Special Part

2.5K 200 11
                                    

Erland terlihat mengatur nafasnya, saat ini dia berdiri di depan gerbang besar yang bertuliskan Alaska university.

"Dek kalo ada apa-apa, langsung hubungi kakak, ya!" Ujar Alden, membuat Erland segera menatap ke arah sang kakak.

"Kak, aku masih ragu..." Alden tersenyum tipis sambil mengusap lembut rambut sang adik.

"Kakak antar sampai ke kelas, ya?" Erland mendesah kasar, sebelum menganggukkan kepalanya.

Alden pun merangkul pundak sang adik, membawanya masuk kedalam. Ini adalah kampus dimana Alden kuliah dulu, jadi dia tau seluk beluk tempat ini.

Disepanjang perjalanan, sepasang kakak dan adik itu tidak luput dari perhatian orang-orang, membuat Erland merasa risih.

"Hi Kak Al!" Seorang perempuan menghampiri mereka dengan senyuman nya.

"Hallo Feb!" Balas Alden sambil tersenyum tipis.

"Kak Al apa kabar? Ada perlu apa datang lagi ke kampus?" Tanya perempuan yang bernama Febby itu.

"Kabar baik, aku kesini antar adik aku. Ini first day nya dia disini!" Jawab Alden, membuat perempuan itu segera menatap ke arah adik dari mantan kakak tingkatnya itu.

"Oh ini adiknya kakak?" Tanya Febby dan diangguki oleh Alden.

"Maaf ya Feb, tapi kita buru-buru!" Ujar Alden.

"Oh iya, kak! Maaf ya udah nunda-nunda waktunya kakak!" Setelah itu, Alden dan Erland pun melanjutkan perjalanan mereka.

"Cewek itu siapa, kak?" Tanya Erland setelah jarak mereka sudah jauh dari perempuan tadi.

"Oh, dia Febby. Anak kedokteran!" Jawab Alden.

"Terus kenapa dia ada disini? Inikan fakultas ekonomi dan bisnis!" Alden mengedikan bahunya, sambil tangan kanannya masih merangkul pundak sang adik.

"Mungkin habis ketemu sama cowoknya!" Ucapnya.

Beberapa menit kemudian, mereka pun tiba didepan sebuah ruangan besar, "Sudah sampai! Ini adalah kelasmu!" Ujar Alden.

"Kak... Aku belum siap!" Ungkap Erland sambil menunduk, membuat Alden tersenyum lembut dan mengangkat dagu sang adik dengan ibu jarinya.

"Kamu pasti bisa! Okay?" Alden berusaha meyakinkan sang adik, membuat pemuda itu mengangguk pelan.

Alden tidak tega melihat Erland begini, haruskah dia membawa adiknya ini pulang dan mengurungnya didalam mansion saja?

"Ayo..." Alden menemani Erland masuk kedalam kelas, terlihat di sana sudah ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi. Erland tidak lagi menunduk, dia menatap ke depan, namun jemarinya menggenggam erat tangan kakaknya.

Alden pun tersenyum lembut ke arah adiknya, mengantarkan pemuda itu duduk di salah satu kursi yang ada disana.

"Jika tidak nyaman, maka jangan berteman. Jika merasa risih, acuhkan saja. Kakak paham kok, kalau kamu nggak mau berinteraksi sama yang lain, tapi kalau bisa, usahakan, ya? Kakak mau kamu bisa punya teman disini!" Erland mengangguk pelan.

"Ya sudah, kalau begitu kakak ke kantor dulu, ya? Kamu baik-baik disini!" Erland lagi-lagi menganggukkan kepalanya.

"Oh dan satu lagi, kalau butuh bantuan, bilang ke asisten kamu, dia ada di depan kelas!" Ucap Alden sebelum pergi dari sana.

Setelah kepergian Alden, terlihat beberapa orang mahasiswa datang menghampirinya.

"Erland, kan?" Erland terkejut mendengar seorang pemuda menyebutkan namanya dan langsung duduk disampingnya.

♔ Transmigration King ♔ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang