Hold it!

2.7K 16 0
                                    

"Hi guys its so random but i need to stream immedietly, gue rasa udah ada pembukaan sekarang karena perut gue agak mules sekarang. Seperti yang gue janjikan waktu itu untuk stream selama gue melahirkan, so here we go!"

"By the way gue lagi ada di mall Bandung, gue tau ini random banget, tapi mau gimana lagi. Gue harus cepet-cepet pulang ke apart gue di PIK sekarang juga."

Jangan matiin live nya kak.

Ayo pulang kak!

Kak jangan lupa janji kakak..

Janji kak!

Challenge kak jangan lupa!

"Oh iya gue waktu itu challenge ya? Apasih gue lupa?"

Jangan ngeden smpe 24 jam!

Dont push ka!

Semangat kaka buleee🥰

"Oh iya ya, gue lupa lagi. Yaudah seperti yang gue janjikan ya.. Jangan lupa giftnya ya."

Steven berjalan pelan keluar dari mall. Ia duduk di salah satu bangku di lobby, tangannya sibuk mengusap perutnya yang keras.

"Sabar nak..."

Knp ka? Sakit?

Bukaan brp ka??

"Gue belum cek bukaan sih, tapi kayaknya masih awal soalnya belum kerasa sakit gimana. "

"Nah itu dia, grep gue udah dateng. Tunggu sebentar ya."

Hati-hati ka..

Steven duduk di bangku belakang. Selama di mobil, ia tidak bercakap pada streamernya, takut sang sopir terganggu.

Kurang lebih perjalanan selama setengah jam, ia lalu segera memesan tiket kereta.

"Maaf mas, untuk jam sekarang baru saja berangkat. Mungkin ada lagi untuk pemberangkatan pukul 2 siang."

Steven tergelak. Itu artinya ia harus menunggu 2 jam lebih. Namun ia tidak punya pilihan lain.

"Yaudah gapapa mbak. Satu tiket ya."

Setelah pembelian ia memilih untuk duduk di cafe, setidaknya lebih adem di dalam sana.

Ia duduk di dekat jendela, satu-satunya bangku yang kosong. Beberapa orang yang lewat pasti akan memperhatikan perut besar Steven.

"Auh... Sshh.." Ia mengusap perutnya kasar.

"Udah mulai sakit guys. Pembukaan berapa ya kira-kira? Huhhh..."

Harusnya tadi ke WC dulu ka

Mungkin 4 atau 5 kali kak

Hayoloh... Mana tahan nanti dijalan

Jangan gugup gitu ka, keliatan banget

Mukanya kek orang sang*

Steven bisa melihat jelas komentar yang dilemparkan padanya. Jujur saja penisnya jadi berdiri karena kontrasi. Ia juga tidak tahu kenapa, semenjak turun dari taksi tadi. Bodohnya ia malah memakai celana jeans ketat, jadi penisnya terasa perih.

Steven menggigit bibirnya berkali-kali, keringat dingin terus keluar dari dahi dan punggung. Apalagi sekarang ia mengenakan sweater kebesaran untuk menutupi perutnya agak tak terlalu ketara.

Ia melirik jam di ponselnya yang menunjukan pukul 1 siang. Masih satu jam lagi, namun ia ingin ke toilet sekarang. Jadi mau tak mau ia keluar dari cafe.

Ia berjalan pelan sembari sesekali berhenti. Kameranya masih ia nyalakan.
"Sabar ya guys, gue ke WC dulu. Gak akan gue matiin, cuma dimasukin kantong dulu bentar. "

Stay save kaka ganteng

Aduh baru join lagi...

Kok tiba" Item si layarnya

Iya lagi dimasukin kantong dlu

Dih nanti juga lahiran depan kamera

Steven di stasiun mana ya...

Steven menurunkan celananya sampai selutut, dilihatnya ada flek kemerahan di celananya. Ia menaikan satu kakinya ke kloset, tangannya bergerak kebawa menerka-nerka sudah bukaan berapa.

Ternyata sudah 5. Dalam hati Steven merutuki recana randomnya yang tiba-tiba ingin ke bandung di saat ia hamil tua.

Segera Steven memakai kembali celananya dan berjalan pelan menuju cafe tadi.

"Mmhh... Ouh.. " Ia berhenti sejenak. Kakinya melebar dengan tangan yang berpegangan pada tembok. Kontraksi lagi.

.
.
.

Untuk kelanjutannya ada di karyakarsa yaa...

mpreg tuiwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang