tanpa gadis itu sadari ekspresi kesalnya membuat Katalio menyeringai senang.
"Lo apa-apaan sih udah gue bilang kan, gue gak mau nyari ribut sama lo!" Teriak Samika marah.
Katalio mundur selangkah dan menatap datar ke arah Samika "suara lo kurang keras mau gue ambilin toa?"
"Oh boleh, bantu ambilin sana, biar gue teriak di samping telinga lo pakek itu toa, lo kan budeg siapa tau setelah gue teriak lo nya tambah budeg"
"Setelahnya teriaknya gantian kan?"
Samika tertawa mengejek "ya enggak lah yang budeg kan lo doang gue mah enggak"
"Iya lo gak budeg tapi congean doang kan"
"Terserah lah males gue ngomong sama lo"
Samika bergegas ke arah meja hendak mengambil chargenya dan kembali ke kamar, tapi tangan Katalio secepat kilat mengambil charge miliknya dan dilemparkan ke arah lantai hingga beberapa bagian kepala chargernya itu pecah.
"Katalio!!"teriak Samika marah, ia menatap tajam cowok di depannya yang sedang tersenyum seakan-akan cowok itu tidak melakukan kesalahan apapun.
"Apa?"
"Bangsat, lo kenapa ngelempar charger gue!"
"Ah punya lo? Kok jelek banget ya, charger lo itu bikin sakit mata makanya gue lempar"
Samika geram mendengar ucapan Katalio, ia mendekati cowok itu dan mengambil tangannya untuk ia gigit dengan keras.
"Sakit anak setan!!"
Katalio mendorong kasar kepala samika hingga gigitan gadis itu terlepas, ia dapat melihat tangannya yang memerah dengan bekas gigitan di tengahnya.
"Lo kali yang anak setan, diliat dari muka sama kelakuan aja gak perlu lagi di tes DNA, mirip banget soalnya"
Katalio tertawa "lo pikir gue kali ini bakal diam aja hah!"
Katalio menarik cepat tangan Samika dan gantian menggigitnya dengan keras, cowok itu tak terima samika telah melukainya dua kali hari ini.
"Arrkh, lepas bangsat!"
Samika meneteskan air matanya akibat rasa sakit yang menghantam pergelangan tangannya, ia tak menyangka Katalio akan membalasnya secepat ini.
Katalio melepas gigitannya setelah dirasa puas, ia sedikit membenarkan rambutnya yang tadi sempat di jambak Samika.
"Mampus" ucap cowok itu senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
wrong target
Teen Fiction"gimana hukumannya, enak?" Katalio Abitama. "lo cobain sendiri gih, biar lo tau rasanya gimana." Samika Artara.