Bagian 7

365 69 1
                                    


Saat ini Freya dan Christy tengah berada di dalam perpustakaan. Bukan hanya mereka tapi juga ada Ashel dan Reva, kedua gadis itu akan menjadi lawan Freya dan Christy nanti untuk seleksi.

"Fre, kamu yakin?" tanya Christy, pasalnya dia takut nanti Ashel akan berbuat yang tidak-tidak padanya dan Freya yang memicu kebencian yang semakin menjadi dari keluarga besarnya.

"Gue tau Lo punya banyak temen orang luar kan? Jadi gue yakin seribu satu persen, kalo kita bisa." Christy mengehela nafasnya.

Freya mengetahui itu saat tak sengaja membaca pesan dari salah satu teman Christy dari Belanda.

"Tapi nanti kalo ki-

"Percaya sama gue. Kita buktiin ke semua orang, kalo cucu perempuan dari Nation tak pernah mengecewakan."

"Ok, Aku percaya."

Keduanya tersenyum, Christy menggenggam tangan Freya.

"Kalian ikut juga ya?"

Freya dan Christy langsung melirik malas pada orang yang bertanya itu.

"Em, Kak. Saran aku mending kalian mundur aja sebelum malu," ujarnya.

Freya mengangkat bahunya tak acuh, siapa peduli dengan ucapan gadis ini? Freya? Oh tentu tidak, yang menempati raga Freya saat ini adalah tipikal orang yang tidak mudah terpancing hanya dengan kata-kata. Tapi kalau sudah main tangan, jangan salahkan jika Freya membalas lebih sadis.

Christy hanya bisa menunduk disamping Freya, dia takut menatap mata gadis yang tak lain adalah Ashel.

"Udahlah Sel, biarin aja mereka pasti kalah. Lo tau sendiri kan kalo saudara Lo ini BODOH, ups canda bodoh." Ashel hanya terkekeh sinis mendengar penuturan temannya, Reva.

"Christy, gue heran deh. Kok bisa ya ada orang yang banyak bacot padahal belum tentu dia berhasil," ujar Freya yang sudah jelas menyindir kedua gadis itu.

Ashel yang geram pun kembali ke tempat duduknya bersama dengan Reva.

Freya hanya mengangkat bahu acuh, bodoamat sama orang seperti Ashel.

"Siap-siap kalah kakak!"

~~~~

Freya tersenyum remeh pada Ashel dan Reva yang memasang wajah kesal, sedangkan Christy tersenyum senang.

"Wah, wah. Mana nih yang tadi gayanya selangit?" tanya Freya menyindir Ashel.

"Wah, pasti keluarga Nation malu banget punya cucu kayak dia." Ashel semakin geram pada Freya.

"Makanya anak haram jangan sok keras! Yuk Chris, kita rayain keberhasilan kita." Freya menarik Christy menjauh dari kedua gadis itu.

"Lo gimana sih?! Katanya mereka gak mungkin bisa lawan kita! Tapi tadi apa?!" bentak Reva pada Ashel.

"Kok Lo jadi marah ke gue sih?! Ini tuh salah mereka bukan gue!" balas Ashel dengan bentakan.

"Aah! Bodoh! Gue gak mau lagi satu tim sama orang bodoh kayak Lo!" sengit Reva dan pergi meninggalkan Ashel yang menggeram ditempat.

"Sial! Gimana bisa gadis bodoh itu bicara dengan begitu fasih sepuluh bahasa tadi?"

Ditempat Lain tepatnya di kantin Freya dan kedua sahabatnya beserta babunya yang kini sudah menjadi teman-temannya tengah berkumpul di kantin.

"Seriusan Lo bisa ngalahin sih cabe?" tanya Jesson.

"Iyalah, kita bisa sepuluh bahasa sedangkan dia cuma lima. Nih sih Christy, ngomongnya fasih banget. Udah kayak orang luar asli," puji Freya.

Shifa or Freyana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang