malam panjang

4.5K 30 0
                                    

Dalam ruang sebesar 4x4 meter yang gelap terbaringlah lelaki yang tengah tertidur dengan gelisah. Keringat keluar dari leher dan dahi hingga rambutnya lepek.

Namanya adalah Eza. Lelaki berusia 22 tahun yang tengah sibuk mengurus skripsi di beberapa bulan terakhir ini.

"Eunghh.. " Ia memutar tubuhnya ke samping. Ia meringkuk memegang perutnya.

Matanya masih terpejam, ia gelisah dalam tidurnya. Dari sore tadi ia merasa perutnya terasa aneh. Namun ia menghiraukan hal tersebut, karena memang dari beberapa bulan lalu ia merasa memang ada keanehan. Ia sudah terbiasa dengan perutnya. Walaupun sedikit buncit seperti habis makan 3 bungkus mie.

"Aahh.. " Ia membuka matanya perlahan. Tangannya mengusap perutnya yang tiba-tiba terasa mules.
Ia buru-buru bangkit dari tidurnya dan duduk di atas kloset apartementnya.

Sampai 1 jam berlalu, ia terus mengurut perutnya yang semakin mules, namun tidak ada yang keluar. Ia mengambil melirik jam di ponselnya yang menunjukan pukul 2 subuh.

"Eeunngghh mules bangethhh.. " Ia kembali mengejan panjang.

"Oouhhh... Mmhhh.. " Ia kembali mendesah tak nyaman.

Dirasa tak ada yang keluar, ia memilih menyerah. Ia berjalan ke dapur untuk membuat air hangat untuk meredakan mules di perutnya.

"Oouhhh... Sshhh.. " Ia membungkuk sembari berpegangan pada meja. Gelombang mules kembali menyerangnya.

Ia perlahan melangkah untuk duduk di meja makan dengan segelas teh di tangannya. Ia menyeruput sedikit demi sedikit.

"Aaahhhh shitt.... Mmhh.. " Ia menjauhkan tehnya, tangannya berpegangan pada ujung meja dengn kaki yang terbuka. Mules kembali datang. Jauh lebih kuat.

"Huhhh huhhh huhh..." Ia mengatur napasnya. Menahan untuk tidak mengejan sampai ia kebelet.

Ia tidak tahu apa yang salah dengan dirinya. Tiba-tiba sakit perut, padahal ia tidak makan yang aneh-aneh.

"Kenapah eunghh.. Aduh mules cok... " Ia duduk dengan gelisah. Sesekali memijit pinggangnya yang terasa kebas.
Rasanya seperti ingin buang air besar, namun tidak ada yang keluar.

"Aaaahh heennghhh... " Ia berlari terbirit-birit saat merasa ada yang ingin keluar.

Dengan tangan yang memegang lubang pantatnya dan kaki yang mengangkang ia berjalan cepat ke toilet.

"Ouhh tahan tahann eeuunngghh... " Ia lngsung membuka celananya dan duduk di kloset.

.
.
.

Cerita lanjut di karyakarsa ya guys.
Link on my bio!

mpreg tuiwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang