Chapter | 14. Halusinasi

9 2 0
                                    

    “Apa kau yakin ini alamatnya?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    “Apa kau yakin ini alamatnya?”

    Beth menoleh ke arah Emma yang nampaknya masih begitu sibuk memperhatikan sekitar pagar. Sinar matahari siang ini terlihat gagal menembus rimbunan daun pada pohon-pohon yang menjulang tinggi di sekitar lingkungan ini

    “Aku rasa tempat ini seperti begitu lama ditinggalkan.” Beth mendekati Emma. “Terakhir kali aku kemari. Tempat ini masih sangat layak untuk menjadi pusat penampungan orang-orang gangguan jiwa.”

    “Entah mengapa tempat ini terlihat tidak terurus,” sambung Beth.

    Emma melompat menuruni pagar. “Aku rasa ada sesuatu yang tidak beres saat ini. Apa kau tau ada berapa pasien di dalam bangunan tua itu?”

    “Cukup banyak. Aku tidak tau pasti jumlahnya.”

    “Bagaimana jika panjat saja? Aku sungguh penasaran dengan ...”

    Beth menghentikan Emma. “Aku rasa itu bukan hal bagus.” Pendengarannya menangkap suara langkah kaki seseorang dari kejauhan.

    Buru-buru saja Beth menarik pergelangan tangan Emma untuk bersembunyi di balik semak-semak.

    “Aku rasa kondisinya tidak ada peningkatan sama sekali. Apa mungkin itu disebabkan oleh pasca trauma?”

Seorang wanita baya dengan pakaian biarawati terlihat tersenyum ke arah lawan bicaranya.

    “Sepertinya begitu,” jawabnya singkat. “Aku telah berulang kali memintanya menjawab beberapa pertanyaan sesuai dengan permintaanmu. Tapi, dia selalu melantur ke mana-mana.”

“Sepanjang malam dia selalu berhalusinasi mengenai yang sama. Nampaknya, kami benar-benar tidak bisa berbuat banyak,” jawab biarawati itu sembari menundukkan wajahnya.

    Emma dan Beth saling melemparkan pandangan tidak tidak mengerti. Isi pikiran mereka kali ini sama.

    Sedang apa Nyonya Brenda ke tempat seperti ini?

    “Baiklah, aku sama sekali tidak mempermasalahkan perkembangannya. Aku sungguh berterimakasih padamu, Nyonya Linde. Semoga tuhan memberkatimu."

    Tangan Nyonya Brenda memberikan sebuah amplop berisikan beberapa uang guna memperbaiki bangunan tua tempat penampungan ini.

    Semenjak dua tahun lalu. Kerajaan memangkas yang perawatan tempat penampakan ini hingga membuat tempat ini jauh dari kata layak.

Kerajaan kerap memberikan donasi pada tempat penampungan ini sebagai tanda bukti jika mereka ikut andil dalam mensejahterakan semua rakyatnya.

    Tapi lihatlah, tempat ini sudah hampir dua tahun terbengkalai begitu saja.

    Nyonya Linden terpaksa memberhentikan beberapa pekerja kebun karena ia sudah tidak sanggup membayar gaji mereka. Hingga kini, hanya ada satu penjaga serta beberapa biarawati yang berjaga di tempat ini.

My Debutante Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang