3. The Night with Mr Richard 21+

32.6K 75 1
                                    

Sheila tertegun sejenak, merasakan beratnya pernyataan tersebut. Namun, dia segera menyadari bahwa dalam industri tempat dia bekerja permintaan semacam ini adalah bagian dari rutinitas. Dengan keberanian dan profesionalisme, dia mendekat ke arah Richard.

"Saya mengerti, Tuan." kata Sheila dengan suara lembut dan tegas.

Sheila mulai bergerak mendekatinya dengan gerakan yang penuh sensualitas. Dia melepas pakaian pelan-pelan, memperlihatkan kulit mulusnya dengan gerakan yang anggun dan terampil. Setiap langkahnya dirancang untuk memikat dan memprovokasi, dengan gerakan tubuh yang lembut namun pasti.

Sheila duduk di atas pangkuan Richard, gerakannya semakin sensual, menggesekkan tubuhnya yang kini tidak tertutupi kain ke arah Richard. Tangannya dengan lembut meraba tubuhnya sendiri, mengelus setiap lekukannya, mengundang pandangan Richard untuk menikmati setiap detik yang lewat.

Dengan gerakan yang perlahan namun penuh gairah, Sheila mendekatkan dirinya ke wajah Richard, menyodorkan Payudara yang montok ke arah bibirnya. "Suka yang kau lihat, Tuan?" bisiknya dengan suara yang dipenuhi provokasi. Dia menunduk sedikit, mendorong Richard untuk menikmati apa yang disodorkannya richard memasukan puting itu kedalam mulutnya ,Sheila mengeluarkan desahan lembut yang memecah keheningan ruangan.

Richard mengamati Sheila dengan wajah datar, namun matanya tak bisa memungkiri gairah yang tersirat. Sheila melanjutkan, mengeluarkan suara-suara lembut yang memancing. "Aku di sini hanya untukmu, Tuan... Rasakan aku...," desahnya, sambil menggoyangkan tubuhnya dengan irama yang semakin lambat dan mengundang, menambah intensitas di antara mereka.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, Sheila perlahan-lahan turun dari pangkuan Richard. Dia berdiri di depan pria itu, menarik napas dalam-dalam sebelum menunduk, dan mulai membuka resleting celana Richard dengan cekatan. Suasana di ruangan privat itu menjadi semakin intens, penuh dengan ketegangan yang dibangun dari setiap gerakan Sheila yang terencana.

Saat ia menyentuh bagian penis Richard, Sheila mengeluarkan suara erangan kecil, membuat malam itu semakin memanas. "Betapa kerasnya kau, Tuan...," gumamnya dengan nada yang penuh godaan. Setelah itu Sheila mulai masukan penis besar Richard ke dalam mulutnya, memastikan bahwa Richard telah dipuaskan dengan tangan dan mulutnya, Sheila kembali naik ke pangkuannya, kali ini dengan satu tujuan yang jelas. Dia mengatur posisinya dengan hati-hati, mengarahkan penis itu ke vaginanya lalu dengan gerakan yang mantap, Sheila menurunkan pinggulnya kini penis itu sudah di dalam dirinya, membuat mereka bersatu dalam panasnya malam itu.

"Ini yang kau inginkan, bukan?" desah Sheila saat dia mulai bergerak, mengatur ritmenya dengan lambat dan terukur, mengeluarkan desahan demi desahan setiap kali dia merasakan gerakan Richard di dalam dirinya. Dia tahu bahwa ini bukan hanya tentang memuaskan hasrat pria di depannya, tetapi juga tentang menunjukkan betapa berdayanya dirinya dalam mengendalikan situasi. Meskipun berada dalam posisi yang seolah tunduk, Sheila memastikan bahwa malam itu, dia yang memiliki kendali penuh.

"Ah... Tuan... Kau begitu dalam...," erangnya dengan suara yang semakin keras, memastikan bahwa setiap kata yang keluar dari mulutnya akan menggetarkan gairah Richard, membuat pria itu semakin terhanyut dalam permainan yang sudah direncanakan oleh Sheila.Tubuh Sheila bergetar hebat, tidak mampu lagi menahan gelombang kenikmatan yang akhirnya melepaskannya dari ketegangan. Dengan satu desahan panjang, Sheila mencapai puncaknya di pangkuan Richard, seluruh tubuhnya bergetar kuat. Matanya terpejam erat, merasakan setiap getaran yang melintasi tubuhnya, membuatnya terasa begitu lemah di hadapan Richard.

Richard tetap memandangnya dengan dingin, meski jelas merasakan kekuatan gairah yang mengalir di antara mereka. Dengan kekuatan dan ketegasan yang tak terduga, Richard membawa tubuh Sheila yang masih setengah lemas ke sofa yang ia duduki. Tanpa banyak bicara, dia membalikkan tubuh Sheila, membuatnya menungging di atas sofa tersebut, memperlihatkan seluruh keindahan punggungnya yang telanjang.

Executive Bitch 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang