Bagian 5

454 78 3
                                    


Freya mengajak teman-temannya untuk main kerumahnya, termasuk tiga babunya itu.

Mereka awalnya menolak tapi Freya memaksa dan tidak ada bantahan.

"Ini mobil kan gak kecil ya, jadi muatlah buat kita berenam," ujar Freya.

"Tapi kayaknya gak deh Fre, ini mobil kursinya cuma ada empat." Freya mendengus mendengar balasan Christy.

"Muat, kek badan Lo gede aja. Muat kan?!" tanya Freya pada Olan.

Olan dengan terpaksa mengangguk.

"Ayo masuk," ajak Freya sudah seperti pemilik mobil itu.

"Ini sebenernya yang punya mobil siapa sih?" tanya Olan.

"Udahlah Bos, ikut aja. Dari pada kena tonjok," sahut Lukman.

Mereka pun masuk kedalam mobil.

"Sini, nah kan muat." Mereka semua menghela nafas berat.

Muat dari mana? Yang ada di muat-muatin, lihat saja bagaimana posisi mereka sekarang.

Olan duduk di kursi kemudi, Lukman dan Jesson duduk disebelahnya, dengan posisi yang begitu terlihat jika itu sempit.

Freya dan dua temannya duduk bertiga di bangku belakang, dengan sempit-sempitan. Karena memang kursi itu untuk dua orang, bukan tiga orang.

"Buruan Lan, sakit nih tangan gue." Olan menghela nafas jengah.

Olan melajukan mobilnya menuju rumah Freya.

Sekitar empat puluh menit mereka tiba di rumah Freya yang begitu besar, luas dan mewah.

"Akhirnya, badan gue gak kejepit lagi." Freya terkekeh mendengar penuturan Lukman.

"Yuk masuk," ajak Freya.

Mereka mengangguk dan mengikuti langkah Freya, beberapa penjaga menyapa mereka.

"Kaya banget dia ternyata," celetuk Jesson.

Mereka masuk kedalam rumah dan saat sudah tiba didalam mereka mendengar tawa di ruang tamu.

Freya tersenyum smirk, dia akan melancarkan rencananya.

"Ayo guys, masuk. Anggap aja rumah sendiri, Mami Papi gue kayaknya ada didalam, yuk."

Semua yang ada di ruang tamu menoleh kearah Freya dan teman-temannya dengan raut terkejut.

Mereka terkejut, bagaimana bisa Freya berani membawa orang lain datang kerumah ini? Biasanya yang datang hanya Fiony atau Christy, selebihnya tidak pernah.

Zean berdiri dari duduknya.

"Ngapain Lo bawa orang asing kerumah ini?" tanya Zean.

"Siapa yang Lo bilang orang asing? Mereka? Mereka temen-temen gue kali," jawab Freya.

Ketiga babu Freya tersenyum sinis, sedangkan Christy menatap takut pada Matthew.

"Gimana bisa Lo temenan sama anak berandalan kayak mereka Freya?" Freya menoleh pada laki-laki yang tadi menamparnya.

"Kok Lo yang kepo ya?" tanya Freya, laki-laki itu mendengus.

"Kak Freya, gabung sama kita aja yuk." Freya memutar matanya jengah.

"Gak level!" ketus Freya.

"Lo!"

"Ada apa ini ribut-ribut, loh anak Mami udah pulang ternyata."

Freya tersenyum manis dan langsung menghampiri Maminya.

"Loh ada Christy juga, sini sayang. Mami kangen tahu, Christy kok jarang kesini sih?" tanya Mami Chika.

Christy dengan semangat empat lima langsung memeluk Chika.

"Christy juga kangen Mami," ujarnya.

"Fiony, gak mau peluk Mami?" Fiony tersenyum dan langsung memeluk Chika.

Mereka memang dekat dengan Chika dari lama. Dan Chika sendiri sudah menganggap mereka seperti anaknya sendiri.

"Mi, kita bawa temen, itu mereka."

Ketiganya tersenyum ramah.

Sedangkan Zean dan yang lain menatap tak Suka kepada Mereka.

Chika berjalan mendekati Olan dan yang lain.

"Wah ganteng banget, mirip sama Chandra Jess ." Chika memuji Jesson.

"Mami kenal sama Chandra Jess?"

Pertanyaan itu muncul dari mulut Ashel, sudah tentu di abaikan oleh Chika.

Freya tersenyum sinis pada Ashel.

"Mami gue gaul kan? Chandra Jess aja dia kenal," celetuk Freya membuat para babunya dan dua sahabatnya tertawa.

"Ah, kamu bisa aja."

Mereka terkekeh terkecuali Zean dan teman-temannya.

"Eh kita ke taman belakang aja yuk, sekalian ngobrol-ngobrol. Freya ganti baju dulu ya sayang, ajak Fiony sama Christy juga." Freya mengangguk.

"Mi, kok mereka di perlakukan dengan baik, tapi kenapa temen-temen Zean gak?" Mereka semua menoleh pada Zean.

Chika tersenyum pada putranya.

"Tentu Mami akan bersikap baik dengan teman-teman Freya, karena mereka dekat dengan Freya. Sedangkan kalian?"

"Tidak pantas untuk diperlakukan secara baik-baik."

Ketiga babu Lora sontak terkejut, mereka tidak tahu menahu persoalan keluarga ini.

"Kalian sama dengan iblis! Saat Freya jatuh dari lantai dua kalian dimana? bukannya membantu. Kalian malah membiarkan, apa masih pantas Mami memperlakukan kalian dengan layak?"

"Mami rasa tidak."

"Ayo," ajak Chika pada ketiga babu Freya.

Sedangkan Zean dan yang lain, terdiam. Benar apa yang di katakan oleh Chika, mereka iblis.

Chika mengajak ketiga babu Freya ke taman sedangkan Freya dan kedua sahabatnya masih di sana.

"Wah enak ya di anaktirikan," ujar Freya.

"Kasian, makanya jadi orang gak usah jahat-jahat. Kan karmanya lebih sakit dari apa yang kalian lakukan," tambahnya.

"Lo!!"

"Aduh sorry ya, anak kesayangan Mami mau masuk dulu. Bye Abang-abangan gue," ujar Freya.

Lora menarik kedua sahabatnya untuk masuk kedalam rumah, sedangkan Zean dan yang lain menahan marah dan juga kecewa.

Zean tak menyangka jika adiknya benar-benar sudah berubah.

Ashel menggeram ditempatnya.

~•~•~•~•~

Dah Segitu dulu untuk Minggu iniAnd see you bye everyone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dah Segitu dulu untuk Minggu ini
And see you bye everyone

Shifa or Freyana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang