Samika di tarik Fano untuk melihat pertandingan voli antar kelas di lapangan outdoor. Setelah sampai di sana Fano langsung berseru mendukung pemain kelasnya dengan Katalio yang menjadi kapten voli kelasnya kali ini melawan kelas Katulistiwa yang sudah siap memulai di lapangan sana."Gila keren banget kelas kita" Fano berseru antusias.
Sorak-sorai para penonton yang mendukung kelas masing-masing terdengar nyaring. Samika yang duduk di samping Fano sedikit tersenyum saat kelasnya kembali mendapat poin hingga lebih unggul dari kelas Katulistiwa.
"Panas banget" keluh Fano, ia mengipasi wajahnya dengan karton bekas air mineral yang telah di robek.
"Bidadari abang menang bidadari!!" Teriak Gilang dari lapangan, cowok itu berlari ke tempat Samika duduk dan ikut menjatuhkan dirinya di samping gadis itu.
"Selamat, kalian menang" ujar Samika, senyum tipis terbit di bibir gadis itu saat Gilang merangkulnya.
"Makasih bidadari" Gilang sengaja berucap demikian saat matanya menatap Katalio yang menatapnya tajam dari lapangan.
"Laki lo ngeri banget tatapannya" sambung Gilang berbisik, ia melepas rangkulannya saat Katalio datang ke tempat mereka duduk dengan tampang masam.
"Minggir" suruh Katalio datar, ia mendorong Gilang agar bergeser dan duduk di tengah-tengah antara Gilang dan Samika.
"ngeri ya cemburunya main dorong-dorong"ejek Gilang kesal.
"Siapa yang cemburu?" Tanya Katalio tak terima, ia menatap Gilang memperingati.
"Dih, gak mau ngaku" sinis Gilang, cowok itu menoleh pada Fano yang dari tadi diam memperhatikan perdebatan mereka berdua.
"Oi Fano, ini bidadari gue titipin sama lo ya, soalnya lakinya gak suka sama dia, kalo perlu lo nikahin aja sekalian karna kayaknya lo lebih cocok jadi suaminya" sambung Gilang asal, ia merinding saat menoleh ke arah Katalio yang menatapnya seakan-akan ingin mengulitinya hidup-hidup.
"Lo bilang apaan tadi, Coba lo ulang" ujar Katalio tajam.
"Ampun bos, ampun" merasa situasi sudah tak aman, Gilang buru-buru ngacir dari sana menuju kelas untuk menjauhi Katalio yang terlihat seperti akan mengamuk.
Setelah kepergian Gilang, di sana hanya tinggal mereka bertiga, Katalio menoleh pada Samika yang juga ikut menoleh ke arahnya.
"Apa?" Tanya Katalio nyolot.
"Biasa aja kali gak usah nyolot gitu"ujar Samika kesal.
"Kenapa emangnya kalo gue nyolot? Ngerugiin lo!"
"Iya ngerugiin, banget malahan"
"Dih, masa" balas Katalio dengan nada mengejek.
Samika berdecak" kita balik ke kelas aja yuk, enek gue lama-lama di sini" ajaknya pada Fano.
"Heh, mau kemana lo!!" Ujar Katalio setengah berteriak saat melihat Samika dan Fano menjauh dari tribun lapangan.
Samika menoleh "ke K.U.A" jawabnya santai, setelahnya kembali melanjutkan langkah menuju kelas dengan Fano yang berjalan di sampingnya.
______
Katalio dan Gilang duduk di kantin menyantap makanannya, sesekali dengan jahilnya Gilang menggoda Katalio atas kejadian di lapangan tadi.
"Lio, Si Samika lo kasih aja buat si Fano kayaknya mereka cocok"
"Mau mati lo?" Tanya Katalio mengancam.
Gilang terkikik "sensitif amat lo perasaan, lagi pns ya?"
"Pns?"
"Ituloh, yang ada di cewek tiap bulan"
Katalio berpikir sejenak dan tak berapa lama ia berdecak dan melempar kacang yang berada di kantong celananya ke dahi Gilang.
"Pms goblok" ujarnya kesal.
"Hehehe gue tau kok itu namanya pms, tadi gue cuma mau ngetes lo aja sih" alibi Gilang.
"Alasan"
"Lio lo...... Anjing!" Ceplos Gilang terkejut, saat tiba-tiba dari arah belakang Katulistiwa dan temannya menepuk pundak cowok itu lumayan kencang.
"Apa lo anjing-anjing"ucap teman Katulistiwa yang berambut cepak.
"Ngagetin aja lo bertiga" Gerutu Gilang gondok.
Katalio menatap katulistiwa dan kedua teman musuhnya itu heran
"apa?" Tanya Katalio penasaran akan kedatangan mereka bertiga ke tempatnya."Selamat karna lo menang di pertandingan tadi" ujar Katulistiwa tulus.
Katalio menyeringai "lo waras ngasih selamat ke gue?" Tanyanya sinis, cowok itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan tangan bersedekap.
"Pergi lo sana" usirnya kemudian.
"Bangsat, gak tau diri banget ini anak setan satu!" Ceplos teman Katulistiwa yang terlihat urakan.
Katalio menatap datar cowok yang tadi bercelutuk, ia mengenalnya, cowok itu adalah Rioka Bumantara, berandal berkedok ketua OSIS di sma Materikatama.
"Diam lo, anak osis gak di ajak" ucap Katalio, cowok itu cukup sensitif tiap kali melihat Rioka, ia masih kesal lantaran Rioka pernah menghajarnya saat kejadian di malam ia hendak melecehkan Samika.
"Gue gak mau diam, mau apa lo?" Tantang Rioka, ia berdecih Mengingat cowok di depannya adalah suami dari gadis yang saat ini sedang ia taksir.
"Minggat lo bertiga" katalio mengibaskan tangannya menyuruh mereka menyingkir.
"my love gue kenapa mau sih jadi istri ini Dajjal?" Gumam Rioka pelan.
Sekilas Katalio dapat mendengar apa yang dikatakan Rioka, cowok itu menatap tajam punggung Rioka yang menjauh bersama kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
wrong target
أدب المراهقين"gimana hukumannya, enak?" Katalio Abitama. "lo cobain sendiri gih, biar lo tau rasanya gimana." Samika Artara.