{16}

190 9 0
                                    

Sasuke sekarang berada di ranjangnya, ia menutupi wajahnya dengan lengannya. 

Senyum tak luntur dari paras tampannya yang selalu membuat wanita bertekuk lutut. 

Ia baru saja menyaksikan hal luar biasa dari Sakura. Otak Sasuke memutar ulang kejadian beberapa saat yang lalu. 

Di mana Sasuke secara langsung menyaksikan pemainan piano diiringi nyanyian suara emas nan merdu Sakura.

Gadis kecil yang dulu bicara cadel kini telah remaja. Sasuke terpatok pada pesona yang ada dalam diri Sakura. Suara nyanyian merdunya terngiang di kepalanya.

Ia merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap. Wajah cantik dengan mata hijau besar membayangi Sasuke yang baru akan memejamkan matanya. Ia ubah posisi tidur kembali telentang menghadap plafon.

"Sakura." Lirih Sasuke, rasa ingin memiliki Sakura dalam dirinya makin besar. 

Ia hilang kewarasan hanya karena bocah cadel, yang kini telah tumbuh menjadi remaja cantik dengan pesona yang tidak bisa diabaikannya.

Tanpa diperintah, otak Sasuke mengulang kenangan masa lalunya dan Sakura.

Flashback

Sasuke merupakan remaja jenius dan berbakat. Diusia empat belas tahun ia telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas. 

Hari ini, usia Sasuke menginjak tujuh belas tahun. Ia kini kuliah di Harvard, Inggris semester lima.

"Uncle Cacuke?" Panggil sebuah suara cadel. Sasuke mendengus mendengar panggilan menggelikan tersebut, tapi ia hanya diam tidak berkomentar. 

Seorang gadis kecil berusia lima tahun berlari mendekati Sasuke. Dibelakang bocah itu, tampak seorang pria berambut merah berjalan seraya membawa sebuah kue dengan lilin menyala di tangannya. 

"Celamat ulang tahun, Uncle Cacuke. Cemoga panjang umul dan cukces maca depannya." Ucap gadis kecil berambut merah muda panjang, sembari tersenyum lebar padanya. 

Tangannya menyodorkan sebuah kotak kecil yang dibungkus pita pink pada Sasuke.

"Biarkan Uncle Sasuke meniup lilin dan mengucapkan doa, baru dikasih hadiah, Saki." Ujar Gaara pada putrinya. Sakura menepuk jidat lebarnya setelah mendengar perkataan ayahnya. 

"Caki lupa, Daddy. Ayo, Uncle Cacuke tiup lilinnya." Ujar Sakura semangat, dengan bibir yang tak henti menyunggingkan senyum lebar.

Sasuke menurut, ditiupnya kue dengan lilin menyala yang disodorkan teman satu kampusnya tersebut. Tak dipungkiri hatinya terasa hangat. 

Keluarga yang harusnya mengucapkan selamat ulang tahun padanya, justru melupakan hari pertambahan umurnya.

Hanya Gaara dan bocah kecil ini yang mengucapkan selamat ulang tahun pada Sasuke. Setetes air mata jatuh dari mata hitamnya. 

Secara mengejutkan, sebuah tangan kecil mengusap air mata yang mengalir di pipi Sasuke. Dan itu adalah tangan Sakura.

"Jangan cedih paman. Apa karena hadiah Caki kecil makanya Uncle cedih?" Sakura maju dan mengecup bibir Sasuke. 

"Caki tambah hadiahnya dengan ciuman. Jangan cedih lagi ya." Ujar Sakura dengan mata hijau besar menatap polos pria yang baru saja ia cium tepat di bibirnya. 

Sasuke dan Gaara membatu, ia meraih Sakura dan menggendong si kecil lalu melempar tatapan tak enak pada Sasuke. 

"Maaf Sasuke, Saki merebut ciuman pertamamu." Sesal Gaara, Sasuke terdiam beberapa saat, setelahnya ia menggeleng dan tersenyum. 

"Aku mengerti, Gaara." Ujar Sasuke membuat Gaara menghela nafas lega.

"Sasuke, kami pamit pulang sekarang ya. Hujan sepertinya akan turun tak lama lagi ." Ucap Gaara, Sasuke mengangguk dan mengantarkan Gaara serta bocah, yang telah mencuri ciuman pertamanya itu menuju pintu apartemen.

My Sassy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang