Chapter 4: Sparks of Destiny

78 7 1
                                    


Malam itu, setelah semua siswa kembali ke asrama, Rose masih tidak bisa tidur. Perasaan gelisah dan penasaran bercampur menjadi satu, memaksanya keluar dari tempat tidur. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar taman akademi yang diterangi cahaya bulan. Taman itu penuh dengan tanaman dan bunga-bunga yang tampak berkilauan di bawah sinar rembulan, seolah-olah hidup dan bernapas dalam keheningan malam.

Rose merasakan ketenangan di tengah keindahan alam ini. Dengan setiap langkah, ia bisa merasakan ikatan yang semakin kuat dengan tanah dan tumbuhan di sekitarnya, seperti ada kekuatan yang mengalir dari akar-akar pohon langsung ke dalam dirinya. Namun, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang berbeda—panas yang aneh dan mengganggu kesejukan malam.

Dia berhenti dan melihat ke depan, mencoba mencari tahu dari mana sumber panas itu berasal. Di kejauhan, ia melihat sebuah cahaya yang memancarkan kilauan oranye kemerahan di ujung taman. Dengan rasa ingin tahu yang besar, Rose memutuskan untuk mendekati cahaya itu.

Saat ia semakin dekat, ia melihat seorang pria berdiri di tengah lapangan terbuka, dikelilingi oleh api yang menari-nari di sekitarnya. Api itu tampak begitu hidup, bergerak mengikuti gerakan tangan pria itu seolah-olah adalah perpanjangan dari dirinya sendiri. Pria itu memiliki postur yang tegap, dengan rambut hitam pekat yang berkilau di bawah sinar api. Wajahnya yang tegas dan fokus memancarkan aura kekuatan yang begitu intens.

Rose berhenti sejenak, menyadari siapa pria itu. Dia adalah Jungkook, siswa paling kuat di The Celestial Academy, yang dikenal karena kemampuannya mengendalikan api. Dalam banyak cerita yang didengar Rose dari teman-temannya, Jungkook digambarkan sebagai sosok yang tangguh dan penuh misteri—seorang siswa yang selalu menyendiri, jarang berbicara, namun selalu menjadi pusat perhatian karena kekuatannya yang luar biasa.

Rose menonton dari kejauhan, terpukau oleh pemandangan itu. Api di sekitar Jungkook tidak hanya panas dan mematikan, tetapi juga indah dan mempesona, seperti tarian cahaya yang rumit. Tanpa disadari, Rose melangkah lebih dekat, tertarik oleh kekuatan yang ia rasakan dari pria itu.

Tiba-tiba, Jungkook menghentikan latihannya dan menoleh, matanya yang tajam menatap langsung ke arah Rose. Wajahnya yang sebelumnya tenang berubah menjadi waspada, seolah siap menghadapi ancaman.

"Kau siapa?" tanya Jungkook dengan suara yang rendah namun penuh kewaspadaan, matanya memancarkan kilatan api yang membara.

Rose tersentak, merasa gugup dan canggung. "Maaf, aku tidak bermaksud mengganggu. Aku hanya... berjalan-jalan," jawabnya, suaranya bergetar sedikit.

Jungkook memperhatikan Rose dengan seksama, ekspresinya perlahan melunak. "Kau adalah siswa baru itu, Rose, bukan?" katanya, mengenali wajah gadis itu.

Rose mengangguk, masih merasa canggung. "Ya, aku Rose. Aku... aku terkesan dengan latihanmu. Kekuatan apimu sangat luar biasa."

Jungkook tersenyum tipis, senyum yang hampir tak terlihat. "Kekuatan bisa menjadi berkah sekaligus kutukan, tergantung bagaimana kau menggunakannya," katanya dengan nada yang penuh makna.

Rose merasa ada sesuatu yang dalam dan rumit di balik kata-kata Jungkook, sesuatu yang mungkin terkait dengan rahasia yang disembunyikannya. "Apakah itu berarti kau melihat kekuatanmu sebagai kutukan?" tanya Rose dengan hati-hati.

Jungkook memandang api yang masih berkelip di sekitar mereka, wajahnya menunjukkan ekspresi yang sulit dibaca. "Kadang-kadang, ya. Api bisa menghancurkan segalanya, termasuk hal-hal yang kau sayangi," jawabnya dengan suara pelan, seolah berbicara lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Rose.

Rose merasakan keheningan yang penuh makna di antara mereka. Dia bisa merasakan bahwa di balik kekuatan besar yang dimiliki Jungkook, ada luka yang mendalam, sesuatu yang membuatnya menjauh dari orang lain. Rasa penasaran Rose semakin dalam, namun ia tahu bahwa ini bukan saatnya untuk bertanya lebih jauh.

"Terima kasih telah mengizinkan aku melihat latihanmu," kata Rose dengan senyum lembut. "Aku tidak akan mengganggu lagi."

Saat Rose berbalik untuk pergi, Jungkook memanggilnya. "Rose," katanya, membuat gadis itu berhenti dan menoleh kembali. "Kekuatanmu juga luar biasa. Jangan biarkan keraguan menghalangimu untuk berkembang."

Kata-kata Jungkook, meskipun singkat, meninggalkan kesan yang mendalam di hati Rose. Ia mengangguk pelan, berterima kasih atas dukungan tak terduga itu, dan kemudian melanjutkan jalannya kembali ke asrama.

Malam itu, saat berbaring di tempat tidurnya, Rose merenungkan pertemuannya dengan Jungkook. Ada sesuatu yang memikat tentang dirinya—bukan hanya kekuatannya, tetapi juga kesedihan yang tersembunyi di balik matanya. Rose merasa bahwa takdir mereka mungkin lebih terkait daripada yang ia bayangkan, dan rasa penasaran itu membuatnya semakin ingin menggali lebih dalam rahasia yang ada di The Celestial Academy.

Namun, Rose juga sadar bahwa perjalanan ini akan penuh dengan tantangan. Dengan kekuatan yang baru ia temukan dan dukungan dari teman-teman serta Jungkook, Rose bertekad untuk menemukan siapa dirinya sebenarnya dan memahami peran yang harus ia mainkan dalam menjaga keseimbangan dunia yang semakin rentan.

Di bawah langit malam yang berbintang, Rose bersumpah pada dirinya sendiri bahwa ia akan menghadapi setiap rintangan dengan keberanian dan keyakinan. Perjalanan ini baru saja dimulai, dan ia akan siap untuk setiap tantangan yang datang.

The Celestial Academy (ROSEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang