Enjoy ~
.
.
.
__•••🐣•••__
SMP Pertiwi
Oliv menatap bangunan didepannya dengan berbinar, ini adalah kali pertamanya melihat sekolah, dari dulu ia sangat ingin sekolah, tapi apa daya nya yang hanya bisa berdiam diri dirumah dengan obat-obatan sebagai makanan setiap harinya.
Oliv berjalan dengan semangat memasuki gerbang sekolah yang terbuka lebar, mengabaikan banyaknya pasang mata yang mengarah kearahnya.
Bukan, mereka bukan menatap Oliv karena kampungan, jijik atau sebagainya, melainkan mereka menatap Oliv dengan pandangan berbinar karena Oliv begitu mungil dan menggemaskan di mata mereka. Disini hanya Oliv yang terlihat begitu mungil seperti anak SD.
Rasanya mereka ingin mengarungi Oliv dan membawanya pulang untuk menjadikan Oliv sebagai adik mereka. Oliv selalu menampilkan raut wajah polos kapan dan dimana pun. Tidak kah Oliv tau, jika raut wajahnya itu sangat alami dan bisa membuat banyak orang tertarik dengannya.
Melihat ke sekeliling nya yang sekarang sudah ramai murid yang berdiri melingkar menghalangi jalannya.
Oliv menatap mereka dengan tatapan polos "kenapa beldili sepelti itu?" Tanya Oliv yang mendapat tatapan gemas dari mereka.
"Sayang, kamu umur berapa? Kamu imut banget sih~" ucap siswi yang sedikit tomboy, Dian Aprianti.
"Umul Oliv 12 kakak"
"Beneran? Kamu kayak anak SD tau.. mungil banget.. tapi gemesin kok" ucap siswi dengan pakaian urakan atau tidak rapi, Nia Amelia.
"Oliv no~ Oliv sudah besal 12 tahun~" bantah Oliv.
"Iya deh.. kamu sudah besar" kekeh siswi dengan wajah dan sifat yang paling dewasa, Riana Antoinette.
"Kamu masuk kelas berapa?" Tanya Riana pada Oliv.
Oliv menggeleng "tidak tau Oliv.. kemalin tidak sekolah"
"Kamu homeschooling?" Tanya Dian penasaran.
"Tidak. Oliv sekolah kok, tapi tidak tau kelas saja"
Mereka mengangguk mengerti"ayo kita bantu cari kelas kamu" ajak Riana dengan menggandeng tangan Oliv menuju ruang kepala sekolah.
Oliv diam dan tetap mengikuti langkah ketiga siswi yang dirinya saja belum mengetahui namanya.
"Pak!! Ini Oliv kelas berapa ya?" Tanya Dian tanpa permisi memasuki ruang kepala sekolah.
Pria paruh baya yang menjabat sebagai kepala sekolah itu pun langsung menatap garang kearah Dian yang sedang cengengesan tak jelas.
"Bisa ketuk pintu terlebih dahulu?" Ujarnya dengan datar.
"Hehe sorry pak, saya mau antar Oliv. Dia bilang gak tau kelasnya dimana" jelas Dian memberi tau untuk apa tujuannya kemari.
Kepala sekolah itupun menatap kearah Oliv yang juga menatapnya dengan tatapan penasaran. "Kau masuk VII A" beritahu nya.
"Kyaaa.. Oliv kita sekelas loh~" senang Nia dengan memeluk Oliv. Oliv hanya diam, jujur dirinya masih agak bingung menyangkut sekolah dan kelas, ingat bukan jika ini adalah kali pertamanya keluar rumah dan sekarang langsung masuk sekolah tanpa ada pengetahuan sedikitpun.
'oliv tidak mengelti' batinnya meringis.
Oliv dan ketiga teman barunya langsung melangkah pergi menuju kelas mereka.
"Tada~ Oliv ini adalah kelas kita sekarang" membuka pintu kelas yang memperlihatkan ada banyak siswa siswi yang sudah duduk rapi disana.
Oliv berbinar melihat ada banyak orang disana. "Oliv banyak teman sekalang.. yey~" bertepuk tangan dan meloncat-loncat kecil pertanda betapa bahagianya sekarang ia.
Mereka yang melihat itu dibuat gemas. Bagaimana tidak, Oliv itu mungil, berpipi bulat, apalagi saat meloncat, pipi itu ikut naik turun. Ditambah dengan raut wajah polos dan juga tingkah nya yang masih seperti bayi.
"Bayi banget.!!" Teriak mereka semua yang membuat Oliv terdiam karena terkejut.
Mengerjakan matanya berkali-kali karena merasa bingung. "Bayi?" Tanya Oliv dengan menatap mereka polos, memiringkan kepalanya tanda bertanya dimanakah bayi itu berada.
Mereka lagi-lagi dibuat gemas olehnya, ini adalah cobaan terberat, sepertinya mereka harus menahan hasrat untuk tidak mencubit pipi bulat itu.
"Tidak ada, ayo kita duduk... Oliv bareng sama aku ya" ajak Riana.
"Enak aja. Oliv bareng aku duduknya" bantah Dian.
"Gak. Bareng akulah" sekarang Nia ikut membantah.
Mereka bertiga sama-sama tidak ingin kalah. Saling menatap permusuhan dan menatap Oliv dengan raut wajah serius.
"Oliv mau duduk dengan siapa?" Tanya Riana.
Oliv langsung menunjuk Riana, dia paling suka dengan Riana "kamu, Oliv suka sama kamu" ujarnya ambigu, tapi apa daya Oliv yang masih polos.
Wajah Riana sudah memerah seperti tomat. Dirinya salting you know.
"Khem.. kita belum kenalan nih" ucap Riana setelah menormalkan raut wajahnya.
"Kenalin aku Riana Antoinette"
"Aku Nia Amelia"
"Dan aku Dian Aprianti"
"Sama Oliv, Olivia Xaviel Helton" ujarnya mengikuti cara perkenalan mereka.
Mereka mengangguk gemas. Kenapa bisa ada anak segemoy ini, batin mereka berteriak.
"Belalti nama kamu Liana kan? Telus ini Dian, telus ini Nia.. tapi Oliv paling suka sama Liana kalena baik" ucapan polos Oliv membuat mereka gemas, tapi tidak dengan Dian dan Nia. Mereka kesal karena Oliv lebih menyukai Riana daripada mereka. Benar kata orang, bayi tidak bisa berbohong.
.
.
.
Hellow??
Oliv sekolah nih~ udah dapet teman baru yang baiknya minta ampun..
Vote sama komen nya dong zayeng...
Kalo udah... Lope sekebon buat yu orang😘❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Short Story"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...