Chapter | 2. Mailman

22 4 0
                                    

    Kicauan burung pagi ini sama sekali tidak mampu membuat perasaan kesal Emma sedikit membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Kicauan burung pagi ini sama sekali tidak mampu membuat perasaan kesal Emma sedikit membaik. Gadis itu terlihat sudah duduk di kereta kuda tua miliknya sembari menopang dagu melihat ke sembarang arah.

    Raut wajah kesal sudah tidak bisa terelakkan. Bayangkan saja pagi buta begini dirinya harus terbangun hanya untuk mengemasi pakaian padahal sebelumnya Emma menolak untuk ikut.

    “Sampaikan salamku pada Sophie.”

    Nyonya Delilah mengangguk. “Akan aku sampaikan. Katakan pada kedua orangtuamu jika kami sedang terburu-buru hingga tidak sempat berpamitan.”

    Cordelia membantu Bibinya itu naik ke atas kereta kuda. “Akan aku sampaikan dengan segera. Berhati-hatilah di jalan.”

    Tangan Delilah mengusap lembut pipi keponakannya. “Terimakasih sudah banyak membantu, Lia.”

    “Tidak masalah.”

    Emma berdecak. “Tidak perlu dramatis seperti itu. Kami akan segera kembali sore ini.”

    Cordelia terkekeh. “Pulanglah dengan membawa kabar pernikahanmu, Emma.”

    Kereta kuda tua milik Tuan Frederick mulai bergerak meninggalkan pagar rumah mereka.

    “Itu tidak akan pernah terjadi, Cordelia!”

    Cordelia hanya terkekeh sembari melambaikan tangannya pada Keluarga Benedict. Sepertinya ini bukan perjalanan yang begitu menyenangkan bagi Emma. Gadis itu pernah berkata pada Cordelia jika keluarga besar Benedict di Westfall sungguh sangat menyebalkan.

    Tapi semoga saja perjalanan kali ini baik-baik saja.

*****

    Suara riuh ramai pasar pagi ini berhasil menyihir perhatikan Emma. Beberapa orang terdengar saling tawar menawar untuk mendapatkan harga paling murah.

    Beberapa pria terlihat mendorong gerobak berisikan ikan-ikan menuju kedai miliknya yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat penitipan kuda.

    “Aku akan menitipkannya selama dua hari.” Tuan Frederick memberikan beberapa koin yang ada di sakunya.

    Emma yang mendengar hal itu terkejut. Bukankah kedua orang tuanya berjanji tidak akan menginap dan pulang sore ini.

    “Dua hari? Oh, ayolah. Kita hanya berkunjung dan bukan menginap,” protes Emma tidak terima.

    Ia mengangkat tas pakaiannya dengan segera sebelum ia tertinggal jauh dari kedua orangtuanya.

    “Apa kalian sedang menipuku?”

    Delilah melihat-lihat kondisi pasar yang terpantau cukup ramai. “Bisa kau diam? Anggap saja kita sedang berlibur.”

    “Demi tuhan, tidak ada orang yang ingin berlibur ke tempat menyebalkan seperti ini?”

My Debutante Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang