Malam itu, Anton dan Sohee berjalan beriringan di sepanjang trotoar.
Langit mulai menggelap, tapi jalanan masih cukup ramai dengan orang-orang pulang kerja.
Lampu-lampu jalanan bersinar terang, memantulkan bayang-bayang mereka di sepanjang trotoar.
Tiba-tiba, suara sirine keras terdengar di kejauhan, makin lama makin mendekat.
"Ehh, mobil pemadam kebakaran." kata Anton sambil melihat ke arah mobil yang melaju kencang di jalan.
Sohee menoleh, matanya mengikuti mobil merah besar yang melaju dengan kecepatan tinggi. "Berarti ada kebakaran, ya? Dimana, ya?"
Mereka terus berjalan, tapi percakapan itu masih menggantung di udara, membuat suasana sedikit tegang.
Sesaat setelah melewati belokan, keduanya terhenti mendadak.
Di depan mereka, di langit malam yang gelap, ada warna oranye menyala, api yang membumbung tinggi disertai asap pekat yang berputar mengancam.
"Anton… itu dari arah sekolah." kata Sohee, suaranya pelan tapi penuh ketakutan.
Tanpa pikir panjang, mereka berdua langsung berlari secepat mungkin, menyusuri jalanan yang kini terasa jauh lebih panjang.
Jarak sekitar dua kilometer terasa semakin menantang di tengah kecemasan mereka.
Saat mereka semakin dekat, langit di atas mereka semakin terang oleh nyala api, dan suara kerumunan orang yang menyaksikan semakin jelas terdengar.
Akhirnya, mereka tiba di lokasi.
Ternyata memang benar, sekolahnya terbakar, tetapi bukan gedung sekolah utama. Itu adalah bangunan asrama.
Api menjalar dari satu bagian ke bagian lain, sementara pemadam kebakaran berusaha keras untuk memadamkannya.
Asap hitam tebal membumbung ke langit, membuat suasana semakin mencekam.
Malam itu begitu ramai.
Banyak siswa yang tinggal di asrama tampak linglung, beberapa menangis melihat tempat tinggal mereka dilalap api.
Beberapa barang mereka yang tersisa terlihat teronggok di luar, basah karena terkena air dari selang pemadam.
"Itu asrama Kak Wonbin." ujar Sohee, wajahnya pucat.
Tanpa berpikir, dia mulai mencari-cari di kerumunan, matanya menyapu wajah-wajah yang ada di sana.
"Dimana Kak Wonbin? Aku nggak lihat dia!" katanya panik.
Anton, yang lebih tinggi, mencoba melihat lebih jauh di antara kerumunan orang.
"Jangan panik. Sini, kita cari dia sama-sama." kata Anton, menggenggam tangan Sohee, menuntunnya melewati orang-orang yang berkerumun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Schoolyard Puppy And Prince
Fanfiction[BL] [RIIZE] [ANTONXSOHEE] Anton, si school prince yang anti romantic- mulai bertingkah aneh setelah melihat schoolyard puppy di lapangan sekolahnya..