Chapter 13 : Teror dari Kegelapan

42 6 1
                                    



Malam telah larut, namun langit di atas The Celestial Academy tidak memancarkan bintang. Awan gelap menyelimuti seluruh akademi, seolah-olah sesuatu yang tak terlihat mengintai di balik setiap sudut. Setelah kejadian di The Trials of the Enchanted Forest, aura akademi berubah drastis. Tidak ada lagi suara tawa yang memenuhi lorong-lorong, tidak ada lagi semangat para siswa seperti biasanya. Hanya ada bisikan ketakutan yang tersebar, setiap siswa dan guru diam-diam merasakan ancaman yang belum terlihat namun terasa semakin dekat.

Rose duduk di perpustakaan bersama teman-temannya, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Meskipun luka fisiknya dari serangan sebelumnya sudah sembuh, perasaan cemas di dalam dirinya terus menggerogoti. Setetes darahnya telah diambil, dan sejak saat itu, tidak ada yang sama.

"Kau baik-baik saja, Rose?" tanya Jisoo, suaranya lembut namun penuh kekhawatiran. Jisoo merasakan sesuatu yang ganjil di sekitar Rose, bukan hanya karena kejadian di hutan, tetapi karena Rose sendiri tampak semakin terisolasi dari semua orang.

Rose hanya mengangguk pelan. "Aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini. Seperti ada sesuatu yang mengikutiku ke mana pun aku pergi."

Lisa, yang duduk di samping Rose, menyentuh pundaknya. "Kami di sini bersamamu. Kau tidak perlu menghadapi ini sendirian."

Namun, meski berada di antara teman-temannya, Rose tidak bisa menyingkirkan rasa takut yang semakin besar dalam dirinya. Sejak setetes darahnya diambil, dia merasakan kehadiran yang gelap, seakan ada yang mengawasinya dari bayang-bayang.

"Sesuatu tidak beres di sini," gumam Jungkook yang berdiri di dekat jendela, memandang keluar ke halaman akademi yang tampak lebih gelap dari biasanya. "Langit seolah-olah... mati."

Suga, yang duduk di sudut dengan tangan terlipat, berbicara pelan namun jelas. "Umbra sudah mulai bertindak. Dia tidak perlu muncul langsung. Dia bisa mengintimidasi kita dengan ketakutan. Ini adalah caranya untuk melemahkan kita."

RM, yang memiliki kemampuan memori luar biasa, membuka salah satu catatan kuno yang mereka temukan di arsip akademi. "Setetes darah Rose sudah cukup untuk membangkitkan kekuatan Umbra, tapi dia masih dalam fase awal. Dia belum sepenuhnya bangkit, dan itulah kenapa dia menggunakan kegelapan untuk meneror kita."

"Kegelapan ini adalah bagian dari rencananya," lanjut Suga. "Dia ingin kita menjadi lemah sebelum menyerang sepenuhnya."

Di seluruh akademi, siswa mulai mengalami mimpi buruk. Seolah-olah kegelapan yang membayangi langit meresap ke dalam pikiran mereka saat mereka tertidur. Banyak dari mereka terbangun di tengah malam dengan perasaan ngeri, seolah-olah bayangan gelap mengintai di ujung tempat tidur mereka.

Di aula utama, seorang siswa bernama Minah mendatangi salah satu guru dengan wajah pucat. "Aku... aku tidak bisa tidur. Setiap kali aku memejamkan mata, aku merasa ada yang menatapku... dari bayangan di kamarku."

Guru itu mencoba menenangkan Minah, tetapi dia tahu bahwa dia tidak sendirian. Banyak siswa lain melaporkan hal yang sama—perasaan dihantui oleh sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tetapi bisa mereka rasakan. Kegelapan mulai merasuk ke dalam pikiran setiap orang, mempermainkan rasa takut mereka.

"Ini bukan sekadar ketakutan biasa," gumam Master Alaric saat dia berdiskusi dengan para guru di ruang pertemuan rahasia. "Umbra mulai menggunakan terornya untuk melemahkan mental para siswa. Jika kita tidak segera mengambil tindakan, seluruh akademi akan tenggelam dalam kegelapan."

Kembali di perpustakaan, suasana semakin tegang. Taehyung berjalan masuk dengan ekspresi yang jarang terlihat—khawatir. "Siswa-siswa mulai panik. Aku baru saja dari aula utama, dan banyak yang tidak bisa tidur. Mimpi buruk merasuk ke pikiran mereka."

Jimin, yang biasanya ceria, tampak serius kali ini. "Aku juga merasakannya. Udara terasa berat. Bahkan angin tidak bergerak dengan normal."

Rose memandang teman-temannya dengan tatapan penuh ketakutan. "Ini semua karena aku. Dia bangkit karena aku."

"Jangan katakan itu," jawab Taehyung dengan nada lembut, berdiri di dekatnya. "Ini bukan salahmu. Dia menggunakan darahmu, tapi bukan karena kau. Kita semua tahu ini akan terjadi. Umbra sudah lama menunggu momen ini."

RM menutup bukunya dengan suara pelan. "Umbra belum sepenuhnya bangkit. Setetes darahmu memberinya kekuatan, tapi dia masih membutuhkan lebih banyak kekuatan untuk sepenuhnya membebaskan dirinya."

Lisa menatap RM dengan bingung. "Jadi, apa yang dia butuhkan untuk bangkit sepenuhnya? Jika bukan darah Rose lagi, apa yang dia cari?"

RM menghela napas dalam-dalam. "Dia tidak butuh darah Rose lagi. Yang dia butuhkan sekarang adalah ketakutan. Kegelapan yang dia sebar adalah cara untuk memperkuat dirinya. Setiap ketakutan, setiap mimpi buruk, memberikan lebih banyak kekuatan padanya."

Jisoo menatap Rose dengan cemas. "Jadi... jika kita tidak melakukan apa-apa, dia akan menjadi semakin kuat?"

"Benar," jawab RM. "Jika kita membiarkan ketakutan terus merasuki pikiran siswa dan guru, Umbra akan segera mencapai kekuatan penuhnya. Kita harus menemukan cara untuk melawannya sebelum itu terjadi."

Tiba-tiba, lampu di perpustakaan berkedip-kedip. Suara angin menderu dari luar, dan suhu ruangan turun secara drastis. Jungkook, yang berdiri paling dekat dengan jendela, menoleh dengan cepat.

"Kalian merasakan itu?" gumamnya.

Semua orang segera merasakan perubahan di udara. Kegelapan di luar tampak semakin pekat, dan dari kejauhan terdengar suara-suara aneh, seperti bisikan yang tidak bisa mereka pahami.

Sebuah suara berat tiba-tiba terdengar di dalam kepala Rose, membuatnya gemetar. Suara itu tidak berasal dari siapapun di ruangan. Itu berasal dari dalam pikirannya.

"Aku sudah bangkit, Rose. Terima kasih atas pemberianmu. Tapi ini belum selesai. Dunia ini akan menjadi milikku."

Rose terkejut dan meraih kepala, membuat yang lain panik.

"Apa yang terjadi, Rose?" tanya Jungkook dengan nada cemas.

Rose terengah-engah, mencoba menjelaskan. "Dia... dia berbicara padaku. Umbra. Dia sudah bangkit, dan dia... dia ingin menghancurkan semuanya."

Taehyung dan Jungkook langsung mendekat, mencoba menenangkan Rose. "Kita harus segera bertindak," kata Taehyung dengan nada tegas.

"Dia hanya memanipulasi ketakutanmu, Rose," kata RM, mencoba menganalisis situasi. "Dia tahu bahwa kita rentan, jadi dia akan terus meneror kita sampai kita lemah. Tapi kita tidak bisa membiarkan itu terjadi."

Jungkook mengepalkan tangan, api kecil menyala di telapak tangannya. "Aku tidak akan membiarkan dia menang."

Lisa mengangguk setuju, wajahnya penuh tekad. "Jika Umbra ingin meneror kita, maka kita akan melawannya dengan kekuatan yang kita miliki."

Dengan rasa takut yang semakin nyata dan kegelapan yang menyelimuti akademi, mereka menyadari bahwa ini bukan lagi soal menjaga diri. Ini adalah tentang melawan teror Umbra sebelum kegelapan sepenuhnya menguasai dunia sihir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Celestial Academy (ROSEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang