Langit malam di atas istana Klan Jeon dipenuhi oleh bintang-bintang yang bersinar terang, seolah-olah menandakan adanya peristiwa penting yang sedang berlangsung. Di tengah keheningan malam itu, Wonwoo, sang Dewi Bulan, berdiri di balkon istananya, menatap bulan purnama yang menggantung tinggi di langit. Pikirannya dipenuhi oleh kegelisahan dan kesedihan yang mendalam.
Kekalahan Klan Kwon dan penawanan Soonyoung adalah pukulan yang tak terduga bagi Wonwoo. Meskipun dia adalah seorang penyihir dengan kekuatan luar biasa, hatinya tetap rapuh ketika menyangkut soal cinta. Soonyoung bukan hanya sekadar kekasih hatinya, tapi juga seseorang yang telah berjanji akan melindungi dan mencintainya seumur hidup. Namun, nasib mereka kini berada di tangan Klan Kim, di bawah pengawasan ketat Mingyu, pria yang perasaannya kini mulai semakin rumit.
Malam itu, Wonwoo tahu bahwa dia tidak bisa berdiam diri. Ada sesuatu yang harus dilakukan, dan satu-satunya orang yang bisa ia percayai dalam situasi ini adalah adiknya, Jeon Jungkook, sang Kesatria Bulan. Jungkook, meskipun memiliki sifat yang keras dan tegas, selalu mendengarkan kakaknya dengan penuh rasa hormat dan cinta. Ia adalah satu-satunya orang yang bisa diandalkan Wonwoo dalam menghadapi krisis ini.
Dengan tekad yang bulat, Wonwoo memanggil Jungkook ke ruangannya. Jungkook datang dengan segera, mengenakan jubah perangnya yang megah, dengan aura yang memancarkan kekuatan dan ketangguhan. Ia menatap kakaknya dengan mata penuh kekhawatiran, merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
“Noona, ada apa?” tanya Jungkook, suaranya lembut namun waspada.
Wonwoo menghela napas panjang sebelum berbicara. “Jungkook, aku memanggilmu malam ini karena ada sesuatu yang sangat penting yang harus kau ketahui dan lakukan. Situasi kita semakin rumit, dan aku tidak bisa melakukannya sendiri.”
Jungkook mendengarkan dengan saksama, ekspresi wajahnya serius. “Apa pun itu, katakan padaku. Aku akan melakukan apa pun yang kau minta.”
Wonwoo berjalan mendekat, menatap mata adiknya dengan penuh keyakinan. “Klan Kim telah menangkap Soonyoung. Dia sekarang menjadi tawanan perang mereka. Aku tidak bisa membiarkannya berada di tangan mereka lebih lama lagi. Kau tahu betapa pentingnya Soonyoung bagi kita, bukan hanya untukku, tapi juga untuk keselamatan Klan Jeon.”
Mendengar nama Soonyoung, Jungkook menegang. Ia tahu betapa dalamnya cinta Wonwoo untuk Soonyoung, dan ia juga menyadari betapa berbahayanya situasi ini bagi mereka semua. “Apa yang kau inginkan dariku, noona?” tanya Jungkook dengan suara penuh tekad.
“Aku butuh kau untuk menyelamatkan Soonyoung,” kata Wonwoo tegas. “Tapi kau harus melakukannya dengan sangat hati-hati. Klan Kim, terutama Mingyu, adalah musuh yang tidak boleh diremehkan. Dia pintar dan penuh tipu muslihat. Kau harus memastikan bahwa Soonyoung keluar dari sana dengan selamat tanpa memicu konflik lebih lanjut.”
Jungkook mengangguk, memahami betapa berbahayanya misi ini. “Aku akan melakukannya, noona. Aku tidak akan membiarkan Soonyoung jatuh lebih dalam ke dalam cengkeraman mereka. Tapi kau juga harus berhati-hati. Jangan sampai perasaanmu untuk Soonyoung mengaburkan penilaianmu. Klan Kim bukan lawan yang mudah.”
Wonwoo tersenyum tipis, meski hatinya masih penuh kegelisahan. “Aku tahu, Jungkook. Itulah mengapa aku membutuhkanmu. Kau adalah kesatria yang paling aku percayai, dan aku tahu kau akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi orang yang kita cintai.”
Jungkook mendekatkan diri pada Wonwoo, menempatkan tangannya di bahu kakaknya dengan penuh kasih sayang. “Jangan khawatir, noona. Aku akan membawa Soonyoung kembali. Dan aku akan memastikan bahwa Klan Jeon tidak akan jatuh dalam perangkap mereka.”
Wonwoo menatap Jungkook dengan mata yang berkaca-kaca, merasa sedikit lebih tenang mengetahui bahwa adiknya akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan Soonyoung. “Terima kasih, Jungkook. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, tapi aku tahu kita harus bersiap untuk apa pun. Kita harus kuat, untuk Klan Jeon dan untuk diri kita sendiri.”
Jungkook mengangguk dengan penuh keyakinan. “Aku akan berangkat malam ini. Jangan khawatir, aku akan kembali dengan Soonyoung secepat mungkin.”
Wonwoo menatap adiknya saat ia bersiap untuk pergi, hatinya penuh dengan harapan dan kekhawatiran. Dia tahu bahwa misi ini berisiko, namun ia juga tahu bahwa Jungkook adalah satu-satunya orang yang bisa menyelesaikannya.
Di bawah cahaya bulan yang masih terang, Jungkook berangkat dengan hati penuh tekad, membawa pesan dari Dewi Bulan yang kini terbebani oleh cinta dan ketakutan. Perjalanan ini akan menguji kekuatan, kesetiaan, dan cinta mereka, serta membawa mereka lebih dekat ke dalam konflik besar yang sedang menanti di cakrawala.