Setelah menuruni tangga menuju lantai satu, Sakura segera menuju dapur lalu membuka kulkas dan mengambil air dingin kemudian meneguknya.
Satu botol air mineral tandas, Sakura menghela nafas lega. Tangan kirinya menuju dadanya yang tak henti berdebar.
Ditepuknya bagian dadanya, ketika debaran jantungnya makin mengencang saat mengingat Sasuke.
Sakura menyender pada kulkas, sejenak memejamkan matanya berusaha menenangkan jantungnya yang tak bisa diajak kompromi.
Sibuk dengan kerja jantungnya yang tak menentu, Sakura sampai tak menyadari langkah kaki mendekat.
Sasuke tersenyum tipis melihat gadis remaja yang menarik perhatiannya, tampak menggemaskan dengan mata terpejam sembari memegangi dadanya.
Dia berjalan menghampiri Sakura, lalu menatap sejenak wajah menggemaskan tersebut.
Sesudahnya, Sasuke membungkuk mengarahkan mulutnya pada leher Sakura.
Lidah Sasuke terjulur menjilat kulit leher menggiurkan tersebut.
Sakura terkejut ketika sebuah benda lembut tak bertulang, yang terasa basah dan hangat menggelitik kulit lehernya.
"Pahmanhh~ahh." Alisnya mengernyit, Sasuke tak suka panggilan Sakura yang membuatnya merasa tua.
Sasuke menekan mulutnya pada leher Sakura lalu meniupnya, membuat erangan Sakura kembali meluncur.
"Sasuke kun." Ucap Sasuke.
Alis Sakura mengernyit dalam tak mengerti.
Kepalang tanggung, Sakura meraba wajah titisan bak dewa Apollo tersebut.
Diraihnya sisi wajah Sasuke mendekatinya.
Bibir kedua manusia itu bersentuhan menciptakan sensasi menggelitik ke perut mereka.
"Saki tidak paham, Paman."
Sakura berucap dengan bibir mereka yang saling menempel.
Mata Sasuke menajam, disengaja atau tidak remaja ini telah membangkitkan sesuatu yang terpendam dalam dirinya.
Tangannya meraih sisi pinggang Sakura, menekankan bukit gairahnya tepat pada selangkangan gadis itu.
"Kau merasakannya, Young Girl?"
Nafas Sasuke memburu berhembus menerpa wajah mulus Sakura.
Mata Sakura mengerjab polos, dia sengaja mengerjai pria sejuta pesona itu dengan meraba tonjolan ditengah paha Sasuke.
Pura-pura tak tahu, Sakura menekan benjolan tersebut hingga Sasuke meringis menahan gejolak membara bagian bawahnya.
"Shhh." Desah Sasuke memejamkan matanya.
Bulu mata lentik Sakura mengerjab imut, secara sengaja tangannya menggesek benjolan Sasuke dengan jari telunjuknya.
"Tonjolan apa ini?" tanya Sakura memasang wajah lugu.
Sakura bukanlah gadis polos, diusia yang dikategorikan masih remaja, otaknya telah dijejali hal berbau dewasa oleh kedua sahabat mesumnya, Karin dan Ino.
Mereka pernah menonton film biru di laptop milik kakak laki-laki Karin, tentu tanpa sepengetahuan pemiliknya.
"Kau baru saja membangunkan singa, Young Girl."
Sasuke membenamkan kepalanya di ceruk leher Sakura.
Masih mempertahankan kepolosan yang diperankannya, Sakura berucap.
"Lantas kenapa jika singa bangun, Saki menyukai singa."
"Yakin kau menyukai singa? Sekali masuk kandangnya kau tidak bisa lepas dengan mudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sassy Girl
Fanfiction|| CERITA DEWASA || {PDF READY} Warning 21+ {Publish Ulang} Sasuke memutuskan pulang ke Jepang dan mendapat tawaran dari Gaara agar dirinya sementara waktu tinggal di mansion pria itu. Sasuke pun menyetujui ajakan Gaara, siapa sangka keputusannya m...