Dandelion & Roses • Jung Jaehyun

06: Memori Lama

Nanatqhlys
Ogos 23, 2024

ᡣ𐭩 •｡ꪆৎ ˚⋅

"Arsen!"

Tangan mungil itu melambai teruja ke arah Arsen. Lelaki itu melangkah ke arah wanita yang mengenakan gaun A-line merah jambu cair dihiasi corak bunga halus sedang berdiri menantinya di ruang menunggu pawagam. Rambut coklat yang digayakan dengan gaya messy bun with bangs membuat wajah manis itu tampak lebih menawan terlebih lagi saat senyuman terpatri di wajah.

"Sudah lama menunggu?"

Wanita itu mengeleng.

"Arsen mahu pesan set popcorn yang mana? Kita jadi menonton filem yang Eva cadangkan semalam, kan?"

Arsen mengangguk.

"Saya mahu air mineral saja. Setelah menonton, kita pergi makan."

"Baiklah. Eva pergi beli sebentar. Arsen belikan tiket, ya? Lagi 20 minit, filen akan ditayangkan."

Arsen mengangguk dan berjalan berlainan arah dengan Eva menuju ke kaunter pembelian tiket. Manik onyx Arsen menatap datar dua keping tiket itu di tangannya.

"Sudah beli tiketnya?" soal Eva yang menerpa ke arah Arsen dengan membawa sebuah kotak popcorn saiz sederhana dan dua botol air mineral.

"Sudah."

Arsen menunjukkan tiket itu pada Eva membuatkan wanita itu tersenyum lebar.

ᡣ𐭩 •｡ꪆৎ ˚⋅

Eva tampak senang sambil berceloteh ria manakala Arsen hanya memandang lurus ke arah jalanan yang dipenuhi dengan para manusia di hari minggu itu.

"Arsen."

"Ya?"

"Cantik bunga mawar itu, kan?"

Arsen menghentikan langkahnya dan memandang ke arah jambangan bunga mawar pelbagai warna yang ditampilkan di kaca pameran sebuah kedai bunga. Eva menatap Arsen penuh makna tetapi lelaki itu hanya berpura-pura tidak mengerti.

"Kenapa?"

"Um... Sudah lama Arsen tidak beri mawar pada Eva seperti sebelumnya. Eva hanya rindu." lirih Eva perlahan.

"Nanti sajalah."

Arsen meneruskan langkahnya mengabaikan wajah suram Eva yang berada di sampingnya.

Deringan yang berasal dari benda persegi milik Arsen memecah kesunyian yang melanda antaranya dan Eva.

"Helo?"

"..."

"Baik. Saya ke sana sekarang. Tunggu, ya?"

Wajah gusar Arsen terlihat di manik chestnut Eva.

"Kenapa, Sen?"

"Saya kena balik."

"Kenapa?"

"Kayla perlukan saya."

Mendengar nama yang terpacul keluar dari bibir Arsen membuatkan Eva merasa tidak senang.

"Tapi, hari ini Arsen janji untuk luangkan masa dengan Eva, kan?"

"Apa kamu tak mengerti? Kayla sedang sakit dan dia perlukan saya."

"Tapi, saya kekasih kamu, bukan dia, Sen."

"Dia yang lebih dulu kenal saya daripada kamu, Ev. Jangan egois."

Eva tersentak mendengar perkataan Arsen. Lelaki itu mendengus kesal dan berlalu pergi dari situ meninggalkan Eva yang masih berdiri kaku di tempatnya menatap tidak percaya pada sang kekasih.

Bunyi hon kereta yang berada di belakang keretaku menyentakku dari lamunan panjang. Mataku melihat ke arah lampu isyarat yang sudah bertukar dari merah kepada hijau. Aku menekan pedal minyak untuk meneruskan perjalananku. Mataku melihat sekilas kedai bunga yang berada tidak jauh dari tempat kulewati. Ada rasa sesak di dadaku yang muncul tika mengingat hal lalu.

ᡣ𐭩 •｡ꪆৎ ˚⋅

Bersambung.