Di sebuah klub malam yang eksklusif dan bergengsi, suasana penuh glamor dan misteri menyelimuti setiap sudut ruangan. Klub ini dikenal hanya untuk kalangan tertentu yang memiliki akses istimewa-sebuah tempat di mana keanggunan dan kecanggihan berpadu dalam kegelapan malam. Terletak di pusat kota yang sibuk, klub ini memiliki desain interior yang megah, dengan lampu-lampu yang berkilauan dan dekorasi mewah yang menambah kesan misterius.Sheila memeriksa penampilannya di cermin kecil di belakang panggung. Malam ini, dia akan tampil sebagai penari erotis di klub tersebut-sebuah pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerjanya sebagai bagian dari kesepakatan rahasia yang dia buat untuk mendapatkan uang tambahan. Dia mengenakan kostum yang dan menggoda, dengan kain transparan yang memperlihatkan lebih dari yang tersembunyi. Penampilannya dirancang untuk memikat, dengan gerakan yang sensual dan penuh percaya diri.
Sementara itu, di luar klub, mobil-mobil mewah berkumpul di area parkir khusus, menandakan kehadiran orang-orang penting. Salah satu mobil yang menarik perhatian adalah Rolls-Royce Phantom hitam, yang memasuki area parkir dengan penuh gaya. Mobil tersebut berhenti di depan pintu masuk klub, dan seorang pengemudi berpakaian rapi membuka pintu untuk Richard Alexander, CEO Alexander Global Ventures.
Richard keluar dari mobilnya dengan sikap penuh wibawa, mengenakan jas berwarna gelap dan dasi yang serasi. Kharismanya semakin menonjol di bawah lampu neon klub, menarik perhatian beberapa pengunjung yang berada di area parkir. Dengan langkah yang pasti, Richard memasuki klub, dikelilingi oleh beberapa pengawal pribadi.
Setibanya di dalam klub, Richard disambut oleh pelayan yang sopan dan langsung dibawa ke ruang VIP. Ruangan tersebut terpisah dari area umum dan dilengkapi dengan sofa mewah serta meja penuh dengan minuman mahal. Richard duduk di salah satu sofa dengan gaya santai namun penuh perhatian. Dia memesan minuman keras terbaik dan meminta penghibur untuk tampil di hadapannya.
Ketika Sheila menerima instruksi untuk melayani pelanggan VIP, dia tidak menyangka siapa yang akan dia temui.
Dengan napas yang dalam, Sheila melangkah menuju ruang VIP, mengenakan gaun tipis yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Lampu-lampu di ruang VIP memberikan cahaya lembut yang menyinari tubuhnya, dan dia merasakan jantungnya berdegup kencang saat dia membuka pintu.
Begitu memasuki ruangan, Sheila terkejut melihat siapa yang berada di sana-Richard Alexander, pria yang baru saja dia temui di kantor. Richard duduk di sofa dengan ekspresi wajah datar, memegang gelas minuman yang diisi dengan scotch premium. Tatapannya tajam, dan meskipun dia terlihat santai, Sheila merasakan ketegangan di dalam dirinya.
"Selamat malam Tuan" Sheila menyapa dengan suara yang sedikit bergetar. "Saya di sini untuk menghibur Anda malam ini."
Richard mengangkat gelasnya dan menatap Sheila dengan tatapan penuh perhatian. "Ya, Aku sudah menunggu penampilanmu."
Sheila mengumpulkan keberanian dan berusaha menjaga profesionalismenya. Dia memulai penampilannya dengan gerakan lembut yang dirancang untuk memikat perhatian. Langkah pertama dia adalah bergerak perlahan ke tengah ruangan, sambil menggoyangkan pinggulnya dengan ritme musik yang mengalun lembut. Tangannya meraba-raba udara dengan gerakan yang halus, menambahkan kesan sensual pada setiap gerakan.
Dia melanjutkan dengan memutar tubuhnya dalam gerakan yang melingkar, menggerakkan pinggulnya dengan lembut ke kiri dan kanan. Gerakan ini memperlihatkan lekuk tubuhnya yang menggoda, dan dia menatap Richard dengan tatapan menggoda melalui sela-sela rambutnya yang terjatuh. Dia melanjutkan dengan gerakan menggoda, menyentuh lehernya dengan lembut dan kemudian menurunkan tangannya dengan perlahan, merayap di sepanjang tubuhnya.
Sheila mengangkat tangannya dan merentangkannya ke atas, seolah-olah mencoba meraih sesuatu yang tak terlihat. Dia menari dengan gerakan yang proporsional dan anggun, membuat setiap gerakan terasa terkoordinasi dengan ritme musik. Saat dia bergerak mendekat ke Richard, dia memutar tubuhnya dengan lembut, membiarkan kain tipisnya berkibar mengikuti gerakannya, memberikan sentuhan sensual pada penampilannya.
Richard, di sisi lain, memandang Sheila dengan ekspresi wajah yang tidak berubah. Dia menikmati minumannya, sesekali meneguk scotch yang ada di gelasnya. Pandangannya tetap fokus pada Sheila, tidak menunjukkan reaksi yang jelas terhadap penampilannya. Meski demikian, matanya tetap mengikuti setiap gerakan Sheila dengan intensitas yang penuh perhatian.
Sheila, meskipun terkejut dan cemas, berusaha keras untuk menjaga penampilannya tetap memikat. Dia menari dengan gerakan yang semakin memanas, melengkungkan tubuhnya dengan lembut dan menggoda. Dia memanfaatkan setiap inci ruang untuk membuat gerakannya lebih memukau, berusaha menunjukkan kemampuannya dengan cara yang paling menggoda mungkin.
Ketika dia berputar dengan anggun, Sheila merasakan campuran perasaan antara kegembiraan dan ketegangan. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan penting untuk memamerkan kemampuannya, dan dia tidak ingin mengecewakan Richard. Dia terus melanjutkan penampilannya, menggerakkan tubuhnya dengan gaya yang semakin provokatif, berharap dapat memenuhi harapan Richard.
Richard, meskipun tidak menunjukkan emosi, tampaknya puas dengan penampilan Sheila. Dia tetap diam, hanya sesekali meneguk minumannya sambil memperhatikan setiap gerakan Sheila dengan seksama. Dalam suasana yang mewah dan intim ini, Sheila berusaha memberikan yang terbaik dari dirinya, sementara Richard mengamati dengan sikap yang penuh wibawa dan tidak terpengaruh.
Sheila menyelesaikan penampilannya dengan gerakan terakhir yang sensual dan menggoda. Keringat perlahan mengalir di dahinya saat dia menari dengan penuh perhatian dan profesionalisme. Ketika musik berhenti dan dia menuntaskan gerakannya, Sheila berdiri dengan anggun, sambil menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya.
Richard Alexander, yang sebelumnya duduk dengan sikap dingin dan tidak berubah, akhirnya menatap Sheila dengan ekspresi sinis. Dia mengangkat gelasnya dan memandang Sheila dengan mata tajam. Suasana di ruang VIP terasa lebih intim dan mendalam, dan Richard memutuskan untuk memecah keheningan.
"Jadi, bukankah kau Sheila dari Lumière Entertainment." tanya Richard dengan nada dingin yang mengungkapkan ketertarikan dan skeptisisme.
Sheila sedikit terkejut, namun dengan cepat dia merespons dengan nada sopan. "Ya, Mr. Richard. Saya Sheila dari Lumière Entertainment."
Richard tersenyum sinis, matanya menilai Sheila dengan penuh perhatian. "Sangat bertolak belakang," katanya sambil menyipitkan mata. "Aku tidak mengira bahwa seseorang dari Lumière Entertainment. akan bekerja di tempat seperti ini."
Sheila merasakan ketegangan meningkat di dalam ruangan. "Saya masih merasa kurang di keuangan tuan" jawabnya dengan suara yang sedikit gemetar namun tegas. "Terkadang, keputusan saya untuk bekerja di sini adalah tentang menjaga kebebasan dan mendapatkan pengalaman lebih."
Richard mengangkat alisnya, terlihat terkesan dengan jawaban Sheila. "Kenapa kau masih bekerja di perusahaan kecil itu? Bukankah dengan kemampuanmu, kau bisa bekerja di tempat yang lebih baik?"
Sheila memandang Richard, mencoba untuk membaca niatnya. "Saya sedang mencari peluang yang lebih baik, Mr. Namun, kadang-kadang kesempatan tidak datang seperti yang kita harapkan."
Richard menilai Sheila dengan tajam. "Mungkin aku bisa menawarkan sesuatu yang lebih baik. Aku melihat potensi besar dalam dirimu. Dengan keterampilan dan keahlianmu, kau seharusnya dapat melakukan lebih dari sekadar menari di klub ini."
Sheila merasa terkejut dan sekaligus tertarik dengan tawaran Richard. "Apa maksud Mr. Richard?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.
Richard meletakkan gelasnya di meja dan menatap Sheila dengan serius "Aku memiliki proyek-proyek besar di perusahaanku yang mungkin membutuhkan seseorang dengan bakat dan kemampuanmu. Jika kau tertarik, aku bisa mengatur pertemuan untuk mendiskusikan lebih lanjut tentang kemungkinan berkerja di perusahaan ku."
Sheila merasa bersemangat dan cemas sekaligus. "Saya akan sangat tertarik, Mr. Saya yakin ini bisa menjadi kesempatan yang sangat berharga."
Richard tersenyum tipis. "Bagus."
Namun, sebelum Sheila dapat merespons lebih lanjut, Richard menambahkan dengan nada yang lebih tegas, "Tapi sebelum itu, kau harus menunjukkan kemampuanmu melayaniku. Bukankah kita harus menyelesaikan malam ini?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Executive Bitch 21+
Ficção AdolescenteWarning cerita dewasa 21+ Sheila adalah jalang milik perusahaan, menggunakan pesona dan kecerdasannya untuk memikat investor. Perusahaan mengandalkannya, bukan hanya untuk strategi, tapi juga untuk menggoda pria berpengaruh yang datang untuk berbis...