17. Menjenguk Saga

40 22 69
                                    

Hujan dengan kapasitas sedang yang mengguyur kota di sore ini tak menyurutkan semangat Senja, Cakra dan Bagas untuk menjenguk Saga yang sudah berada di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hujan dengan kapasitas sedang yang mengguyur kota di sore ini tak menyurutkan semangat Senja, Cakra dan Bagas untuk menjenguk Saga yang sudah berada di rumah. Miranda sendiri yang memberi tahu Senja. Mengingat Cakra dan Bagas cukup dekat dengan Saga, Senjapun menawarkan pada mereka untuk ikut ke rumah Saga selepas pulang sekolah.

Dan di sinilah ketiga orang itu berada, kamar Saga. Wajah Saga sempat sumringah saat melihat Senja masuk ke dalam kamarnya. Namun begitu muncul dua orang lain di belakang gadis itu, Saga harus menelan kekecewaan. Saga bukan tak senang dijenguk Cakra dan Bagas, hanya saja kenapa dua orang itu harus datang bersama Senja? Ia jadi tak bisa berduaan dengan gadis itu.

"Muka lo kenapa asem gitu? Nggak suka kita jenguk?" tanya Cakra tak santai.

Bagas duduk di sofa menikmati buah-buahan yang ada atas meja. "Ngarep cuma Senja yang dateng tuh."

Ya, emang! Batin Saga berseru.

"Kalian ke sini dari Sekolah bareng-bareng?" tanya Saga.

"Iyalah, pake nanya nih anaknya Om Dewa," jawab Cakra.

"Kalian kan biasanya naik motor, terus Senja gimana?"

"Tadinya Senja mau naik ojek, cuma gue minta bareng gue aja. Toh tujuannya sama-sama mau ke sini, irit buat Senja juga kan?" jawab Bagas santai, tak tahu kalau jawabannya itu akan membuat temannya yang baru keluar dari rumah sakit, tersulut emosi.

"Kenapa gitu?!" pekik Saga membuat Senja yang duduk tak jauh dari laki-laki itu terkejut.

"Santai bro, nggak usah ngegas juga kali," kata Cakra meledek.

"Tau nih, kalau cemburu bilang aja kali." Cakra menimpali.

"Maksud gue tuh, di luar kan ujan sementara kalian naik motor, nanti kalau habis ini Senja yang sakit, kan kasian dia!" elak Saga.

Benar Saga mengkhawatirkan Senja yang bisa saja sakit namun selain itu Saga juga tak suka jika Bagas berdekatan dengan Senja. Bagaimana jika saat membonceng Senja, temannya itu modus di jalan?

"Ada yang namanya jas ujan, kalau lo nggak tau!" balas Bagas kesal. Namun meski begitu, Bagas tetap tak berhenti memasukkan buah-buahan ke dalam mulutnya.

"Itu Senja bawa buat gue!" tegur Saga pada Bagas. Sepertinya Saga sedang sensi dengan satu temannya itu.

"Ya elah, minta dikit doang gue." Bagas kembali menyuapkan buah jeruk ke dalam mulut.

"Makan cemilan dari nyokap gue aja kenapa sih?!"

"Lah gue sukanya jeruk, kok."

"Jangan dihabisin, Bagas, Saga belum makan jeruknya!" Senja menegur Bagas.

Laki-laki yang terbaring di atas kasur menatap takjub Senja. "Wow, beneran Senja yang ngomong nih?"

"Belom tau aja lo, kejadian di sekolah waktu itu," kata Cakra mengingat keberanian Senja saat itu.

Senja dan RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang