{19}

206 4 0
                                    

Mata Sakura terbuka, ia berkedip beberapa kali menyesuaikan pandangan. Matanya mengintip jam dinding yang telah berada diangka lima sore. 

Ia duduk dan menyandar di kepala ranjang lalu memijit pelipisnya yang terasa berdenyut, Sakura menarik nafas lalu menghembuskannya dengan kasar.

Setelahnya, Sakura beranjak menuju kamar mandi, ia butuh air segar guna menyegarkan tubuh dan pikirannya. Dua puluh menit waktu ia gunakan untuk membersihkan diri. 

Kini Sakura berdiri didepan lemari yang berisi pakaian. Sakura memilih pakaian yang menurutnya nyaman digunakan.

Usai berpakaian kedua kakinya berjalan menuju meja belajar. Ia buka resleting ransel dan mengambil gawainya. 

Sakura mengernyit bingung, sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal yang sebelumnya juga mengirim pesan pada nomornya.

Rasa penasaran membawa jari lentik Sakura membuka pesan masuk itu. Kerutan keningnya bertambah saat membaca isi dari pesan singkat tersebut.

Unknown number :

Secepatnya kita akan segera bertemu, Sakura. Aku ingin melihat secara langsung dirimu.

"Orang iseng mana sih yang mengirim pesan tak jelas, dan darimana pengirim misterius ini mendapatkan nomor ponselku?" Sakura mengetuk - ngetukkan jarinya di meja belajar. 

"Apa perlu aku memberitahu Daddy perihal pesan yang dikirim orang misterius ini?" Sakura mematikan gawai mahal tersebut, enggan jika nantinya pengirim misterius itu kembali mengirimkan pesan yang tak bermutu menurutnya.

"Tiba-tiba aku menginginkan jus apel." Sakura berjalan keluar kamar, saat diluar dia bertemu dengan Sasuke yang sepertinya juga baru keluar dari kamarnya.

Sakura merentangkan tangan pada pacarnya, Sasuke melangkah mendekat lalu mengalungkan lengannya di pinggang Sakura. 

Ia mengangkat gadis itu, menyebabkan Sakura kini mengalungkan kakinya di pinggang Sasuke.

Seraya membawa Sakura dalam gendongannya bak baby koala, Sasuke melangkahkan kakinya menuju dapur. 

Tiba di dapur Sasuke menurunkan gadisnya dengan pelan. Ia mengecup bibir pink Sakura dan sedikit melumat bibir bawahnya.

Sasuke menghentikan ciumannya sebelum akal sehatnya hilang, dan berujung merenggut mahkota berharga Sakura. 

Netra jelaga Sasuke, berbinar menatap takjub rupa jelita Sakura. Ia jatuh cinta lagi dan lagi pada gadis remaja itu.

"Aku akan membuat jus, Sasuke kun juga mau?" Sasuke mengangguk mengiyakan. 

Ia mengambil tomat yang mereka beli di Supermarket waktu itu, dan menyerahkan buah tersebut pada Sakura.

"Sasuke kun mau aku buatkan jus tomat?" Sakura sedikit geli, ia menutup mulutnya yang akan meluncurkan tawa. 

Bibir Sasuke mencebik menerima tertawaan dari Sakura. Ia memalingkan wajahnya merasa malu bercampur kesal. 

Sakura menghentikan tawanya, ia merasa bersalah telah menertawakan Sasuke. 

"Sasuke kun marah?" Sakura bertanya dengan suara lirih, kala mendapati raut masam Sasuke.

Tidak ada suara yang keluar dari Sasuke. Sakura menggigit bibir bawahnya cukup kuat hingga sedikit berdarah. 

"Sasuke kun?" Suara bergetar Sakura meluluh lantakan pertahanan Sasuke.

Sebelum air mata jatuh dari mata indah Sakura, Sasuke dengan cepat mengecup kelopak mata yang dilengkapi dengan bulu mata lentik itu. 

"Mana bisa, aku marah dalam waktu yang lama padamu, Young Girl." Bisik Sasuke di cuping Sakura. 

My Sassy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang