Chapter | 7. Menyelinap keluar

12 2 0
                                    

    Suara jangkrik malam ini berhasil memecahkan kesunyian asmara debutante yang terlihat begitu sepi senyap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Suara jangkrik malam ini berhasil memecahkan kesunyian asmara debutante yang terlihat begitu sepi senyap.

    Langkah kaki nyonya Brenda mengarah ke kamar terkahir yang akan ia kontrol malam ini. Tangan wanita itu membuka pintu kamar Emma dan Beth secara perlahan agar tidak membangunkan dua gadis manis itu.

    Senyum wanita itu mengembang saat mengetahui Emma dan Beth tidur begitu tenang di kasur mereka.

    “Aku sungguh khawatir jika gadis itu akan berkeliaran di malam hari seperti kata Ibunya.” Brenda merapikan rambutnya. “Siang tadi aku bertemu dengan Nyonya Dalilah Rosewood. Ia mengatakan padaku jika putrinya kerap berkeliaran di malam hari saat tidak bisa tidur.”

    Nyonya Amber terlihat terkejut. “Begitukah? Lalu, apa yang gadis itu kerjakan sepanjang malamnya? Apa ia pergi ke hutan Randalls dan melawan seekor beruang?”

    Raut wajah Brenda terlihat sedikit terkejut. “Dari mana kau mendapatkan asumsi itu. Apa para murid yang mengatakannya?”

    “Tentu saja.” Nyonya Amber membenarkan kacamatanya. “Mereka mengatakan jika Nona Emma sangat kuat. Dia bahkan sanggup melawan seekor beruang madu dengan tangan kosong.”

    “Ah, aku rasa ia benar-benar simbol gadis Randalls. Kuat dan pemberani,” sambung Nyonya Amber dengan yakin.

    Nyonya Brenda berpikir sejenak. “Aku rasa itu terdengar berlebihan. Gadis itu tidak jauh berbeda dengan gadis bangsawan lainnya. Percayalah padaku, Nyonya Amber.”

    “Aku berharap semua rumor itu tidaklah benar karena bagaimanapun gadis itu tetap dari keluarga terhormat The Benedict,” ucap Nyonya Amber sembari melangkah pergi bersama dengan Brendan menuju lantai bawah untuk memastikan jika semu murid lelaki tidak ada yang keluyuran keluar.

    Sementara itu, Emma terlihat membuka kedua matanya sembari menggenggam ujung selimutnya. Otaknya benar-benar tidak bisa di ajak kompromi kali ini, bagaimana bisa ia masih memikirkan hutan Bloodhill?

    Apa yang sebenarnya ada di hutan itu? Apa harta karun itu sungguh ada?

    “Beth,” panggil Emma sembari melirik kasur milik Beth. “Apa kau sudah tidur?”

    Gadis itu menggeliat dalam tidurnya. “Apa kau membutuhkan sesuatu?” tanyanya lirih dengan kedua mata tertutup.

    Emma menatap langit-langit kamar. “Aku tidak bisa tidur kali ini. Apa mungkin arwah itu akan membunuhku malam ini?”

    “Berhentilah bicara omong kosong dan segeralah tidur.” Beth menarik tinggi selimutnya dan berbalik membelakangi Emma.

    Begitukah?

    Emma berbalik dengan pikiran yang sedikit tidak tenang. Ia lalu bangkit berniat untuk keluar kamar sebentar.

    “Kau akan ke mana?” tanya Beth penasaran. Gadis itu mengusap matanya agar bisa jelas melihat Emma.

My Debutante Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang