JUNGKOOK sudah sering terjatuh sewaktu dirinya masih kecil. Jadi, bisa dibilang dia itu tahan banting. Bahkan menjadi samsak tinju bos keparatnya itu saja rela dia jalani asalkan itu artinya dia bisa tetap mempertahankan pekerjaan. Maka dari itu, jatuh dengan luka goresan sekecil ini seharusnya tidak akan membuatnya berakhir di dalam gendongan Pangeran Kedua yang total membuat seisi ruangan heboh.
Ini bukannya seperti Jungkook mengalami patah tulang yang parah hingga dia harus diperlakukan seperti orang yang sakit keras, namun River yang ngotot untuk membopongnya barangkali akan menjadi akhir bagi kehidupan singkat Jungkook di dunia ini.
Belum lagi Winter yang memaksa Jungkook untuk diam saja selagi dia membawanya ke kamar tamu khusus yang disediakan oleh pihak kerajaan padahal Jungkook sudah meyakinkan pria itu bahwa kakinya masih sanggup untuk berjalan.
Tak lama, seorang dokter mendatangi ruangan sang Marquess untuk memeriksa lukanya. Jungkook tak ingat banyak apa yang terjadi di sisa malam pertunangan Summer sebab dia langsung terlelap seperti orang mati saking kalutnya.
Ketika fajar telah menyingsing dari balik tirai kamar, Jungkook menemukan lukanya tak lagi menimbulkan nyeri walau sempat terjadi pembengkakan di area sekitar lecet yang kembali berdarah.
Dokter bilang luka lecet seperti ini dapat sembuh dalam waktu satu sampai dua minggu, asalkan Jungkook rutin membersihkan lukanya dan mengoleskan salep antibiotik. Oh, dia tidak akan khawatir lagi soal mengurus luka karena kini ada Anna yang selalu siap 24/7 melayani Casey; yang dalam hal ini adalah dirinya.
Jadi, Anak itu menghela napas panjang, memikirkan kembali hal-hal yang telah ia lalui selama lima hari menjadi Casey Winston—yang sebenarnya tidak banyak sebab Jungkook menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur dan pingsan.
“Tapi rasanya tetap tidak masuk akal.” gumam pemuda itu, “kalau aku sungguhan memasuki dunia Webtoon ini seperti cerita-cerita yang pernah ku baca, kok alurnya bisa berubah gini?”
Dia kemudian bersidekap, “Aku yakin sekali tidak ada chapter yang menunjukkan kalau Casey berdansa dengan River. Lalu yang kemarin itu apa?”
Kepalanya digaruk frustasi, “Ish, bikin pusing saja.”
Tapi, jika dipikiran kembali, kedatangan Jungkook di dunia ini juga cukup aneh; well, semua hal yang dia alami sejak insiden subway memang sudah aneh— tapi dari pengetahuan cetek Jungkook soal dunia transmigrasi, seseorang akan bertransmigrasi ke dunia lain—ekhm, dunia novel, sesaat setelah orang itu mengalami kematian yang tragis.
“Aku yakin banget kalau aku belum mati.” katanya, “cahaya di terowongan itu yang bawa aku kesini. Aku tidak mungkin salah ingat.”
Lalu, yang jadi pertanyaannya adalah—kenapa?
Jungkook yakin sekali hidupnya baik-baik saja. Yah, walaupun nasibnya memang tidak mujur-mujur amat. Tapi, dia merasa puas dengan kehidupan yang dia jalani sebagai Jeon Jungkook. Lantas, mengapa kini dia menjadi Casey Winston? Karakter yang tidak memiliki pengaruh apa-apa atas berjalannya alur cerita?
Kepalanya serasa mengasap sebab terlalu banyak kata kenapa yang tak kunjung mendapat titik terang. Anak itu kemudian memutuskan untuk turun dari ranjang dengan langkah hati-hati.
“Pasti ada alasannya.” gumam Jungkook, “aku harus cari tahu soal itu. Mungkin saja itu bisa jadi kunci aku kembali ke kehidupanku sebagai Jeon Jungkook.”
Jungkook sudah terbiasa menghadapi situasi sulit dalam hidupnya yang mengenaskan itu, dan dengan cara yang sangat mengesankan, dia mampu mengatasi semuanya. Jadi, setidaknya, dia harus menggunakan otaknya juga disini jika ingin mencari jalan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ɪ ᴏɴᴄᴇ ᴡᴀꜱ ᴘᴏɪꜱᴏɴ ɪᴠʏ, ʙᴜᴛ ɴᴏᴡ ɪ'ᴍ ʏᴏᴜʀ ᴅᴀɪꜱʏ [ᴛᴀᴇᴋᴏᴏᴋ]
FanfictionJungkook menemukan dirinya terjebak dalam sebuah terowongan misterius saat ia dalam perjalanan pulang dari kantor. Ketika terowongan tersebut berakhir, ia justru mendapati dirinya berada di dalam dunia novel yang baru saja ia baca. Di himpit antara...