10.

231 20 22
                                    

Mereka terdiam.

"Kenapa kalian tak membiarkan kami pergi?"

"Hahah, jangan bodoh"

Mereka semua saling tatap-tatapan dengan tajam. Selina menatap Sachiko yang ekspresi mukanya seperti ingin menangis, Sachiko melihat Selina sedang menatapi nya

"Maaf..."

"...."

"Kalian berdua kan yang meninggalkan anak saya!?" Teriak Pak Yoo pada saudara Hadiwijaya

"Gegara kalian, anak saya tidak tenang arwah nya sebelum menemukan barang berharga nya, sekarang entah barang itu dimana, semua gara-gara kalian!!" Lanjut nya, Selena terdiam

"Kedua anak itu memang bajingan!"

"Terutama kau!" ucap Melina menunjuk ke arah Selina

"Kau pembohong besar! Jezra dan kau berbeda marga! tak mungkin kau saudara nya!" Teriaknya

Jeje kebingungan mendengarkan ucapan Melina, dia melihat ke arah Selina dengan binggung

"Kau bayangkan saja! Dibohongi tentang orang yang dicintai dan pembohong itu berbohong kalau dia saudaranya, sedangkan yang dibohongi sudah bermain nyawa!" ucap Melina

"kalau begitu...untuk apa dia main nyawa?"

"Kalau tentang ku..."

"Kakek hanya ingin membalas dendam ke teman-teman Langit yang sudah menjauhi Langit, kakek ga suka Langit di cuekin teman-teman nya" ucap Kakek Langit

"...."

"Aku kesini hanya mengantarkan mereka...maaf..." Ucap Sachiko

"Ternyata masing-masing mempunyai alasan mengapa mereka bermain nyawa..."

"Yang merasakan derita tidak cuma kalian! Egois!" Teriak Melina

Karis, Jeje, Langit, Selina, dan Selena hanya bisa terdiam mendengarkan alasan para pembunuh itu

"Kalian pikirkan dulu! Sudah berapa banyak orang yang kalian bunuh! 10 lebih!" Teriak Karis

"ITU KARENA KAMI MEMILIKI ALASAN-"

Ucapan Melina tergantung saat tiba-tiba Selina memeluknya

"Aku minta maaf, Melina"

Melina terkejut mendengarkan perkataan Selina saat memeluknya. Jeje datang dan ikut memeluk mereka berdua (Selina dan Melina). Selena melihat mereka bertiga berpelukan seperti keluarga... Berbeda marga

Selena berjalan menuju depan Pak Yoo, dan mengasih sesuatu benda kepada nya, Pak Yoo terkejut melihat apa yang Selena kasih padanya. Topi ungu. Topi Rere.

"Ini punya Rere, kan? Anak bapak."

Pak Yoo menerima topi yang dipegang Selena, dia menangis melihat benda terakhir anak nya, Selena tersenyum walaupun hati nya merasa ingin menangis

"Maaf ya kami telah meninggalkan Rere..." Ucap Selena, namun Pak Yoo terus menangisi topi milik Rere itu, benda peninggalan Rere.

"Karis!" Panggil Selena, Karis langsung menoleh. Selena memberi kode agar Karis datang kepada dirinya, akhirnya Karis menghampiri Selena

"Karis, apa kau memaafkan guru mu? Yang telah membunuh...."

Karis mengerti apa yang dibicarakan Selena, pasti Anya. Karis hanya membuang muka artinya dia masih belum Terima, tapi...namanya juga kesalahan...berlebihan.

Karis akhirnya memeluk Pak Yoo dengan ikhlas, Selena ikut memeluk Pak Yoo.

"Langit menghargai apa yang kakek lakukan kok, tapi ya.... Langit gapapa kok dijauhin teman-teman, Langit kan masih punya teman lagi, kakek tak perlu seperti itu, Langit bahagia kok, Kakek juga" di kalimat akhir, Langit memeluk kakek nya dengan kasih sayang

Sekolah Terbengkalai〖 Season 2 〗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang