Chapter | 1. Randalls

41 4 0
                                    

    Emma Gwendoline Benedict, gadis berusia 20 tahun itu terlihat berjalan terburu-buru menghampiri pamannya sembari membawa sebuah telur yang barusan dia dapatkan dari balik semak-semak saat sedang mengangkat jemuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Emma Gwendoline Benedict, gadis berusia 20 tahun itu terlihat berjalan terburu-buru menghampiri pamannya sembari membawa sebuah telur yang barusan dia dapatkan dari balik semak-semak saat sedang mengangkat jemuran.

    “Lihatlah, bebek itu benar-benar bertelur seperti dugaanku.” Emma memperlihatkan sebuah telur seolah ingin memamerkannya pada pria baya dihadapannya.

    Tuan Winston Rosewood terlihat menautkan keningnya saat melihat telur itu. Tidak seperti telur bebek, lebih mirip telur angsa. Nampaknya, angsa liar yang kerap bertandang di pinggir danau mampir ke kandang bebek Emma.

    “Aku rasa ini bukan telur bebek.” Tuan Winston mengembalikan telur itu pada Emma. “Bebek itu tidak akan bisa bertelur jika kau tidak memiliki pejantan, Emma.”

    Cordelia terdengar tertawa renyah. “Apa kau pikir bebek-bebek itu akan bertelur begitu saja tanpa adanya seekor pejantan?”

    Gadis itu mendekat untuk melihat telur yang Emma dapatkan. “Aku rasa angsa liar itu menitipkan telurnya padamu. Apa kau pernah berpikir untuk memasaknya?”

    Emma segera menyembunyikan telur itu dari jangkauan Cordelia. “Bagaimana bisa kau terpikir untuk memasaknya, hah?” tanyanya tidak percaya. “Aku akan coba meletakkannya di sarang bebek buatanku. Bebek bodoh itu akan mau mengeraminya, kan?”

    “Bebek itu tidak bodoh. Mereka hanya butuh seekor pejantan, Emma.” Cordelia mencuci kedua tangannya pada air mengalir. “Jika bebek-bebek itu gagal menetaskannya. Bagaimana jika kita memasak telur itu saja?”

    “Aku tidak akan melepaskan telur ini untukmu!” Emma lalu memperhatikan setiap tanaman yang gadis itu tanam. “Ibuku meminta daun seledri dan wortel. Apa kalian memilikinya?”

    Tuan Winston mengangguk. “Tentu saja. Kau bisa mengambilnya sendiri di sana.”

    Emma mengarahkan pandangannya pada Cordelia. “Aku masih mendapatkan surat itu pagi tadi. Berjanjilah ini akan menjadi rahasia kita,” bisiknya berharap Tuan Winston tidak mendengar.

    Emma memberikan gulungan kertas yang pagi tadi ia dapatkan kembali dari seekor burung gagak yang bertandang di jendela kamarnya.

    Cordelia yang paham langsung membuka gulungan kertas itu. Masih dengan tulisan yang sama. Dia masih hidup. Cordelia tidak terlalu paham dengan maksud gulungan surat itu. Siapa yang masih hidup? Lucius Benedict?

    Mustahil pria itu masih hidup. Pasalnya sudah hampir 5 tahun ia menghilang tanpa jejak di hutan Bloodhill. Bahkan, kerajaan sudah mengumumkannya waktu itu hingga membuat pencarian terhenti.

    Lucius Benedict adalah kakak lelaki Emma yang berprofesi sebagai prajurit di kerajaan Westfall. Ia dan rekan sejawat lainnya dinyatakan hilang saat sedang melakukan ekspedisi pencari harta karun di hutan Bloodhill. Ekspedisi itu terdengar konyol dan sempat mendapatkan kritikan dari beberapa orang.

My Debutante Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang