Bagian 6

468 70 6
                                    


Freya duduk di balkon kamarnya menatap kota metropolitan yang begitu ramai meskipun sudah masuk waktu istirahat.

Freya mengehela nafasnya disaat-saat seperti ini dia begitu merindukan keluarganya teruma adiknya.

Apa kabar dengan mereka? Freya sangat ingin menemui mereka, tapi sayang mereka berbeda provinsi.

Dulu Freya sangat menginginkan sosok Abang dalam hidupnya, tapi sayang dia anak sulung dengan dua adik.

Ayahnya hanya seorang petani sawit sedangkan ibunya hanya seorang pedagang sayur.

Tapi Freya beruntung karena dia bisa membanggakan kedua orang tuanya dengan sejuta prestasi yang dia dapatkan sejak masih SD.

Dulu keluarga mereka selalu di hina karena kedua orang tua kandung Freya bukan lah orang yang berpendidikan, bahkan Ayahnya tidak lulus SD dan ibunya hanya lulusan MTS.

"Shifa kangen kalian," lirihnya.

Tok tok

Freya mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya pun langsung bergegas membuka pintu kamarnya.

"Iya ada apa?" tanya Freya saat membuka pintu.

"Oh elo. Kenapa?" tanya Freya cuek saat mengetahui siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

"Fre, ada yang mau gue bicarain ke elo."

Freya menghela nafas jengah lalu mempersilahkan orang itu masuk.

"Mau ngomong apa?" tanya Freya saat keduanya sudah berada di kamar Freya.

"Hem. Kenapa Lo berubah?" Freya memutar matanya jengah.

"Gini ya Bang Aldo, setiap manusia itu akan mengalami yang namanya perubahan. Ada kalanya manusia itu lelah dengan semuanya hingga memutuskan untuk berubah, lagipun kalo gue tetep berada di fase yang sama. Apa Lo bakal jamin gue akan bahagia? Gak kan."

Aldo Khaulah Zagha, kakak ketiga Freyana Khaulah Tamara. Aldo kembaran Zean, tidak menyukai Freya.

Tapi entah kenapa dengan perubahan sifat Lora membuatnya gelisah akhir-akhir ini, Aldo menyadari ada yang hilang dari dirinya.

"Tapi kenapa tiba-tiba?" tanya Aldo.

"Gak tiba-tiba kok. Gue rencanain ini semua sejak lama," jawab Freya yang sepenuhnya bohong.

"Fre, jujur gue kangen Lo yang dulu. Lo yang selalu mau deket sama gue, Lo yang selalu cari perhatian ke temen-temen gue, dan Lo yang-

"Bacot banget tau gak," potong Freya cepat.

"Gini ya Bang Aldo, gue sama sekali gak perduli. Gue nyaman dengan sifat gue sekarang, dan gue akan buktiin ke keluarga besar Papi dan Mami. Kalo gadis yang dulu mereka sebut dengan gadis bodoh ini, sudah berubah!" tegas Freya.

"Fre, tapi Lo tau sendiri, gimana pandangan mereka tentang Lo dan Christy. Lo gak bisa nandingin Ashel, dia itu cerdas." Aldo khawatir jika itu akan membuat Freya malu nantinya.

"Bodo, kita liat aja nanti. Gue denger akan ada olimpiade debat bahasa, dan gak lama setelahnya akan diadakan pesta ulang tahun perusahaan kakek. Gue akan buktikan saat itu juga, kalo gue dan Christy jauh lebih unggul dari pada Ashel!"

"Lo boleh keluar!" usir Freya pada Aldo.

Devan menghela nafas panjang lalu keluar dengan berat hati.

Adiknya memang benar-benar sudah berubah, Freya sekarang bukan lagi Freya yang dulu dimana saat Aldo datang kekemarnya dia akan sangat bahagia padahal niat Aldo adalah memarahinya.

"Gue mau liat, emang sebaik apa sih anak si itu itu." Freya menerawang jauh kejadian yang akan terjadi beberapa hari lagi.

~~~~

Di kediaman Christy saat ini tengah sepi sunyi. Hanya ada beberapa pekerja dan Christy di rumah.

Shani-Bunda Christy, kini tengah berada di luar kota karena mengurus perusahaan disana selama beberapa hari.

Dan Matthew Abangnya Christy, sudah biasa jika tidak berada di rumah. Karena pemuda itu lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya di bandingkan berada di rumah, apa lagi harus bertemu adik bodohnya.

Sedangkan Christy yang sudah biasa ditinggal sendirian seperti sekarang juga sudah tidak takut lagi.

Meskipun Christy itu penakut. Tapi jika berada di rumah dengan para pekerja dia tidak takut.

Christy saat ini tengah menonton film anime jepang, dia memang menyukai hal-hal berbau Jepang.

Selain itu Christy juga sangat fasih berbahasa jepang, hanya dengan orang-orang tertentu. Seperti contohnya teman penanya yang berasal dari Jepang.

Christy banyak memiliki sahabat pena dari berbagai manca negara, seperti Amerika, Jepang, Cina, Korea, Hindi, Turki, Australia, Singapure, Malaysia, dan masih ada beberapa lagi.

Itulah mengapa Christy begitu pandai dalam berbicara dengan berbagai bahasa, kadang Christy juga ingin ikut olimpiade debat bahasa namun Ashel selalu mengancamnya agar dia tidak ikut.

Christy sih penakut akhirnya pun menurut.

Sebenarnya Christy jauh lebih cerdas dibandingkan Ashel, namun gadis licik itu selalu mengancamnya jika dia berani menunjukkan bakal aslinya.

Ting

Christy melirik ponsel yang ternyata terdapat pesan dari aplikasi WhatsApp messenger.

Christy membukanya dan ternyata itu adalah salah satu sahabatnya yang berasal dari Korea.

Christy pun melihat pesan dalam bahasa Korea itu.

Cynthia
안녕하세요
annyeonghaseyo
(Hai)

Anda
안녕하세요
annyeonghaseyo
(Hai juga)

Cynthia
뭐하는거야
mwohaneungeoya
(Kamu sedang apa?

Anda
일본 애니메이션 영화를 보고 있어요
ilbon aenimeisyeon yeonghwaleul bogo iss-eoyo
(aku sedang menonton film anime jepang)

Cukup lama Christy menunggu balasan, namun sepertinya temannya yang bernama Cynthia itu tidak bisa membalasnya lagi.

Christy senang karena dia mendapat relasi pertemanan yang cukup luas, setidaknya meskipun dia penakut bukan berarti dia tidak berani untuk bersosialisasi dengan dunia sosmed.

~~~~

Di kelas Freya saat ini tengah kedatangan seorang guru perempuan yang membawa kertas di tangannya.

"Jadi begini, Miss datang kesini ingin memberikan satu informasi. Meskipun Miss tahu kalo kelas kalian ini tidak mungkin akan memberikan perwakilan, cuma biar adil saja."

Freya yang mendengar itu jengah, kenapa guru ini seperti sangat songong.

"Seperti setiap tahunnya, akan diadakan dua kali olimpiade debat bahasa yang bisa diikuti oleh setiap murid dengan melakukan berbagai sesi."

"Semester satu kemaren hanya ada dua orang yang berani maju. Yaitu Ashel dan Reva, mereka dari kelas X MIPA 1 yang mengikuti olimpiade tersebut yang diadakan di sekolah kita melawan dua SMA."

"Dan tentunya menang," ujar guru tersebut dengan bangga.

Freya semakin tidak menyukai guru yang satu ini.

"Jadi sepertinya Miss tidak perlu repot-repot menanyakan siapa yang ingin ikut, karena mustahil kalian akan ikut berpartisipasi."

Guru itu hendak meninggalkan kelas namun suara Freya menghentikannya.

"Saya ikut."

~•~•~•~•~

Shifa or Freyana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang