Chapter | 17. Surat dari masa lalu

8 3 0
                                    

    Leabeth Willoden Roosevelt, gadis itu terlihat tengah mencuri pandang ke arah seorang pria bernama Gilbert Roan Neville yang saat ini tengah berpasangan dengan seorang gadis yang terlihat cukup cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Leabeth Willoden Roosevelt, gadis itu terlihat tengah mencuri pandang ke arah seorang pria bernama Gilbert Roan Neville yang saat ini tengah berpasangan dengan seorang gadis yang terlihat cukup cantik.

    Sudah sejak lama Beth jatuh hati pada Gilbert, tapi entah Mengapa pria itu tidak peka dan malah kerap mengabaikan keberadaan Beth.

    Apa Beth tidak secantik itu untuk bersanding dengannya?

    “Kau melukai hatiku, Beth.”

    Lamunan Beth buyar seketika. Ia lalu menatap malas Theo. Entah takdir apa yang telah tertulis hingga harus membuatnya berpasangan dengan pria menyebalkan itu.

    “Aku? Oh, astaga. Aku bahkan hanya meliriknya dan bukan memintamu untuk bertukar."

    Beth menghela napasnya. “Seharusnya, aku bisa bersanding dengan Gilbert jika saja kau tidak menukar nomor dengannya.”

    “Bukankah sudah kukatakan jika Gilbert menyukai Anne,” ujar Theo berharap Emma akan percaya padanya kali ini.

    Kini Beth menatap tidak suka gadis berambut mirip wortel di sana. “Apa yang membuat Gilbert menyukai Anne. Apa rambut berwarna wortel itu menarik perhatiannya.”

    “Mungkin saja,”  jawab Theo singkat. Sorot matanya masih memperhatikan gerak-gerik dua sejoli canggung yang ada di seberangnya.

    Entah bagaimana bisa Emma dan Andrew dipasangkan menjadi partner dansa padahal keduanya seperti akan berkelahi sebentar lagi.

    “Sekarang apalagi?”

    Andrew masih begitu setia menatap netra coklat madu milik Emma yang cukup membuatnya terhipnotis sejenak.

    “Apa maksudmu?”

    Emma menunjuk wajah Andrew. “Sedang apa kau di sini? Bukankah biasanya kau berada di ruang latihan anggar?”

   Emma berkacak pinggang. “Apa kau ingin belajar dansa juga? Ah, siapa sangka kau ingin ikut serta dalam debutante kali ini rupanya.”

    Andrew mengalihkan pandangannya ke arah lain. Apa Emma sedang meledeknya?

    “Nyonya Brenda yang memintaku berpasangan denganmu.” Pria ia mengusap tengkuknya. “Hanya kau yang belum memiliki partner dansa kali ini.”

    “Begitukah?” Emma mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok Nyonya Brenda.

    Wanita itu kini tengah mengobrol dengan Tuan Hans di pinggir ballroom.

    “Apa kau menemukan sebuah petunjuk perihal harta karun itu?” tanya Emma penasaran pada Andrew.

    “Apa perlu aku memberitahumu?”

    “Tentu saja. Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak merahasiakan apapun dariku?”

    “Apa kau tau tentang wanita bernama Dorothea?” Tanya Andrew spontan.

My Debutante Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang