{20}

421 9 2
                                    

Karin dan Ino duduk didepan meja Sakura. Mereka sengaja berangkat sekolah lebih pagi, untuk mendengar cerita dari Sakura. 

Mengenai kejadian dia yang menghilang dari sekolah dan baru kembali setelah jam sekolah berakhir. 

Sakura memejamkan matanya sejenak, lalu mulutnya terbuka dan mengalir lah cerita perihal kejadian di rooftop. 

Sakura menceritakan awal mula kejadian termasuk Indra yang menyatakan perasaan padanya, termasuk mengenai ciuman paksa dari pria itu, yang menyebabkannya menangis dan berakhir menelpon Sasuke. 

Ia menceritakan sedetailnya pada kedua sahabatnya tanpa tertinggal sedikitpun. 

Ino dan Karin yang mendengarnya ikut geram, mereka menggebrak meja melampiaskan emosi. 

"Kurang ajar! Beraninya dia bertindak kotor padamu. Arrk! Aku ingin sekali menjambak rambut panjangnya." Ino terlihat murka, tangannya mengepal erat.

"Sudah kuduga! Pria Otsutsuki itu bukan laki-laki yang baik. Buktinya dia mencium Sakura secara paksa. Tapi untung deh, kau menampar pipinya dan menendang selangkangannya hahaha." Tawa Karin membahana memenuhi penjuru kelas yang sepi, hanya ada mereka bertiga di sana.

"Belum cukup kalau cuma tamparan serta tendangan! Harusnya kau potong juga penisnya." Seru Ino berapi-api, Karin menepuk pelan jidatnya. 

"Otsutsuki akan menuntut Sakura bila itu terjadi, penis yang harusnya menghasilkan pewaris untuk klan malah dipotong. Mereka akan menjebloskan Sakura ke sel tahanan, Babi." Ino mendelik mendengar panggilan Karin padanya. 

"Sudah jangan dibahas lagi. Aku tak mau mengingatnya." Lerai Sakura sebelum kedua temannya terlibat cek-cok.

"Besok akhir pekan. Sakura, bolehkan aku menginap di mansion mu?" Tanya Karin memasang wajah memohon.

"Kau tak perlu meminta ijin Karin, bukannya sudah biasa setiap akhir pekan kau bermalam di mansion Sabaku." Ujar Ino, ia paham kegiatan rutin temannya yang satu ini. 

Karin tak pernah absen untuk numpang tidur di mansion Sabaku di akhir pekan. 

Tentu ada niat terselubung, Karin gencar mendekati Gaara melalui acara menginap yang rutin mereka adakan di mansion Sabaku.

Kelas yang tadi hanya diisi mereka bertiga perlahan mulai berdatangan siswa-siswi teman sekelas mereka. Karin beranjak dari kursi yang didudukinya. 

"Ke kantin bentar yuk! Sebelum bel berbunyi. Masih ada waktu sepuluh menit lagi." Seru Karin mengajak Sakura dan Ino. Ia menggenggam tangan kedua temannya, mereka melangkah menuju pintu kelas.

Saat perjalanan menuju kantin, mereka terpaku dengan kehadiran seorang wanita berseragam seperti guru. 

Wanita itu berdiri didepan Sakura, Ino dan Karin yang terpaku menatapnya. Perempuan berambut pink gelap tersebut, tersenyum ramah pada mereka. 

"Bisa aku meminta bantuan kalian?" Suaranya bagaikan lonceng yang sangat merdu, saat merasuki pendengaran mereka bertiga.

"Anda siapa? Dan butuh bantuan apa?" Sakura bertanya setelah tersadar dari kekagumannya, pada pesona wanita dewasa yang ia taksir seusia dengan Daddy-nya, Gaara.

Senyuman wanita itu masih bertahan, suaranya mengalun lembut dan anggun. 

"Saya guru baru yang akan mengajar di sekolah ini. Tadinya saya mau menemui kepala sekolah, tapi saya tidak mengetahui ruangannya ada di mana. Bisakah salah satu dari kalian memandu saya hingga mencapai ruangan kepala sekolah?" Mata wanita itu berfokus pada Sakura. 

Ada sedikit rasa tidak mengenakkan merasuk dalam hati Karin. Mata dan senyuman wanita, yang memiliki warna rambut hampir menyerupai Sakura tersebut nampak berbeda.

My Sassy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang