Chapter 1: The Last Words

199 15 1
                                    

Hujan deras mengguyur desa kecil di Negeri Pheomy, menambah suram suasana di pemakaman. Kabut tipis melayang di antara nisan-nisan tua yang berjajar di tanah berbatu, seakan menyembunyikan duka yang lebih dalam dari sekadar air mata. Rose berdiri di tepi makam yang baru digali, tubuhnya gemetar tak hanya karena dinginnya hujan, tetapi juga karena kehilangan yang baru saja ia alami.

Bunga mawar merah yang selalu dikenakan di telinganya kini tertunduk layu, seolah turut merasakan kesedihan yang memenuhi hati gadis itu. Di bawah payung hitam yang sudah usang, Rose memandang nisan di depannya dengan tatapan kosong. Tertulis di sana nama yang begitu berarti baginya: Eleanor Bloomfield, wanita tua yang telah merawatnya sejak kecil, yang telah menjadi segalanya bagi Rose.

Sejak kecil, nenek Eleanor selalu bercerita tentang dongeng-dongeng aneh, tentang manusia dengan kekuatan luar biasa yang mampu mengendalikan elemen alam, berbicara dengan hewan, atau bahkan menyembuhkan luka hanya dengan sentuhan. Nenek Eleanor bercerita tentang pahlawan-pahlawan kuno yang melindungi dunia dari kejahatan, tentang sekolah-sekolah rahasia yang mendidik anak-anak berbakat untuk menjadi penjaga perdamaian. Rose selalu menganggapnya sebagai cerita pengantar tidur, dongeng yang dibuat neneknya agar ia merasa aman sebelum terlelap.

"Rose, ingatlah satu hal, nak," kata neneknya suatu malam saat Rose masih kecil, "Kekuatan itu bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, tapi sesuatu yang harus kau pelajari dan kendalikan. Suatu hari, kau mungkin akan menemukan bahwa dirimu jauh lebih kuat dari yang pernah kau bayangkan."

Rose kecil hanya tertawa mendengar ucapan itu, menganggapnya sebagai bagian dari cerita dongeng yang dibuat neneknya. Dia tidak pernah benar-benar mempercayainya—sampai hari ini.

Malam sebelum neneknya meninggal, Eleanor memanggil Rose untuk duduk di samping tempat tidurnya. Tubuhnya yang kurus dan lemah tampak semakin kecil di bawah selimut tebal. Namun, meskipun suaranya sudah melemah, ada ketegasan yang tidak biasa dalam kata-katanya.

"Rose, ada sesuatu yang harus kau ketahui," suara neneknya terdengar berat, seolah setiap kata yang keluar mengandung beban bertahun-tahun. "Dunia ini bukan hanya apa yang terlihat. Ada lebih banyak di luar sana, sesuatu yang kau belum sepenuhnya pahami. Kekuatan, kekuatan besar yang mengalir dalam darahmu, itu bukanlah dongeng."

Rose menatap neneknya dengan mata lebar, tidak yakin harus merespons apa. Sebagian dari dirinya ingin menyangkal kata-kata itu, ingin tetap percaya bahwa semua ini hanyalah cerita.

"Kau adalah anak dari orang tua yang luar biasa, Rose," lanjut neneknya dengan napas yang semakin pendek. "Mereka... mereka memiliki kekuatan yang jauh melampaui kebanyakan orang. Mereka melindungi dunia ini, berjuang melawan kegelapan yang tak terbayangkan. Kau mewarisi kekuatan mereka, kekuatan yang besar. Dan sekarang, saatnya bagimu untuk belajar menggunakannya."

Rose menggenggam tangan neneknya yang keriput dengan erat, air mata mulai mengalir di pipinya. "Nenek, aku tidak mengerti..."

"Kau akan mengerti, sayangku. Kau harus pergi ke tempat di mana kau bisa belajar. Akademi itu, **The Celestial Academy**, tempat semua anak berbakat sepertimu belajar. Kau harus pergi ke sana. Di sanalah kau akan menemukan siapa dirimu sebenarnya dan apa takdirmu."

Sebelum Rose bisa mengajukan lebih banyak pertanyaan, neneknya mengambil napas dalam-dalam dan tersenyum, senyum yang begitu penuh kasih, yang selalu membuat Rose merasa aman.

"Jadilah gadis yang baik, Rose. Gunakan kekuatanmu untuk membantu orang lain. Jangan biarkan kesedihan atau kemarahan menguasaimu. Kau memiliki hati yang murni, dan itu adalah kekuatan terbesarmu."

Kalimat itu adalah yang terakhir keluar dari bibir nenek Eleanor. Malam itu, dia meninggal dunia dengan damai, meninggalkan Rose dalam lautan kebingungan dan kesedihan yang dalam.

Hari pemakaman nenek Eleanor adalah hari yang kelam, tidak hanya karena cuaca yang buruk, tetapi juga karena Rose harus menghadapi kenyataan bahwa ia kini benar-benar sendirian di dunia ini. Tidak ada lagi sosok yang membimbingnya, yang mendongeng sebelum tidur, yang menenangkannya saat mimpi buruk datang.

Saat pemakaman selesai, dan orang-orang mulai membubarkan diri, Rose tetap berdiri di sana, enggan meninggalkan neneknya. Hatinya terasa kosong, seolah semua warna kehidupan telah hilang bersama kepergian neneknya. Di saat itu, seorang pria yang tampak tak asing mendekati Rose. Pria itu mengenakan jas hitam yang rapi, dengan wajah serius namun penuh kelembutan.

"Rose," pria itu berbicara dengan suara tenang, tetapi ada ketegasan dalam nada bicaranya. "Namaku Dong Young Bae. Aku datang ke sini untuk menjemputmu."

Rose memandangnya dengan tatapan bingung. "Menjemputku? Ke mana?"

Young Bae tersenyum tipis. "Ke tempat yang seharusnya kau berada. **The Celestial Academy**. Aku adalah wali kelas di sana, dan aku sudah diberitahu tentangmu. Akademi kami adalah tempat di mana anak-anak dengan kekuatan istimewa sepertimu belajar dan berkembang."

Rose merasakan desiran aneh dalam dirinya saat mendengar kata-kata itu. **The Celestial Academy**? Itu nama yang disebut neneknya sebelum meninggal.

"Kau akan belajar banyak hal di sana, Rose," lanjut Young Bae. "Kau akan menemukan siapa dirimu sebenarnya, dan juga menemukan teman-teman yang akan mendukungmu. Dunia ini penuh dengan rahasia, dan kau adalah bagian dari rahasia itu."

Rose masih ragu. Dunia yang dia ketahui selama ini hanyalah desa kecilnya, ladang tempat dia biasa menanam bunga dan sayuran, serta hutan di pinggiran desa tempat dia bermain dengan hewan-hewan yang tampak seolah bisa mengerti setiap kata yang dia ucapkan. Dunia luar tampak asing dan menakutkan baginya.

Namun, saat Rose melihat kembali ke nisan neneknya, dia tahu bahwa dia tidak bisa tetap tinggal di sini. Neneknya telah mempercayakan sesuatu yang besar padanya, dan Rose tidak bisa mengabaikannya.

"Baiklah," katanya dengan suara yang masih bergetar. "Aku akan ikut denganmu."

Young Bae mengangguk, lalu memegang pundak Rose dengan lembut. "Ayo, kita pergi. Dunia yang baru menunggumu, Rose."

Dengan langkah berat, Rose meninggalkan pemakaman, berjalan berdampingan dengan Young Bae menuju awal dari perjalanan yang akan mengubah hidupnya selamanya. Di dalam hatinya, ada rasa takut dan kegelisahan, tetapi juga ada secercah harapan—bahwa mungkin, hanya mungkin, dia akan menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang selama ini mengganggunya.

Dan dengan begitu, Rose melangkah menuju takdirnya, meninggalkan masa kecilnya di belakang, dan menuju dunia yang lebih besar, penuh dengan misteri dan tantangan yang menanti.

The Celestial Academy (ROSEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang