9 • Cinta Klasik Putri Tidur

2.1K 191 5
                                    

Akhirnya [9] :: Cinta Klasik Putri Tidur

Backsound : Biarkan Bintang Menari - Anisa Rahma

•^•^•^•^•^•^•^•^

Sajak rindu berbalut bisu..
Syair cinta terkungkung kelu..
Setitik rasa yang tak mampu kuucapkan padamu..
Hanya mampu ku isyaratkan dengan senyum dan tatapan mataku..

Bisu..
Tuli..
Gagu..
Semua itu kurasakan saat aku berada di dekatmu..
Degup jantung yang berpacu seolah bom waktu yang siap menghantam hatimu..
Bom yang akan membuka tabir bahwa aku menginginkanmu..
Bahwa aku mencintaimu..

Dongeng klasik seorang putri tidur tak hanya ada dalam buku..
Kau mengalaminya dan aku disini hanya sanggup berdoa serta menunggu..

Bangunlah Putri..
Mari kita rajut kisah cinta klasik yang lebih mengagumkan dari semua kisah yang pernah kau ketahui.

Bersamamu, aku sempurna..
Bersamamu, aku mengerti arti cinta yang sesungguhnya..

Di depan ruang ICU begitu hening. Ayah Prilly memilih duduk dikursi dan sesekali menghela nafas berat. Bunda Prilly memilih duduk di sudut ditemani Adiknya----(tante Prilly) . Sementara Pria yang mengembalikan kehidupan untuk gadis hazelnut itu tengah duduk dilantai dan membenamkan wajahnya dilipatan lutut. Perasaannya berkecamuk , apakah gadis pujaannya akan baik-baik saja atau malah sebaliknya. Ini kali pertama ia berada disituasi yang menegangkan.

Ia memang belum mengenal betul gadis itu. Dia hanya tahu sebatas nama. Tidak lebih. Semua seperti mimpi panjang yang tak berujung. Tapi sungguh dia tidak pernah menyesali pertemuannya sore itu. Prilly lah orang pertama yang menawarinya sebuah pertemanan. Bahkan gadis itu tidak pernah menyinggung kekurangan Ali. Gadis itu pula yang membuatnya mengetahui jika di dunia ada yang namanya cinta. Dia memang pernah mendengar kata itu tanpa mengerti arti yang sesungguhnya.

”Nak”

Ali tersadar saat ada orang yang menepuk pundaknya.

”Aku memanggilmu sedari tadi”

”Maaf Om. Saya ada masalah dengan pendengaran”

Ayah Prilly tergagap. ”Maaf. Saya tidak tahu”

”Tidak apa-apa”

”Oh ya. Dokter sudah keluar dan kita sudah boleh menjenguk Prilly. Kau ingin masuk?”

”Kalian dulu saja”

Ayah Prilly tersenyum dan mengacak rambut Ali pelan. Saat pintu sudah tertutup sempurna, Ali semakin membenamkan wajahnya dilipatan lutut. Ia takut. Bagaimana jika gadis itu tidak mengingatnya?. Bagaimana jika gadis itu lupa dengan semua percakapan mereka?. Bagaimana jika gadis itu sama seperti yang lain , dia hanya kasihan pada Ali?. Puluhan kata bagaimana mendesak keluar dari cangkangnya seolah membutuhkan jawaban yang kongkrit. Namun siapa yang bisa menjawab. Selamanya akan tetap menjadi kalimat tanya jika Ali tidak menemui gadis itu. Selamanya tak akan terjawab jika Ali tidak mencari tahu. Semua hanya akan menjadi kalimat tanya yang tidak memiliki jawaban.

Ali bangun dari duduknya dan memilih berdiri bersandar pada tembok. Keluarga Prilly telah keluar setelah menghabiskan limabelas menit didalam ruangan serba putih itu.

”Temui dia” ucap Ayah Prilly.

Perlahan ia berjalan mendekat ke pintu dan memutar knop. Dia diam mematung ketika pintu itu telah terbuka. Disana , hazel dambaannya mengunci onyx nya. Gadis itu memandangnya cukup lama tanpa ekspresi.

AkhirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang