Bab 42🔞

8.3K 339 184
                                    

Happy Reading

-----------------------------------------------------------


Rendra terpengah, kapan bekas gigi ini muncul?

Jovan memiringkan kepalanya, "Seharusnya dia enigma bukan? Apakah kamu tidak pernah merasakan ada yang salah? Aku pikir Briyan pernah bercerita ... Jika setiap Enigma memiliki kemampuan aneh."

Rendra terlihat gelisah, "Aku tidak tahu."

Kemudian Rendra mengingat, sekitar hampir tiga bulan lalu, dia pergi ke Vanue party di Bali, dia ingat Setya juga datang, dan dia yakin setelah itu dia selalu bermimpi tentangnya, diranjang ...

Pupil Rendra bergetar, dia mencoba mengingatnya.

Saat itu ... Ya, benar ...

Bagaimana dia bisa melupakannya ...?

Saat itu ... Dia mabuk, lalu menabrak seseorang, kemudian ...

Seorang pria memegangnya, setelah itu dia benar-benar tidak ingat ...

Hanya saja saat bangun, dia hanya merasakan bagian bawahnya sakit, bagaimanapun dia ingat saat itu seluruh tubuhnya terasa sakit.

Rendra kemudian menatap Jovan, ketika dia akan berbicara Briyan datang dan menepuk bahu mereka berdua.

Briyan tertawa, "Lagi ngomongin apa?"

Jovan melirik Rendra, Rendra menghela nafas, "Coba, liat apakah ada tanda ditengkukku?"

Briyan kemudian melihat tengkuk Rendra, dia tercengang, "Ada Ndra ..."

Sebagai orang yang telah ditandai secara permanen, bagaimana dia tidak tahu, apa tanda yang ada di tengkuk Rendra, "Ndra! Wah! Lo ... Gue ngga nyangka ... Siapa Ndra?! Ngga mungkin Liena, kan?"

Jovan mendengus, "Emangnya perempuan itu sanggup melakukannya?"

Briyan menggeleng atas pertanyaan Jovan, karena Liena tidak mungkin orang yang melakukannya, lagi pula Rendra dan Liena tidak memiliki perasaan apapun, meskipun mereka saling tunangan.

Briyan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Lalu ...?"

Jovan melirik Rendra, kemudian Rendra memberitahu Briyan yang sebenarnya, "Gue ngga punya bukti siapa yang nandain gue, tetapi gue ada beberapa tebakan."

Briyan terlihat terheran-heran, "Jadi ...? Lo nggatau yang nandain Lo?"

Rendra menggeleng, Briyan tidak bisa berkata-kata, "WTF ...! Rendra yang bener aja Ren! Ko, bisa ...?"

Rendra menghela nafas, "Gue mabuk, ngga sadar ..."

Briyan terdiam, "Whadehel ... Gue ngga bisa berkata-kata lagi Ndra, Lo sama Lyan luar binasa."

Rendra menatap tajam pada Briyan, menyamakannya dengan monyet liar itu, itu tidak sepadan sama sekali.

Rendra, "Mudah Lo bilang gitu."

Briyan memutar mata malas.

Kemudian Rendra berbicara dengan nada berbisik, "Bry, kalo pertama kali ngelakuin hal kek gitu ... Biasanya apa sakit?"

Briyan hampir mengatupkan bibirnya, pertanyaan ini sedikit ...

"Ndra, Lo bego atau goblok si, dari yang gue alamin ... Biasanya setelah anu ... Entah pertama kali atau berapa kali juga tetep sakit."

Rendra melebarkan matanya, jadi saat itu dia bahkan tidak bisa bangun ... Mungkinkah karena hal itu ...? Rendra pikir dia memang kebetulan tiba-tiba terserang penyakit, dia tidak bisa berdiri dengan benar, pinggang dan pinggulnya seolah akan patah, lalu ... Ada bagian tertentu yang tidak bisa dia katakan terasa sangat sakit.

[Bxb]Kingdao🔞[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang