Pertemuan rahasia yang diadakan oleh Jong Ki dan Jeon Dong Il telah usai, namun ketegangan yang tercipta malam itu masih terasa hingga keesokan harinya. Setiap klan kecil yang hadir di sana kembali ke wilayah mereka masing-masing, dengan perasaan cemas dan harapan yang bertentangan. Di antara mereka, Klan Jeon adalah yang paling siap, namun juga yang paling khawatir, mengingat peran penting yang harus dimainkan oleh pewarisnya.
Di ruang utama kediaman Klan Jeon, Jeon Dong Il duduk dengan tenang, wajahnya serius memikirkan langkah-langkah yang akan diambil. Di hadapannya, berdiri dua orang yang sangat dia percayai—anak-anaknya, Jeon Wonwoo dan Jeon Jungkook. Wonwoo yang anggun berdiri dengan tenang, matanya yang besar dan jernih menatap ayahnya dengan perhatian penuh. Sementara Jungkook, yang gagah dan bersemangat, berdiri dengan tegak, menunggu instruksi.
"Wonwoo, Jungkook," Dong Il memulai dengan suara lembut namun tegas, "Rencana kita untuk menyingkirkan Kim Mingyu tidak akan mudah, dan akan memerlukan pengorbanan yang besar. Kita harus menyerang dari dalam, mendekati dia dengan cara yang tidak dia curigai."
Jungkook, yang selalu protektif terhadap kakaknya, segera mengerutkan dahi. "Ayah, apa maksudmu dengan mendekati dia? Kim Mingyu adalah pria yang sangat berbahaya. Kita tidak bisa sembarangan menghadapinya."
Dong Il menatap putranya dengan penuh pengertian. "Aku mengerti kekhawatiranmu, Jungkook. Tapi untuk mengalahkan musuh sebesar Mingyu, kita harus cerdik, bukan hanya kuat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan fisik atau sihir kita. Mingyu harus dibuat percaya bahwa kita tidak menentangnya, setidaknya sampai kita cukup dekat untuk menjatuhkannya."
Wonwoo, yang selama ini mendengarkan dengan tenang, akhirnya angkat bicara. "Ayah, apa yang kau rencanakan? Apa yang harus aku lakukan?"
Dong Il menatap putrinya, merasakan beban yang begitu besar di dalam hatinya. "Wonwoo, kau adalah harapan terbaik kita. Kekuatan magismu luar biasa, tapi yang lebih penting, sifatmu yang lembut dan pengertian akan membuat Mingyu menurunkan kewaspadaannya. Kau harus mendekatinya, menjadi seseorang yang dia percayai."
Mendengar itu, Jungkook langsung menolak. "Ayah! Tidak mungkin kita mengirim Wonwoo ke sarang serigala! Itu terlalu berbahaya! Jika Mingyu mencurigai sesuatu, dia tidak akan ragu untuk membunuhnya!"
Dong Il mengangguk pelan, memahami sepenuhnya kekhawatiran putranya. "Aku tahu risikonya, Jungkook. Tapi ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai dia tanpa memicu peperangan yang bisa menghancurkan kita semua. Wonwoo akan menjadi mata-mata kita, tapi lebih dari itu, dia akan menggunakan kekuatannya untuk memengaruhi pikiran Mingyu dari dekat."
Wonwoo tetap tenang, meskipun di dalam hatinya, dia tahu bahwa misi ini sangat berbahaya. Namun, dia juga tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk melindungi klannya dari kehancuran. "Ayah, jika ini adalah jalan yang harus kutempuh untuk melindungi kita semua, maka aku akan melakukannya. Tapi, bagaimana caranya aku bisa mendekati Mingyu tanpa membuatnya curiga?"
Dong Il tersenyum tipis, sebuah senyum yang dipenuhi dengan kebijaksanaan. "Mingyu adalah pria yang penuh ambisi dan kecurigaan, tetapi dia juga seseorang yang terisolasi. Banyak orang yang takut padanya, dan itu membuatnya sulit mempercayai orang lain. Kau harus menunjukkan padanya sisi yang berbeda—sisi yang penuh dengan pengertian dan ketulusan."
Jungkook masih tampak tidak puas, tapi dia tahu bahwa ayahnya telah memikirkan segala kemungkinan. "Aku akan pergi bersamamu, Wonwoo. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian ke dalam bahaya seperti ini."
Dong Il menatap Jungkook dengan tegas. "Jungkook, tugasmu adalah melindungi klan ini dari luar. Kau harus memastikan bahwa jika sesuatu terjadi, kita siap menghadapi Mingyu dengan kekuatan penuh. Wonwoo harus pergi sendirian, tapi dia tidak akan benar-benar sendirian. Aku akan memberikan perlindungan magis yang akan melindunginya dalam situasi terburuk."
Wonwoo menatap Jungkook dengan mata yang lembut. "Aku tahu kau khawatir, Jungkook. Tapi percayalah padaku. Aku bisa melakukannya. Kita telah berlatih dan bersiap selama ini. Aku akan berhati-hati."
Jungkook menatap kakaknya, melihat keteguhan di mata Wonwoo yang tidak bisa dia bantah. Dia mengangguk pelan, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan kekhawatiran. "Baiklah. Tapi berjanjilah, Wonwoo, kau akan kembali dengan selamat."
Wonwoo tersenyum lembut dan mengangguk. "Aku berjanji, Jungkook."
Dong Il kemudian berdiri dan mendekati Wonwoo, menaruh tangannya di bahu putrinya. "Ingat, kau adalah harapan klan kita. Kekuatanmu berasal dari bulan, dan bulan selalu ada di atas kita, memandu dan melindungi. Gunakan kekuatanmu dengan bijak, dan jangan biarkan kebencian menguasaimu. Hanya dengan kepala dingin dan hati yang tenang kau bisa mengalahkan musuh seperti Mingyu."
Dengan rencana ini, Wonwoo mulai mempersiapkan dirinya untuk mendekati Kim Mingyu. Dia tahu bahwa perjalanan ini akan penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, tapi dia juga tahu bahwa dia tidak bisa mundur. Demi keluarganya, demi klannya, dia harus berani melangkah ke dalam sarang musuh, dengan keyakinan bahwa dia akan menemukan cara untuk mengakhiri kekuasaan Mingyu yang menakutkan.
Dengan setiap langkah yang diambilnya, Wonwoo membawa beban harapan dan ketakutan, namun dia tahu bahwa cahaya bulan akan selalu membimbingnya, tidak peduli seberapa gelap jalan di depannya.