"Woi"Langkah Samika reflek terhenti saat di rasa Rioka memanggil nya.
"Kenapa? Cepetan ngomongnya gue sibuk" kata Samika, ia memang berniat ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang kemarin di pinjamnya.
"Dih, sok sibuk lo"
"Orang gue memang sibuk kok, lo mau ngomong apaan?"
"Gak, gue gak mau ngomong apa-apa, tadi cuma iseng aja manggil lo"
Setelah berkata demikian, Rioka melenggang pergi dari hadapan Samika. Ia tadi hanya iseng saja saat melihat Samika yang sedang berjalan di koridor.
"Nyebelin banget lo bocah" ujar Samika kesal.
_____
Katalio mengerjap, menatap kekesalan pada wajah Samika. Ia saat ini sedang berada di perpus bersama dengan Gilang menemani temannya itu meminjam buku.
"Kenapa lo? Kusut amat itu muka"
"Ah gue tau, pasti gara-gara lo kebelet bab kan?" Tebak Katalio asal, ia tertawa mengejek menatap Samika yang semakin kesal mendengar ucapannya.
"Kalo gue kebelet bab ngapain gue ke perpus bodoh!" Maki Samika, ingin sekali ia melempar buku yang berada di tangannya pada kepala Katalio agar otak cowok itu sedikit berfungsi.
"Dih, dih, dih gitu doang marah"
"Apa?"
"Santai aja kali, gak usah lah sampai melotot gitu"
"Lo Diam deh, minggir sana"
Samika mendorong kasar pundak Katalio yang menghalangi jalannya, saat melewati Katalio ia dengan sengaja menginjak sepatu cowok itu hingga membuatnya mundur dan meringis.
"Sakit tolol" maki Katalio pelan.
"Kenapa lo?" Tanya Gilang, tadi ia baru selesai mengambil buku yang ingin dipinjamnya dari rak bagian depan, saat cowok itu kembali ke tempat Katalio berada ia melihat temannya sedang memaki seraya mengusap- usap ujung sepatunya.
"Ada setan yang tadi nginjak kaki gue"
"Setan?"
Gilang menyerngit bingung, setan pagi-pagi begini? Emangnya ada?
"Lo udah selesai ngambil bukunya?"
"Udah nih, kita keluar aja yuk" ajak Gilang, ia menjadi sedikit merinding bila menyangkut dengan yang namanya makluk halus itu.
"Lo duluan aja, gue masih ada urusan di sini"
"Ya udah, gue duluan"
Setelah menglihat Gilang yang menghilang di balik pintu perpus, Katalio mencari keberadaan Samika di balik rak-rak buku.
"Itu dia"
Ia mendekat pada samika yang duduk di meja pojok perpus sibuk membaca buku.
"Khem" dehem Katalio, ia mendudukkan dirinya di samping Samika yang sekarang menatap geram ke arahnya.
"Lo lagi, lo lagi" desis Samika geram.
"Kenapa sama gue?"
"Bisa gak lo pindah aja?"
"Kenapa emangnya? Di sini juga gak ada larangan kalo Katalio Abitama di larang buat duduk"
Samika berdecak "males gue dekat-dekat sama lo" ia bangkit dari duduknya dan keluar dari perpus setelah mengembalikan buku yang tadi sempat di bacanya pada rak buku.
Sedangkan Katalio yang ditinggal hanya mengendikkan bahu tanda tak perduli, setelahnya ia ikut keluar dan melangkah ke kantin menghampiri Gilang.
______
"Sakit, kenapa kakak jambak rambut aku!"
Ilona duduk di atas lantai kantin dengan segenggam rambutnya berada di tangan Katalio. Gadis itu meringis merasakan kulit kepalanya yang terasa perih saat Katalio menarik ke bawah rambutnya hingga membuatnya mendonggak.
"Gue jambak ya karna gue pengen!!"
Sentak Katalio keras."Tapi kenapa harus rambut aku, aku selama ini salah apa sama kakak sampai harus di giniin!" Ujar Ilona sesak, ia menangisi nasibnya yang selama dua tahun ini menjadi korban bully dari Katalio Abitama.
Padahal Ilona sudah merasa lega karna hampir semungguan ini Katalio tak mengganggunya, ia pikir Katalio sudah insaf. Tapi semua pemikirannya terpatahkan saat ini, cowok itu masih belum berubah, ia masih menjadi Katalio yang selama dua tahun ini menjadi iblis baginya.
"Nangis, nangis!" Katalio melepas kasar jambakannya "dikit-dikit nangis, drama banget kayaknya hidup lo" sambung Katalio yang di hadiahi gelak tawa oleh penghuni kantin.
Sedangkan Samika yang baru saja sampai di kantin hanya menatap kejadian itu datar, ia tak ada sedikitpun berniat membantu Ilona yang sedang tergugu di atas lantai sana.
"ILONA!!"
Suara teriakan itu membuat semua perhatian tertuju ke arah pintu kantin, di sana Katulistiwa berdiri bagai pangeran yang akan menyelamatkan tuan putri dari monster kerangka yang ingin memakannya.
"Wow" kagum Samika, matanya berbinar saat Katulistiwa berlari dan menghajar Katalio membabi buta. Keduanya terlibat perkelahian hingga akhirnya tendangan dari Katulistiwa di dadanya membuat Katalio jatuh tersungkur.
Samika meringis Mengingat dada cowok itu kemarin terkena hantaman kursi olehnya, dan sekarang ia kembali mendapat tendangan di dadanya oleh Katulistiwa.
Samika tak berniat membantu suaminya yang sedang di beri azab oleh Katulistiwa, ia dengan santainya melenggang pergi setelah Gilang datang dan membawa cowok itu ke uks.
KAMU SEDANG MEMBACA
wrong target
Teen Fiction"gimana hukumannya, enak?" Katalio Abitama. "lo cobain sendiri gih, biar lo tau rasanya gimana." Samika Artara.