Bagian 2

330 60 6
                                    


Pagi telah tiba keadaan Freya pun sudah benar-benar pulih.

Freya sudah bangun sejak jam 05:30 wib. Karena terbiasa bangun pagi.

Freya langsung mandi, sebenarnya Freya tidak terbiasa dengan kemewahan. Namun dia tetap harus menjalani semua ini dengan santai.

Setelah selesai mandi dan melaksanakan sholat subuh. Freya bersiap-siap untuk berangkat sekolah.

Freya melihat lima buah headphone berwarna warni, ada warna biru dan putih, biru dongker dan hitam. Dan masih ada lagi.

Dari dulu Freya sangat ingin mencoba itu, namun karena orang tuanya kurang mampu akhirnya dia tidak bisa memiliki haedphone itu.

"Kayaknya, gue pake gak bakal masalah sih." Freya mengambil satu haedphone perpaduan warna biru dongker dan hitam.

"MasyaAllah demagenya anak Mama Aya gak ada tandingannya," pujinya untuk dirinya sendiri.

Tok tok tok

"Nona, ayo bangun. Sudah saatnya sarapan."

Freya membuka pintu dengan penampilan yang sudah siap dan rapi.

Freya memakai hoodie berwarna hitam, tas ransel berwarna biru dongker dan jangan lupakan rambutnya yang sedikit Bondol. Dengan headphone tanpa kabel berwarna biru dongker dan hitam yang tertengger di lehernya.

Benar-benar demagenya gak ngotak.

Freya mendapatkan ini semua dari kamar Freya, dan tentunya sudah mendapat izin sepenuhnya untuk itu dari kedua orangtuanya.

"Ini Nona Freya?" tanya Zahra bingung.

"Bukan, tapi Vana! Ya Freya lah! Siapa lagi!" ketus freya.

"Maaf Nona, soalnya tidak biasanya Nona berpenampilan seperti ini." Freya mengangkat bahunya acuh.

Freya berjalan duluan meninggalkan Zahra.

"Pagi Ma, Pa," sapa Freya pada kedua orangtuanya.

"Pagi sayang."

"Pagi cantik."

Semua mata menatap Freya tak percaya, begitu memikat.

Biasanya Freya akan berpenampilan seperti cabe-cabean dengan rambut yang di gerai berantakan, dan baju yang kekecilan.

Tapi ini, waw. Sungguh berdemage.

"Santai aja kali ngeliatnya. Di kencingin kodok baru tau rasa," ujar Freya. Sembari berjalan menuju kursi di sebelah Chika dan Sean kakak tertuanya.

"Kenapa penampilan Lo kek gitu?" tanya Aldo.

"Kenapa Lo nanya?" bukannya menjawab, Freya malah balik tanya.

"Iya benar kata Freya, kenapa kamu tanya seperti itu?" Aldo hanya mendengus tak suka.

Sedangkan Freya mengangkat bahunya tak acuh, bodo amat sama Abang-abangannya itu.

"Sayang kepala kamu masih sakit?" tanya Chika pada Freya.

"Masih Ma, tapi udah mendingan." Chika mengangguk, lalu memberikan selembar roti pada Freya.

"Maaf Ma, Freya gak makan itu." Semua menyerngit, tumben biasanya selalu pengen makan Roti tawar.

"Ah, iya. Maaf sayang, jadi kamu mau makan apa?" tanya Chika yang cepat menyadari, bahwa itu bukanlah Freya yang sebenarnya.

"Aku makan, Buah aja Ma." Chika mengangguk dan memberikan buah pada Freya.

Ashel menatap tak suka pada Freya. "Sial dia masih hidup lagi! Awas aja kamu Freya." Batin nya kesal.

Shifa or Freyana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang