Chapter 8 : Whispers in the Mist

49 6 0
                                    




Lembah berkabut yang terbentang di depan mereka dipenuhi dengan keheningan yang aneh, seolah-olah dunia di sekitar mereka telah terputus dari kenyataan. Kabut tebal menyelimuti setiap sudut, membuat pandangan menjadi terbatas hanya beberapa meter ke depan. Hanya suara lembut aliran sungai kecil yang menemani langkah tim Rose saat mereka berjalan dengan hati-hati, mengamati setiap detail di sekitar mereka.

Rose berjalan di depan bersama Jisoo, mengikuti arus sungai yang berkelok-kelok di antara pepohonan. Meskipun hati-hati, perasaan takut sedikit demi sedikit mulai mereda, digantikan oleh rasa penasaran akan apa yang mungkin mereka temukan di lembah ini. Di belakang mereka, Jungkook, Jimin, dan Eunwoo tetap berjaga-jaga, selalu siap menghadapi apapun yang mungkin mengancam.

"Tempat ini terasa begitu tenang, hampir terlalu tenang," bisik Jisoo, matanya bergerak ke segala arah, mencoba menembus kabut yang tebal.

"Aku tahu," jawab Rose pelan. "Tapi aku merasa ada sesuatu yang menunggu kita di sini. Sesuatu yang penting."

Tiba-tiba, kabut di sekitar mereka mulai bergerak, berputar dengan lembut seperti pusaran air. Dari dalam kabut, terdengar suara lembut, hampir seperti bisikan, memanggil mereka. Suara itu begitu memikat, membuat mereka semua berhenti dan memperhatikan.

Jungkook, yang berjalan paling belakang, merasakan ada sesuatu yang aneh dari suara itu. "Hati-hati," katanya dengan nada peringatan. "Ini bisa jadi jebakan."

Namun, sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, kabut itu mulai mengkristal di udara, membentuk sosok seorang wanita muda yang cantik dengan rambut panjang berwarna perak dan mata biru cerah. Sosok itu melayang di atas sungai, tatapannya fokus pada Rose.

"Siapa kau?" tanya Eunwoo, maju dengan hati-hati, menjaga jarak dari makhluk tersebut.

Wanita itu tersenyum lembut, suaranya berbisik seperti angin sepoi-sepoi. "Aku adalah penjaga lembah ini. Namaku Seraphina. Dan aku di sini untuk menguji hati kalian."

"Tantangan lain?" Jimin bergumam, bersiap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi.

Namun, Seraphina menggelengkan kepalanya dengan anggun. "Tidak ada tantangan fisik di sini. Hanya kebenaran yang akan kalian hadapi. Lembah ini adalah tempat di mana hati yang sejati terungkap. Kalian tidak dapat berbohong pada diri sendiri di sini."

Mereka semua saling pandang, merasakan perasaan tegang yang mulai muncul. Seraphina melayang mendekati Rose, matanya yang biru bersinar penuh misteri.

"Kau, Rose," bisiknya, "hatimu penuh dengan cinta dan rasa ingin tahu, tetapi juga ketakutan yang mendalam. Apakah kau siap menghadapi kebenaran tentang perasaanmu sendiri?"

Rose merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. "Apa maksudmu?"

Seraphina tersenyum lembut. "Lembah ini akan memperlihatkan padamu apa yang ada di dalam hatimu, bahkan hal-hal yang mungkin belum kau sadari. Ikuti arus sungai ini, dan kau akan menemukan jawabanmu."

Sebelum Rose bisa bertanya lebih jauh, Seraphina menghilang begitu saja ke dalam kabut, meninggalkan mereka dengan suasana yang penuh misteri. Kabut di sekitar mereka mulai bergerak lebih cepat, menciptakan ilusi gerakan dan suara yang menambah ketegangan di udara.

"Kita harus tetap bersama," kata Jungkook, suaranya tenang namun tegas. "Tempat ini bisa membuat kita kehilangan arah, dan kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi."

Mereka melanjutkan perjalanan, mengikuti arus sungai yang tampak mengarah ke suatu tempat yang lebih terang di depan. Seiring dengan perjalanan, Rose tidak bisa mengabaikan apa yang dikatakan oleh Seraphina. Apa maksudnya dengan "kebenaran hati"? Dan mengapa ia merasa begitu cemas tentang apa yang mungkin ia temukan?

Langkah mereka akhirnya membawa mereka ke sebuah tempat terbuka yang dipenuhi dengan bunga-bunga liar yang bermekaran. Di tengah-tengah padang bunga itu, ada sebuah kolam kecil yang jernih, memantulkan cahaya dari sinar matahari yang menembus kabut.

"Aku rasa kita harus berhenti sejenak," kata Jisoo, merasakan kelelahan yang mulai menumpuk. "Tempat ini tampak aman untuk beristirahat."

Yang lain setuju, dan mereka semua duduk di sekitar kolam, mengambil napas dalam-dalam dan merasakan ketenangan yang sementara.

Rose duduk di tepi kolam, matanya menatap ke dalam air yang jernih. Refleksinya tampak tenang, tetapi di dalam hatinya, ada perasaan yang bergejolak. Kata-kata Seraphina terus terngiang di telinganya, dan ia merasa ada sesuatu yang mendesak untuk diungkapkan, sesuatu yang mungkin sudah lama ia pendam.

Saat dia termenung, Jungkook duduk di sampingnya, jaraknya hanya beberapa inci. Dia tidak mengatakan apa-apa untuk beberapa saat, membiarkan keheningan mengisi ruang di antara mereka.

"Kau tampak gelisah," kata Jungkook akhirnya, suaranya lembut namun penuh perhatian.

Rose menoleh dan tersenyum tipis. "Aku hanya berpikir tentang apa yang dikatakan Seraphina tadi. Tentang kebenaran hati."

Jungkook mengangguk pelan, pandangannya masih tertuju ke kolam. "Tempat ini memang aneh. Tapi mungkin itu sebabnya lembah ini ada—untuk menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak ingin kita hadapi."

Rose menghela napas, merasa bahwa ini adalah momen yang tepat untuk berbicara. "Jungkook, apakah kau pernah merasa... takut dengan apa yang kau rasakan? Seperti ada perasaan yang begitu kuat, tapi kau tidak tahu apa yang harus dilakukan?"

Jungkook terdiam sejenak, lalu menoleh untuk menatapnya. "Aku sering merasa seperti itu. Khususnya tentang perasaan yang aku miliki terhadap orang lain."

Rose merasa pipinya mulai memanas, tetapi ia tidak bisa menghindari pertanyaan yang ada di dalam benaknya. "Apakah kau pernah merasa seperti itu... tentang seseorang di sini?"

Jungkook tidak langsung menjawab. Tatapannya tetap fokus pada Rose, dan dalam momen itu, waktu seolah berhenti. Perasaan yang terpendam selama ini, yang selalu ia coba abaikan, kini mulai muncul ke permukaan.

"Ya," jawab Jungkook akhirnya, suaranya hampir berbisik. "Aku merasakannya sekarang."

Hati Rose berdetak kencang, dan ia tahu bahwa momen ini lebih besar daripada tantangan apa pun yang mungkin mereka hadapi di hutan. Ada kejujuran yang tulus di dalam kata-kata Jungkook, dan ia merasa bahwa Seraphina benar—tempat ini telah mengungkapkan sesuatu yang penting.

Jungkook melanjutkan, "Rose, sejak kita pertama kali bertemu di akademi, aku selalu merasakan sesuatu yang berbeda saat bersamamu. Kau membuatku merasa... tenang, dan itu adalah perasaan yang langka bagiku."

Rose tidak tahu harus berkata apa. Perasaannya bercampur aduk antara kegembiraan dan ketakutan. Ia tahu bahwa momen ini adalah sesuatu yang penting, tetapi ia juga sadar bahwa mereka masih berada di tengah tantangan yang belum selesai.

Namun, sebelum ia bisa merespons, suara Jimin yang riang tiba-tiba memecah keheningan. "Hei, kalian harus lihat ini!" panggilnya dari tepi kolam yang lain. "Ada sesuatu yang aneh di dalam air!"

Jungkook dan Rose segera bangkit dan bergabung dengan yang lain. Di dasar kolam, mereka melihat sebuah batu besar yang tampak memancarkan cahaya samar. Cahaya itu semakin terang, menarik perhatian mereka semua.

"Aku rasa ini adalah petunjuk berikutnya," kata Eunwoo, mendekat ke kolam untuk melihat lebih jelas.

Tanpa ragu, Jimin melompat masuk ke dalam air, menyelam ke dasar kolam untuk memeriksa batu tersebut. Ketika ia kembali ke permukaan, ia membawa sebuah kristal kecil yang memancarkan cahaya biru.

"Ini pasti kuncinya," kata Jimin dengan senyum lebar, sambil memberikan kristal itu kepada Jungkook. "Mungkin ini akan membantu kita membuka jalan berikutnya."

Jungkook menerima kristal itu, memeriksa dengan seksama sebelum menyimpannya. "Kita harus segera bergerak. Siapa tahu apa lagi yang akan kita temui di depan."

Rose mengangguk, perasaannya masih campur aduk oleh percakapan sebelumnya. Namun, ia tahu bahwa saat ini, mereka harus fokus pada misi mereka.

Tim itu kembali bersiap dan melanjutkan perjalanan, meninggalkan lembah yang penuh misteri itu di belakang. Namun, di dalam hati Rose, perasaan yang baru saja diungkapkan oleh Jungkook masih terus berdetak, menambah lapisan baru dalam hubungan mereka.

The Celestial Academy (ROSEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang