08. Ada Kecut-Kecutnya

50 22 57
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selepas mengantar Saga, Senja menyusul ke dapur untuk membantu Sari mencuci piring. Ada juga Fatma yang tengah menyiapkan bahan catering untuk besok. Sementara Ani sedang menemani anak-anak belajar bersama.

Senja membilas piring yang sudah dicuci Sari. Selesai dengan kegiatan mencuci piring, dua perempuan itu membantu Fatma.

Tangan Senja yang sedang mengupas bawang terhenti begitu rinai hujan terdengar di telinganya. Dalam hati ia mengucap syukur karena Saga pulang menggunakan kendaraan roda empat jadi laki-laki itu tak akan kehujanan di jalan. Apa tadi? Kenapa Senja jadi memikirkan Saga? Gadis berambut diikat itu menggelengkan kepala mengenyahkan pikiran dalam otak dan kembali pada aktivitasnya.

"Bu, tau nggak? Temennya Senja yang baru ke sini itu sama seperti yang Sari liat kemarin!" Sari yang tengah mengupas kulit telur berkata dengan heboh.

"Loh, iya kah?" tanya Fatma pada Senja.

"Iya, Bu."

"Nak Saga anak baik-baik. Nggak apa-apa loh kalau kamu berteman sama dia. Ibu juga baru kali ini liat kamu pulang sama teman. Bahkan sebelumnya Ibu nggak pernah tau kalau kamu punya teman," kata Fatma.

"Segitu pendiamnya Senja, sampai kita nggak tau kalau Senja punya temen seganteng itu." Sari senyum-senyum membayangkan ketampanan Saga.

Fatma menggelenhkan kepala. "Suamimu juga ganteng, kok."

"Ah, Ibu mah. Lagi bayangin temennya Senja malah diingetin kalau Sari udah punya suami," kesal Sari membuat Fatma terkekeh.

"Oh ya, bicara tentang Nak Saga, kemarin malam Pak Dewa telpon Ibu. Beliau memberi donasi lagi padahal biasanya Pak Dewa kalau memberi donasi itu di akhir bulan yang mana masih lama dari sekarang," tutur Fatma.

"Alhamdulillah dong, Bu." Sari tersenyum senang.

"Iya, cuma Pak Dewa juga nanya soal Senja."

Senja yang namanya disebut merasa bingung. Ada gerangan apa Ayah dari Saga menanyakannya? Apakah karena pria itu tahu Senja berteman dengan Saga dan merasa keberatan? Tapi jika mengingat perlakuan Miranda terhadap Senja, apa mungkin pasangan suami istri itu memiliki sifat yang bertolak belakang?

"Pak Dewa tanya apa aja, Bu?" Bukan Senja yang bertanya melainkan Sari. Perempuan itu terlihat antusias.

"Awalnya hanya bicara biasa mengenai keperluan anak-anak. Pak Dewa juga bercerita kalau anaknya baru kembali dari luar negeri dan sekolah di SMA Abirama. Lalu Ibu bilang kalau Senja juga sekolah di sana. Dari situlah Pak Dewa bertanya lebih tentang Senja," jelas Fatma.

"Wahhh jangan-jangan Pak Dewa mau jadiin Senja sebagai menantunya!" pekik Sari menyadarkan Senja yang melamun.

"Kamu ini ada-ada saja pikirannya," kekeh Fatma. "Gimana tanggapan kamu, Senja?"

Senja dan RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang