Kembali duduk tanpa teman satu meja, Senja merasa ada sesuatu yang kurang. Padahal sebelum kedatangan Saga di kelas ini, Senja sudah terbiasa duduk sendiri tanpa ada teman yang mau menemani. Saga masih dirawat di rumah sakit. Mungkin lusa laki-laki itu baru diperbolehkan pulang.
Kabar kecelakaan yang dialami Saga sudah diketahui seisi Sekolah. Hal itu bisa terjadi mengingat nama orang tua Saga dikenal luas sehingga berita kecelakaan putra semata wayang mereka langsung menjadi topik hangat yang diperbincangkan berbagai kalangan.
"Kalian udah pada denger kan kalau Saga kecelakan?" Seorang siswi berambut panjang ikal berbicara dengan lantang seperti sengaja agar suaranya terdengar seisi ruang kelas.
"Seisi sekolah juga udah tau kalau Saga kecelakaan," sahut siswi berponi.
"Udah gue duga pasti kejadiannya gini," ucap siswa yang duduk tak jauh dari dua siswi tadi. Teman di sampingnya mengangguk setuju. Siswa itu melirik Senja sinis.
"Kebukti kan kalau rumor itu bener?"
"Salah Saga juga sih nggak percaya, padahal udah dikasih tau buat nggak deket-deket dia." Siswi berponi melirik Senja.
"Orang kan gitu, kalau belom ngerasain sendiri susah dikasih taunya."
"Kalau jadi dia, gue ngrasa bersalah sih, kejadian kayak gini bukan sekali dua kali, kan?"
"Tapi kayanya dia nggak ngrasa bersalah. Tuh, liat orangnya masih tenang-tenang aja masuk sekolah!"
"Bener, dasar yatim piatu bawa sial!"
Kepala Senja tertunduk lemas. Sudah sangat jelas, pasti ia yang sedang dibicarakan. Memang siapa lagi pembawa sial selain dirinya? Senja ingin membalas semua kalimat tak mengenakkan yang ia dengar namun bibirnya terasa kelu meski untuk mengucap satu kata saja.
Tenang kata mereka? Tidak tahukah semalaman Senja bahkan menangis karena rasa bersalahnya pada Saga? Mereka tidak tahu seberapa banyak Senja merutuki dirinya sendiri yang membiarkan laki-laki itu berada di dekatnya.
"Kalian apa-apaan sih?! Ngomong pada seenak gudal!" pekik Cakra yang baru datang bersama Bagas.
Mereka masuk kelas mendekat ke dalam kerumunan siswa dan siswi yang tengah menyudutkan Senja.
"Saga kecelakaan karena rem mobilnya blong, nggak ada sangkut pautnya sama Senja. Itu murni kecelakaan. Nggak usah pada kemakan rumor deh!" Giliran Bagas yang berbicara.
"Kalian kenapa jadi belain dia sih? Dulu juga kalian jauhin dia," kata seorang siswi tak terima.
"Iya itu dulu, sekarang kita sadar kalau kita salah. Semua yang terjadi itu udah takdir Tuhan. Nggak ada manusia yang bawa sial!" balas Cakra.
"Jangan munafik deh! Lo juga takut akan kena sial kan, kalau deket sama dia?!"
"Lo berharap apa sih? Lo pengen gue bilang iya terus ikut-ikutan nyinyir kayak lo?!" Cakra meninggikan nada suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Rahasianya
Teen FictionBagaimana rasanya menjalani hidup namun orang di sekitar menjauhi kalian? Hal itu dialami oleh Lembayung Senja. Gadis itu harus merasakan dijauhi teman satu sekolahnya karena sebuah rumor yang beredar. Rumor seperti apa dan bagaimana itu bisa ter...