05: Simbol Harapan

10 2 0
                                    

Nanatqhlys
Ogos 14, 2024

ᡣ𐭩 •。ꪆৎ ˚⋅

Aku melihat sepasang kekasih sedang berjalan di padang dandelion tidak jauh dari tempat punggungku berlabuh. Manikku menangkap pasangan itu sedang ketawa bahagia bersama. Wanita yang berada di samping lelaki itu tersenyum senang menatap dan meneladani sang kekasih yang sedang menghiburnya, tidak lupa sejambak bunga mawar merah yang berada dalam pegangannya. Senyuman tipis terukir di bibirku dan bayangan seseorang menari-nari di dalam ruang mindaku tika melihat hal itu.

Aku mengubah posisi tubuhku yang sedang duduk kepada berbaring secara terlentang. Kedua tanganku menjadi bantalan kepalaku dan aku membuang pandangan ke arah langit yang membiru indah. Cuaca yang tenang dengan angin yang bertiup lembut dan sinar mentari yang bersembunyi malu di balik kepulan awan-awanan yang tampak lembut juga bergerak perlahan di atas sana menenangkan jiwaku.

Rindu.

Hanya satu perkataan itu yang bibirku gumamkan.

Mataku terpejam sejenak merasai suasana yang menenteramkan jiwa saat itu. Terasa sentuhan lembut di kepalaku membuatkanku semakin tenggelam dalam lamunanku.

"Eva..."

Sentuhan lembut yang sempat kurasakan sebelumnya menghilang membuat kelopak mataku perlahan terbuka. Sejenak mataku membulat melihat Acha yang sedang duduk bersimpuh di dekatku. Pandanganku jatuh pada kedua tangannya yang bertaut gugup satu sama lain di atas pehanya dan senyuman tipis yang tertampal di bibirnya.

Pantas aku mengubah posisiku menjadi duduk dan kaca mataku yang jatuh sedikit dari kedudukan asal di pangkal hidung kubenarkan lalu berdehem sebentar mengawal rasa terkejutku.

"Sejak bila kamu berada di sini?"

"Tidak terlalu lama. Mungkin dalam 15 minit yang lalu."

Lagi mataku membesar mendengar balasan Acha. Aku tidak pernah terfikir yang gadis itu akan menemuiku di sini.

"Kenapa kamu ke sini?"

"Ingin saja."

Kedua keningku bertaut.

"Bagaimana kamu tahu saya berada di sini?"

Acha menggigit bibir bawahnya.

"Encik Arsen pernah beritahu yang Encik Arsen sangat sukakan dandelion. Jadi, saya berfikir mungkin Encik Arsen di sini memandangkan hanya di sini saja banyak tumbuhnya dandelion, kan?"

Aku hanya terdiam mengamati penjelasan Acha.

"Maafkan Acha, ya?" lirih Acha perlahan.

Aku mengeleng.

"Untuk apa kamu meminta maaf?"

"Datang ke sini, berjumpa Encik Arsen."

"Oh, tak mengapa."

Aku meraup rambutku ke belakang saat angin menerpa ke arahku begitu juga dengan Acha yang menyelipkan rambut depannya yang terurai menutupi wajah manisnya di balik telinganya. Suasana menjadi hening dan canggung seketika.

"Siapa Eva?"

Aku tersentak mendengar pertanyaan Acha yang menatapku ingin tahu.

"Itu... Teman saya."

"Teman? Kemana dia sekarang?"

"Ya. Dia berada di Australia."

Acha mengangguk menanggapi jawapanku yang seadanya.

"Jadi, Encik Arsen suka meluangkan masa di sini, ya?"

"Tentu. Ini tempat ternyaman saya untuk melepaskan semua perasaan saya."

"Boleh saya tahu kenapa Encik Arsen sukakan dandelion?"

Aku menatap ke arah langit sebentar dan tersenyum tipis.

"Bagi saya, dandelion itu satu bunga yang sangat indah dan ia melambangkan harapan."

"Harapan?"

"Benar. Tika angin membawa serpihan bunga dandelion yang terungkai dari tangkainya, saya percaya bila harapan yang saya ungkapkan pada serpihan bunga itu akan tertunai biarpun mengambil waktu yang lama."

"Jadi, apa yang Encik Arsen selalu harapkan kalau berada di sini?"

Pandanganku beralih pada Acha.

"Berharap saya tidak pernah melakukan sesuatu yang menyakitkan pada orang yang saya cinta dan hati saya yang terluka akan sembuh waktu demi waktu."

Bibirku menggariskan senyuman tipis saat melihat Acha yang tampak terpegun dengan kata-kataku.

"Marilah saya hantarkan kamu balik. Langit juga sudah berubah warna."

Acha mengikut arah pandangku ke langit yang tadinya membiru tenang dan kini mulai berubah perlahan pada kejinggaan. Senja mula menyapa seisi bumi menjemput malam untuk berlabuh.

"Baiklah."

Acha mengangguk menuruti perkataanku. Aku bangun dari dudukku mula mengatur langkah ke arah kereta yang terparkir tidak jauh dari tempatku dan Acha berada.

ᡣ𐭩 •。ꪆৎ ˚⋅

Bersambung.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dandelion & Roses • Jung JaehyunWhere stories live. Discover now