13. Usaha Yang Sia-Sia

36 16 45
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saga itu suka kebersihan dan kerapihan. Terbangun dari tidur dengan pemandangan barang-barang yang berserakan di penjuru kamar membuatnya mendengus kesal. Kulit di sekitar kelopak mata laki-laki itu juga terlihat gelap. Wajah Saga tak secerah hari-hari sebelumnya. Hal itu terjadi karena beberapa malam ini ia tak bisa tidur dengan nyenyak karena ada saja gangguan dari sosok tak kasat mata.

Ayu belum menyerah untuk menakuti Saga. Sudah beberapa malam ini hantu itu melancarkan aksinya untuk mengganggu Saga. Bermacam-macam cara ia lakukan hanya untuk membuat Saga berteriak ketakutan.

Dari lampu kamar yang dinyala hidupkan, air kran kamar mandi yang mengalir sendiri, ruangan yang menjadi sangat dingin, selimut ditarik hingga yang paling membuat Saga terganggu adalah baju-baju di lemari yang dilempar hingga tepat mengenai wajahnya. Seakan sang hantu tak membiarkan Saga terlelap barang sedetikpun.

Beberapa kali Saga pernah melihat bayangan sosok yang meloncat-loncat di balik gorden saat tenggah malam. Lalu setiap ia pulang sekolah, sosok kuntilanak yang duduk di atas pohon tak jauh dari rumah menyambutnya. Terkadang yang ia lihat sosok itu berbaju putih, lain hari sosok itu berganti berwarna merah dan hitam. Awalnya Saga mengira kuntilanak itu hanya berganti baju, namun karena ia penasaran, ia mencari tahu di internet dan menemukan artikel yang menjelaskan beberapa jenis kuntilanak. Setidaknya dengan kejadian yang dia alami, pengetahuan Saga tentang dunia perhantuan bertambah.

Saga masih beruntung karena para hantu itu tak berbuat lebih pada tubuhnya. Itu karena mereka masih sadar akan peraturan untuk tidak menyakiti manusia. Entah apa sebabnya belakangan ini para hantu terus mengganggu Saga. Padahal sebelum kejadian beberapa hari ini, Saga tak pernah bersinggungan dengan makhluk halus. Saga pun tak merasa melakukan kesalahan pada kaum mereka yang bisa dijadikan alasan atas segala gangguan yang ia dapati.

Karena Saga tak membiarkan orang lain membersihkan kamarnya, alhasil ia sendirilah yang harus merapikan setiap kekacauan yang disebabkan oleh Ayu. Selesai memunguti dan mengembalikan baju-baju di ranjang ke lemari, barulah Saga bisa mandi. Tak akan ada adegan air mati saat sampo mengenai rambut lantaran Ayu masih punya malu untuk masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan hal itu. Ingat, Ayu bukan hantu cabul!

Saat keluar kamar, sayup suara seseorang yang ia kenal terdengar. Pasti itu perbuatan sang Ibu. Entah untuk alasan apa lagi hingga Senja di hari yang masih cukup pagi ini sudah berada di rumahnya. Dua perempuan itu duduk berdampingan di ruang keluarga. Sementara sang Ayah masih berada di luar kota.

"Kamu baru bangun aja jam segini?" tanya Miranda melihat Saga yang baru datang. Ia memilih duduk di samping Senja.

"Masih pagi, Ma."

"Jam sebelas kamu bilang masih pagi?"

"Buat Saga itu masih termasuk pagi," kata Saga membela diri.

"Begadang kamu? Mentang-mentang minggu, tuh liat mata kamu sampai hitam!" omel Miranda.

Senja dan RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang